Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Mat. 19:21)
Perbuatan baik
Ada seorang pemuda datang kepada Yesus, dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Perhatikanlah, dia hanya ingin melakukan perbuatan baik saja agar bisa selamat dan bisa mendapat hidup kekal. Dia tidak memperhatikan iman dan percaya pada Tuhan. Lalu Yesus menjawab, “Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Berarti Yesus berkata, kita bisa melakukan perbuatan baik saja untuk memperoleh keselamatan kekal tapi dengan persyaratan harus melakukan semua perintah Allah.
Kata orang itu kepadaNya, “Perintah yang mana?” Pemuda ini ingin mengetahui secara tepat perintah apa saja yang menjadi persyaratan Allah itu. Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesame manusia seperti dirimu sendiri.” Kemudian orang muda itu tentu berpikir lagi, “Ah, ternyata cuma melakukan hukum Taurat. Itu pun cuma setengahnya belum semuanya. Ditambah lagi dengan mengasihi manusia. Ah, mudahlah itu.” Lalu kata orang muda itu kepadaNya, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”
Pernyataan amat sombong
Pernyataan orang muda itu amat sombong. Seolah-olah dia sudah melaksanakan semua perintah itu. Padahal perintah “Kasihi sesamamu” belum juga dilakukannya. Sebab mengasihi sesama kita itu, suatu perintah yang amat sulit dilakukan. Jangankan mengasihi musuh kita, mengasihi saudara seiman kita saja masih sulit dilakukan. Tapi berani-beraninya dia mengaku semua sudah diturutinya. Bahkan kemudian bertanya lagi, “Apa lagi yang masih kurang?” Bukankah itu pernyataan yang sombong sekali? Seolah-olah dia menantang Yesus untuk memberikan perintah yang lainnya.
Padahal dia belum lagi mengetahui kalau Yesus membuat pernyataan bahwa jika hidup keagamaan kita tidak lebih dari orang Farisi dan Ahli Taurat, kita tidak akan bisa masuk kerjaan Sorga. (Mat. 5:20) Bayangkan, perkataan Yesus, bukan hanya membunuh, tapi berani marah saja pada saudara kita, harus dihukum. Demikian juga setiap orang yang melihat perempuan serta menginginkannya sudah berzinah di dalam hatinya. Masih ada banyak lagi.
Juallah segala milikmu
Maka berkatalah Yesus, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah dan juallah segala milikmu. Berikan itu pada orang miskin.” Mengapa Yesus menyuruh dia untuk menjual seluruh hartanya? Apakah Yesus ingin hartanya habis, lalu mengikut Dia? Bukankah itu berarti Yesus menyuruh semua muridNya menjadi miskin?
Bukan seperti itu, saudaraku. Maksud Yesus adalah jika orang muda itu sudah bisa menjalankan hukum Taurat dan benar-benar rela mengorbankan semua miliknya termasuk uangnya untuk orang lain, maka orang itu sudah mampu menyelamatkan dirinya sendiri. Jadi Yesus ingin melihat apakah dia benar-benar mengasihi orang lain seperti yang dikatakannya.
Ternyata dia tidak mampu
Ternyata orang muda itu pergi dari hadapan Yesus. Mengapa? Dia tidak mampu melakukannya. Karena hartanya amat banyak. Padahal tadi dia katakan dengan penuh percaya diri, bahwa memuanya sudah kuturuti. Wow! Ternyata dia masih mencintai hartanya. Jadi dia belum bisa mengasihi orang lain, seperti dia mengasihi dirinya sendiri. Sebab ternyata memang tidak ada orang yang sanggup melakukan semua hukum Taurat dengan sungguh-sungguh. Tidak ada seorang pun.
Termasuk orang Farisi dan ahli Taurat. Memang sungguh berat melakukan hukum Taurat seutuhnya. Hukum Taurat mengatakan jangan berdusta, ternyata mereka berdusta Ketika mengatakan bahwa murid-murid telah mencuri mayat Yesus. Jangan membunuh, mereka membunuh Yesus. Ternyata tidak ada seorang pun yang sanggup menyelamatkan dirinya sendiri dengan melakukan hukum Taurat.
Imanlah yang menyelamatkan
Kalau hukum Taurat tidak bisa menyelamatkan kita, lantas apa yang bisa mengerjakan hal itu? Itulah gunanya Yesus turun dari sorga dan menjadi manusia supaya kita yang percaya padaNya bisa masuk ke dalam sorga. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16)
Jadi asal kita percaya pada Yesus, pasti akan memperoleh hidup kekal. Orang itu tidak akan binasa dalam api neraka. Siapa yang mengutus Yesus? Itulah Allah yang amat mengasihi kita semua. Allah mengutus anakNya yang Tunggal itu, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Puji Tuhan.
Perbuatan baik mengikuti kita
Tapi setelah kita percaya pada Tuhan, barulah perbuatan baik itu diperlukan. Mengapa? Sebab kalau kita tidak berbuat baik, Tuhan pun tidak berkenan pada kita. “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yak 2:26) Kita tetap harus melakukan hukum-hukum Tuhan. Tapi tentu saja itu bukan yang terutama untuk selamat, sebab keselamatan kita ditentukan oleh iman.
Karena itu setelah kita beriman teguh pada Yesus, kita harus juga melakukan kebaikan. Jangan terbalik. Jadi orang Kristen juga harus melakukan semua kebaikan yang diperintahkan Yesus. Tapi kebaikan itu tidak akan menyebabkan keselamatan. Tapi bila kita hanya beriman tanpa melakukan semua perintah Tuhan Yesus, maka iman kita akan mati.
Penutup
Jadi bukan perbuatan baik kita yang menyelamatkan kita, tapi karena iman kita pada Yesus. Tapi kalau kita beriman pada Yesus tetapi melakukan kejahatan kita juga tidak akan selamat.
Demikianlah renungan Firman Tuhan. Amin.