|
Simon Petrus |
“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya..” (Mat. 16:18)
Siapakah Simon Petrus?
Simon adalah anak dari Yohanes (Yoh. 1:42) atau Yunus (Mat. 16:17). Ia berasal dari Betsaida (Yoh. 1:44), memiliki saudara bernama Andreas. Ia seorang nelayan yang bersama-sama dengan Andreas datang menghadap Yesus sebagai murid yang pertama. Ketika Yesus berjumpa dengan mereka, Ia pun memandang Simon dan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya Petrus)." (Yoh. 1:42).
Petrus artinya batu karang. Dalam bahasa Yunani, Petrus disebut Petros dan dalam bahasa Aram disebut Kefas. Hal itu terjadi karena Yesus akan mendirikan jemaatNya di atas batu karang (Petrus) (Mat. 16:18).
Penjala Manusia
Saat Petrus sedang menjala ikan bersama Andreas dan teman-temannya di danau Genesaret, Yesus datang menghampiri mereka dan berkata, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat. 4:19)
Penjala manusia ialah orang memenangkan jiwa menjadi murid Yesus. Mungkin pada awalnya mereka belum mengerti mengenai tugas mereka itu.
|
Yesus memanggil murid-muridNya |
Petrus sudah beristeri
Petrus saat bertemu Yesus sudah menikah sebab di Alkitab ditulis Yesus menyembuhkan ibu mertuanya (Mat. 8:14)
Berjalan di atas air
Sekitar jam tiga malam, Yesus berjalan di atas air. Murid-muridNya yang sedang di atas perahu terkejut melihatNya dan berseru, "Itu hantu!" Tetapi Yesus berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Petrus berseru, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Petrus pun berjalan di atas air.
Ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku." Yesus memegang dia dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang." Mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. (Mat. 14:22-32)
|
Yesus menolong Petrus |
Yesus adalah Mesias
Yesus bertanya pada murid-muridNya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Mereka menjawab, "Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari nabi." Yesus bertanya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"
Simon Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga." (Mat. 16:13-17)
Membasuh kaki
Dalam perjamuan malam, Yesus melepas jubahNya lalu mengikatkan kain lenan dipinggangNya. Ia menuangkan air pada basi dan mulai membasuh kaki murid-muridNya dan menyeka dengan kain lenan. Ketika sampai pada Petrus, Petrus berkata, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."
Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" (Yoh. 13:6-9)
|
Yesus membasuh kaki |
Yesus dipermuliakan
Suatu kali Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke gunung. Yesus berubah bercahaya di depan mereka. Tampaklah Musa dan Elia sedang berbicara kepadaNya. Petrus pun berkata, "Tuhan, jika Engkau mau, biarlah kudirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Mat. 17:1-4)
|
Yesus dimuliakan |
Petrus menegur Yesus
Yesus menyatakan pada murid-muridNya bahwa Dia harus mengalami banyak penderitaan, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Tapi Petrus menegor Yesus, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Yesus berkata padanya, "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat. 16:21-23)
Membayar bea Bait Allah
Yesus memerintahkan Petrus untuk memancing ikan. "Pada ikan pertama, bukalah mulutnya, engkau akan mendapatkan uang empat dirham. Ambillah dan bayarlah kepada mereka, bagiKu dan bagimu juga." (Mat. 17:27)
Menghunus pedang
Pada peristiwa penangkapan Yesus, Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkan kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus, "Sarungkan pedangmu itu." (Yoh. 18:10-11a)
Menyangkal Yesus
Ketika Yesus berkata bahwa para muridNya akan terguncang imannya, Petrus menjawab, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Yesus berkata kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Mat. 26:31-34) Hal itu terbukti di dalam Matius 26:69-74.
Tiga ribu orang bertobat
Ketika Yesus sudah naik ke sorga, lalu tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu penduduk dan pendatang tercengang melihat hal itu. Bangkitlah Petrus untuk mulai berkotbah. Orang-orang yang menerima perkataannya dan dibaptis kira-kira tiga ribu jiwa. (Kis. 2:1-41)
Kematian Petrus
Di Alkitab tidak ditulis peristiwa kematian Petrus. Menurut tradisi, ketika terjadi penganiayaan umat Kristen oleh bangsa Romawi, Petrus diminta untuk pergi dari Roma. Ketika ia sedang berjalan, tiba-tiba ia melihat Yesus pergi ke Roma. Ia pun bertanya, "Tuhan, hendak kemanakah Engkau? (bahasa Latin: Quo Vadis Domine)." Yesus menjawab, "Aku hendak disalibkan untuk kedua kali." Segera Petrus pun berbalik lagi.
Kemudian Petrus mati disalib terbalik dengan kepala di bawah pada pemerintahan Nero di Roma. Dia merasa tidak layak mati disalib dalam keadaan sama seperti Yesus.
Tulisan Petrus
Petrus menulis surat yaitu 1 Petrus dan 2 Petrus dan dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru.
Penutup
Sebetulnya masih ada beberapa tulisan lain tentang Petrus, tapi kita tidak membahasnya. Kita telah mempelajari karakter Petrus yang cepat bersikap, namun ternyata ada juga yang tidak tepat. Bahkan dia sudah menyangkal Yesus, tetapi dia kembali minta ampun dan bertobat. Tuhan selalu mau mengampuninya. Sampai akhir hidupnya ia tetap sebagai orang yang beriman dan pemimpin gereja.
Biarlah kita juga tetap setia pada Yesus. Setiap kesalahan kita, kita selalu minta ampun kepadaNya dan tidak berbuat lagi kesalahan yang sama. Demikianlah tulisan ini. Semoga bermanfaat. Amin.
Yohannes Lie, Kamis 4 Maret 2021