Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 April 2024

Simon Orang Kirene

 

Reruntuhan Kota Kirene


“Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.” (Mat. 27:32)


Simon Kirene 

Ada seorang pria dari Kirene bernama Simon. Ia  sedang berjalan-jalan di suatu tempat dekat jalan yang menuju ke Golgota. Mungkin karena dia tertarik melihat ada begitu banyak orang sedang berdiri menonton sesuatu di sepanjang jalan, ia pun segera ke sana. Lalu dia berdiri di pinggir jalan. Dia menyaksikan Seseorang sedang disiksa dan harus berjalan sambil memikul salib. Kasihan sekali melihatnya sebab Orang itu sering terjatuh karena kelelahan. Lalu ia mendekat lagi karena ingin melihat lebih jelas lagi. 

Ketika ia mendekati Yesus itulah, justru menarik perhatian seorang prajurit Romawi yang sedang mengawal Yesus. Prajurit itu melihat Simon sebagai orang yang kuat untuk memikul salib. Maka tiba-tiba prajurit itu menarik si Simon, lalu memerintahkan dia agar mau membawa salib yang berat itu di pundaknya. Simon pun terpaksa menuruti perintah prajurit itu. Lagi pula dia merasa berbelas kasih melihat betapa sengsaranya Yesus itu. Jadi walau dipaksa oleh prajurit itu, dan ia menderita karena ia yang semula hanya ingin menyaksikan peristiwa itu ternyata harus memikul salib, tapi Simon tidak menolaknya. Dia membawa dengan patuh, salib itu sampai di bukit Golgota.


Siapakah Simon itu?

Siapakah sebetulnya Simon dari Kirene itu? Ia adalah seeorang yang membantu Yesus membawa salibNya ke bukit Golgota. Kisahnya itu tertulis dalam kitab Matius, Markus dan Lukas. Ia adalah ayah dari Aleksander dan Rufus. Diperkirakan Rufus adalah seorang murid dari Paulus orang Kristen dan orang pilihan dalam Tuhan (Rom. 16:13)


Dimana Kirene itu?

Kirene tempat kelahiran Simon berada di Afrika Utara di daerah sekitar Lybia. Orang Yahudi dari Kirene mendirikan sinagogenya di Yerusalem. Pendatang dari Kirene juga ke Yerusalem sewaktu terjadi pencurahan Roh Kudus di loteng Yerusalem. (Kis. 2:10) Dahulu kala Kirene merupakan kota Yunani kuno tertua dan terpenting


Penutup

Simon adalah orang yang harus mengikuti perintah prajurit saat dia mengawasi Yesus. Lalu dia dipaksa untuk memikulnya, tapi ia dengan rela membawa beban berat itu sampai di Golgota. Dia adalah suatu teladan bagi kita yang mau mengikuti jalan salib itu. Dan itu juga merupakan bukti sejarah bagi peristiwa penyaliban Yesus.

Sekianlah renungan ini. Tuhan memberkati. 

Yohannes, Sabtu 13 April 2024

Selasa, 20 April 2021

Sadhu Sundar Singh

 

Sadhu Sundar Singh


Kelahiran Sundar Singh

Pada 3 September 1889, di Distrik Rampur, wilayah Bernala Patiala, India Timur, lahirlah seorang anak laki-laki dari Sher Singh, yang diberi nama Sundar Singh. Dia adalah putra dari keluarga beragama Sikh. Keluarga ini cukup kaya dibandingkan para tetangganya. Ibunya dianggap orang suci dalam agama Sikh dan diberi gelar Sikh Bakhta. Ibunyalah yang mengajar Sundar menghafal isi kitab suci agamanya yang bernama Bagawat Gita. 

Lalu ibunya membawanya ke seorang sadhu, orang suci Sikh, yang tinggal jauh di hutan. Sedangkan untuk belajar bahasa Inggris, ibunya mengirimnya ke Ewing Christian High School yang dikelola misi dari Inggris. Di sana Sundar mempelajari buku Alkitab. Ia juga mempelajari agama lain, yaitu Hindu dan Islam. Ia belajar Yoga. Tapi dia cenderung menolak ajaran Alkitab.

Kematian ibunya

Ibunya meninggal ketika Sundar berusia 14 tahun. Kematian ibunya menimbulkan rasa benci terhadap agama Kristen. Dia menduga ajaran Kristen tidak benar. Lalu dia menganiaya orang Kristen dan berhenti dari sekolahnya. Ia membakar sebuah Alkitab di hadapan teman-temannya. Ayahnya mengingatkan ibunya pernah berkata Alkitab adalah buku yang baik. Tapi Sundar tetap tidak peduli dan membakarnya sampai habis. 

Ia begitu merasa kehilangan sehingga ia memutuskan akan bunuh diri esok harinya dengan menabrakkan diri ke kereta api yang melaju di dekat rumahnya. Ia ingin cepat-cepat mati. Namun sebelum melakukan hal itu, dia berdoa pada Allah sejati mohon tanda dariNya bahwa Dia benar-benar ada. 

Bertemu Yesus Kristus

Sundar berpikir jika Allah sejati itu ada, Dia akan datang menghampirinya, tapi jika tidak, dia akan mati. Malam itu sekitar pukul 3 malam, Yesus pun datang menjawabnya. Sundar melihat Yesus menampakkan diri kepadanya dalam sinar yang sangat terang, dan mengatakan Ia datang untuk menyelamatkannya. Sundar amat terkejut. Dikiranya rumahnya kebakaran. Ternyata tidak terjadi apa-apa. Hal itu membuat Sundar berubah. Ia mengetahui bahwa Yesus itu hidup dan datang kepadanya. Yesus mengajak Sundar untuk percaya dan mengikuti ajarannya.

Sebelum subuh Sundar memberitahukan kejadian itu pada ayahnya. Ia menceritakan penglihatannya semalam dan berkata ia akan menjadi misionari Kristen dan mengikuti Yesus Kristus. Ayahnya amat terkejut dan menentangnya. Setelah ia tidak mempan dikerasi, lalu ditawari uang agar meninggalkan Yesus. Tapi ia tetap menolaknya. Kemudian saudaranya, Rajender Singh meracuni dia. Para tetangganya juga melempari ular ke rumahnya. Namun dia ditolong oleh orang Kristen Inggris di dekatnya rumahnya. Akhirnya dia pun diusir keluarganya.

Usia 16 tahun dibaptis

Sundar dibaptis saat berusia 16 tahun di gereja Inggris di Simla di kaki gunung Himalaya. Sesudah itu, dia tinggal di Rumah Misionari Kristen di Sabathu, dekat Simla untuk melayani pasien penyakit kusta. 

Memberitakan Injil

Kemudian dia memutuskan untuk menjadi seorang Sadhu Kristen. Sebagai sadhu, ia akan mengajar orang dengan berjalan kaki, mengenakan jubah kuning, tidak memiliki tempat tinggal, uang, atau harta. Makanan dan penginapannya adalah dari hasil belas kasihan orang lain. Ia berpikir bahwa orang India sulit percaya pada Yesus tanpa melalui cara India. 

Sedang duduk


Pada Oktober 1906 Sadhu Sundar Singh memulai perjalanannya. Setelah kembali ke kota kelahirannya, ia berangkat ke utara melalui Punjab, melewati Bannihal Pass sampai ke Kashmir. Kemudian balik memasuki daerah batas Utara-Barat dan Baluchistan. Dia dikenal sebagai "Rasul dengan kaki berdarah" oleh orang Kristen di utara. Dia dianiaya dan dilempari batu karena kepercayaannya dan pengalaman mistiknya.

Tahun 1908, dia melalui batas Tibet. Tapi dia amat terkejut ketika dilempari batu ketika mandi, karena disana orang percaya kalau orang suci tidak pernah mandi. Kemudian dia pergi ke Bombay, berharap dapat berangkat ke Palestina, tapi dia ditolak ijinnya. lalu dia balik ke utara. 

Kekecewaan Sadhu Sundar Singh

Dia menyadari selama masih di misi peradaban Barat dia akan selalu berlawanan dengan nilai-nilai Kristen. Dia kecewa dengan materialisme dan kolonialisme masyarakat Barat yang mencoba menggantikan identitas gereja India. Dia kecewa karena Kristen India mengadopsi tradisi, literatur, dan pakaian Inggris yang tidak berhubungan dengan kekristenan.

Pada Desember 1909, Sundar mulai melakukan pelatihan untuk pengabaran Injil di Perguruan Anglican di Lahore. Selama pendidikan, dia tidak berhubungan dengan siswa lainnya. Dia bertemu mereka hanya pada saat makan dan sesi doa. Dia amat berbeda. Dia menolak budaya penginjilan Anglican. Dikatakan bahwa sebagai pendeta Anglican, dia harus melepaskan jubah sadhunya, diganti pakaian resmi Eropa. Dia juga harus menggunakan cara penyembahan Anglican resmi, menyanyikan himne Inggris dan tidak berkotbah di luar yang sudah diajarkan tanpa ijin. Karena itu sesudah delapan bulan pendidikan, ia keluar pada Juli 1910.

Pengalamannya

Pada awal 1912, dia muncul dengan seorang pertapa berusia tiga ratus tahun di gua pegunungan, Maharishi Kailas, dimana dia menghabiskan waktu berminggu-minggu dalam persahabatan yang akrab.

Di kota Rasar, Tibet, dia dilemparkan ke sumur kering karena menyampaikan penginjilan. Sumur itu penuh tulang dan daging busuk. Dia dikunci dan diharapkan mati, namun tiga hari kemudian dia selamat. Seseorang telah menolongnya, tapi saat dia ingin berterima kasih, tidak terdapat orang di sekitarnya. Orang kemudian menangkapnya lagi, dan bertanya darimana ia mendapat kuncinya. Tapi kemudian melepaskannya karena kuncinya masih ada pada mereka.   

Perjalanannya

Pada tahun 1918 dia membuat perjalanan panjang ke India Selatan dan Ceylon, dan tahun berikutnya dia diundang ke Birma, Malaysia, Tiongkok dan Jepang.

Sudah lama Sundar ingin mengunjungi Inggris. Kesempatan itu datang ketika ayahnya, yang sudah bertobat, memberinya uang untuk ke sana. Dia mengunjungi Barat dua kali, ke Inggris, Amerika Serikat dan Australia pada tahun 1920, dan balik ke Eropa lagi pada 1922.

Pada 1923, Sundar melakukan kunjungan musim panasnya ke Tibet. Dia balik karena kelelahan. Pada 1929, Sundar melakukan perjalanan terakhir ke Tibet walau dilarang oleh teman-temannya. Dia ternyata menghilang di Tibet dan tidak seorang pun menemukan jasadnya

Pada awal 1940-an, Bishop Augustine Peters telah menyelamatkan saudara Sundar, Rajender Singh dan membaptisnya di Punjab.

Penutup

Itulah seputar kisah Sadhu Sundar Singh. Tentu saja kisah ini tidak lengkap. Bagaimana seorang yang semula menolak Yesus Kristus, pada akhirnya berubah menjadi misionari hebat dari India. Dia amat rindu memberitakan Injil keselamatan bagi orang lain. Amin.

Yohannes, Selasa 20 April 2021

Kamis, 04 Maret 2021

Simon Petrus

 

Simon Petrus


“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya..” (Mat. 16:18)


Siapakah Simon Petrus?

Simon adalah anak dari Yohanes (Yoh. 1:42) atau Yunus (Mat. 16:17). Ia berasal dari Betsaida (Yoh. 1:44), memiliki saudara bernama Andreas. Ia seorang nelayan yang bersama-sama dengan Andreas datang menghadap Yesus sebagai murid yang pertama. Ketika Yesus berjumpa dengan mereka, Ia pun memandang Simon dan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya Petrus)." (Yoh. 1:42).

Petrus artinya batu karang. Dalam bahasa Yunani, Petrus disebut Petros dan dalam bahasa Aram disebut Kefas. Hal itu terjadi karena Yesus akan mendirikan jemaatNya di atas batu karang (Petrus) (Mat. 16:18). 


Penjala Manusia

Saat Petrus sedang menjala ikan bersama Andreas dan teman-temannya di danau Genesaret, Yesus datang menghampiri mereka dan berkata, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Mat. 4:19) 

Penjala manusia ialah orang memenangkan jiwa menjadi murid Yesus. Mungkin pada awalnya mereka belum mengerti mengenai tugas mereka itu. 

Yesus memanggil murid-muridNya


Petrus sudah beristeri

Petrus saat bertemu Yesus sudah menikah sebab di Alkitab ditulis Yesus menyembuhkan ibu mertuanya (Mat. 8:14) 


Berjalan di atas air

Sekitar jam tiga malam, Yesus berjalan di atas air. Murid-muridNya yang sedang di atas perahu terkejut melihatNya dan berseru, "Itu hantu!" Tetapi Yesus berkata, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Petrus berseru, "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air." Kata Yesus, "Datanglah!" Petrus pun berjalan di atas air. 

Ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, "Tuhan, tolonglah aku." Yesus memegang dia dan berkata, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang." Mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. (Mat. 14:22-32) 

Yesus menolong Petrus


Yesus adalah Mesias

Yesus bertanya pada murid-muridNya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Mereka menjawab, "Ada yang mengatakan Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah seorang dari nabi." Yesus bertanya, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Simon Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya, "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga." (Mat. 16:13-17)


Membasuh kaki

Dalam perjamuan malam, Yesus melepas jubahNya lalu mengikatkan kain lenan dipinggangNya. Ia menuangkan air pada basi dan mulai membasuh kaki murid-muridNya dan menyeka dengan kain lenan. Ketika sampai pada Petrus, Petrus berkata, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak."

Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" (Yoh. 13:6-9)

Yesus membasuh kaki


Yesus dipermuliakan

Suatu kali Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes naik ke gunung. Yesus berubah bercahaya di depan mereka. Tampaklah Musa dan Elia sedang berbicara kepadaNya. Petrus pun berkata, "Tuhan, jika Engkau mau, biarlah kudirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Mat. 17:1-4)

Yesus dimuliakan


Petrus menegur Yesus

Yesus menyatakan pada murid-muridNya bahwa Dia harus mengalami banyak penderitaan, lalu dibunuh dan bangkit pada hari ketiga. Tapi Petrus menegor Yesus, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 

Yesus berkata padanya, "Enyahlah iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat. 16:21-23)


Membayar bea Bait Allah

Yesus memerintahkan Petrus untuk memancing ikan. "Pada ikan pertama, bukalah mulutnya, engkau akan mendapatkan uang empat dirham. Ambillah dan bayarlah kepada mereka, bagiKu dan bagimu juga." (Mat. 17:27)


Menghunus pedang

Pada peristiwa penangkapan Yesus, Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkan kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. Kata Yesus, "Sarungkan pedangmu itu." (Yoh. 18:10-11a) 


Menyangkal Yesus

Ketika Yesus berkata bahwa para muridNya akan terguncang imannya, Petrus menjawab, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Yesus berkata kepadanya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Mat. 26:31-34) Hal itu terbukti di dalam Matius 26:69-74.


Tiga ribu orang bertobat

Ketika Yesus sudah naik ke sorga, lalu tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu penduduk dan pendatang tercengang melihat hal itu. Bangkitlah Petrus untuk mulai berkotbah. Orang-orang yang menerima perkataannya dan dibaptis kira-kira tiga ribu jiwa. (Kis. 2:1-41)


Kematian Petrus

Di Alkitab tidak ditulis peristiwa kematian Petrus. Menurut tradisi, ketika terjadi penganiayaan umat Kristen oleh bangsa Romawi, Petrus diminta untuk pergi dari Roma. Ketika ia sedang berjalan, tiba-tiba ia melihat Yesus pergi ke Roma. Ia pun bertanya, "Tuhan, hendak kemanakah Engkau? (bahasa Latin: Quo Vadis Domine)."  Yesus menjawab, "Aku hendak disalibkan untuk kedua kali." Segera Petrus pun berbalik lagi. 

Kemudian Petrus mati disalib terbalik dengan kepala di bawah pada pemerintahan Nero di Roma. Dia merasa tidak layak mati disalib dalam keadaan sama seperti Yesus.  


Tulisan Petrus

Petrus menulis surat yaitu 1 Petrus dan 2 Petrus dan dimasukkan ke dalam kanon Perjanjian Baru.


Penutup

Sebetulnya masih ada beberapa tulisan lain tentang Petrus, tapi kita tidak membahasnya. Kita telah mempelajari karakter Petrus yang cepat bersikap, namun ternyata ada juga yang tidak tepat. Bahkan dia sudah menyangkal Yesus, tetapi dia kembali minta ampun dan bertobat. Tuhan selalu mau mengampuninya. Sampai akhir hidupnya ia tetap sebagai orang yang beriman dan pemimpin gereja. 

Biarlah kita juga tetap setia pada Yesus. Setiap kesalahan kita, kita selalu minta ampun kepadaNya dan tidak berbuat lagi kesalahan yang sama. Demikianlah tulisan ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Yohannes Lie, Kamis 4 Maret 2021

Rabu, 30 Januari 2019

Raja Herodes

 Dinasti Herodes

Dinasti Herodes

Kali ini akan saya sajikan tokoh cukup signifikan dalam kitab Perjanjian Baru, yaitu Herodes. Ternyata Herodes bukan hanya satu orang, tetapi ada lima orang. Mereka itu semuanya adalah:
1. Herodes Agung,
2. Herodes Arkhelaus,
3. Herodes Antipas,
4. Herodes Agripa, dan
5. Herodes Agripa II.

Siapakah mereka yang begitu berperan dalam kehidupan orang banyak? Mereka adalah para raja, tetapi merupakan bentukan dari para tokoh Roma. Mereka dijadikan sebagai penguasa di wilayah sekitar Israel. Berikut akan digambarkan sekilas tentang mereka.

1. Herodes Agung

Sejarah Herodes Agung 

Kita perlu mengenal terlebih dahulu Herodes Agung, orang pertama yang memerintah di Israel. Ternyata dia bukanlah keturunan Israel, tetapi keturunan suku Edom atau suku Esau, saudara Yakub. Karena itu dia dipandang rendah oleh orang Yahudi asli. 

Herodes Agung menggantikan Antipas, ayahnya yang meninggal dunia. Dia terkenal dalam Alkitab sebagai penguasa Yudea pada masa Kristus lahir. Lalu Antonius, pemimpin Roma, menjadikan Herodes Agung raja atas orang Yahudi. 

Dalam upaya membangun bagi bangsa Yahudi, Herodes Agung merancang Bait Suci Yerusalem. Namun hal itu tidak menjadikannya lebih dihargai, karena dia juga membangun kuil-kuil bagi dewa-dewa bangsa kafir.

Sifat culas Herodes Agung

Herodes Agung memiliki sifat curiga ketika orang Majus datang ke Yerusalem dan menanyakan dimana putra raja yang baru dilahirkan. Dia benar-benar terkejut mendengar hal itu. Tapi dia berpura-pura. Lalu dibujuknyalah orang Majus agar kembali kepadanya. Tapi orang Majus tidak kembali padanya. (Matius 2:1-8)

Dan setelah dia merasa dibohongi, kemudian dia memerintahkan para prajuritnya agar membunuh anak-anak di Betlehem dan sekitarnya sekitar dua tahun kebawah, dengan tujuan untuk membunuh Yesus. (Matius 2:16-18). 

Dalam Matius 2:19, Herodes pun mati. Dalam wasiatnya ia mewariskan kerajaannya kepada tiga anaknya yaitu Herodes Arkhelaus daerah Yudea dan Samaria (Matius 2:22), Herodes Antipas daerah Galilea dan Perea, dan Filipus daerah bagian timurlaut (Lukas 3:1). Pembagian warisan ini disahkan oleh Agustus.

2. Herodes Arkhelaus 

Herodes Arkhelaus memerintah di Yudea, di tempat ayahnya, Herodes Agung, tetapi tanpa gelar raja. Ia adalah anak sulung Herodes. Namun ia memerintah dengan buruk. Banyak penindasan yang dia terapkan dalam pemerintahannya. 

Akhirnya utusan Yudea dan Samaria berangkat ke Roma. Mereka mengingatkan kaisar Agustus bahwa jika Arkhelaus tidak disingkirkan, akan terjadi pemberontakan. Sesuai tuntutan mereka, Arkhelaus dipecat dan dibuang. 

3. Herodes Antipas 

Yang dimaksudkan dengan “raja wilayah Herodes” dalam Lukas 3:19 sebenarnya adalah Herodes Antipas. Ia adalah anak termuda dari Herodes Agung dan mewarisi wilayah Galilea dan Perea. 

Dia terkenal karena peristiwa Yohanes Pembaptis dipenjarakan dan dihukum mati (Markus 6:17-28). Juga karena pertemuannya yang singkat dengan Yesus sewaktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pilatus untuk diadili (Lukas 23:7). Dicatat bahwa Yesus menjuluki dia “si serigala itu” (Lukas 13:32). 

Dinasti Herodes

Dari semua anak Herodes Agung, dialah yang paling pintar. Kota Tiberias di Danau Galilea adalah bangunannya untuk menghormati kaisar Tiberius. Ia mengawini putri raja Nabatea Aretas IV, tapi kemudian menceraikannya supaya dapat mengawini Herodias. istri saudaranya dari satu ayah dua ibu, Filipus. 

Raja Nabatea Aretas IV marah karena penghinaan terhadap putrinya. Beberapa tahun kemudian, ia mengumumkan perang terhadap Herodes Antipas. Antipas menderita kekalahan hebat. Kemudian Antipas diadukan kepada kaisar Gayus oleh kemenakannya, Agripa. Dia dituduh berkomplot untuk memberontak. Akibatnya ia dipecat dan terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di pembuangan.

4. Herodes Agripa I 

Sedangkan yang dimaksud dengan “raja Herodes” (Kisah 12:1) adalah Herodes Agripa Pertama. Ia adalah anak dari Aristobulus dan cucu dari Herodes Agung. Setelah ayahnya menjalani hukuman mati, ia dibesarkan di Roma, erat berhubungan dengan keluarga kaisar. 

Dia mempunyai hutang besar sehingga harus meninggalkan Roma. Dalam waktu tertentu dia mendapat perlindungan di Tiberias dari pamannya, Antipas. Itu berkat bantuan kakak perempuannya, Herodias, yang baru saja dinikahi Antipas. 

Tapi kemudian dia bertengkar dengan Antipas. Dia kembali ke Roma. Di sini ia melukai perasaan kaisar Tiberius lalu dipenjarakan. Tapi satu tahun kemudian, setelah Tiberius meninggal, ia dibebaskan oleh kaisar baru, Gayus (Kaligula), dan menganugerahkan dia gelar raja dengan wilayah timur-laut Palestina sebagai kerajaannya. 

Karena Antipas dihukum buang, daerah Galilea dan Perea ditambahkan ke dalam kerajaan Agripa. Setelah Klaudius menjadi kaisar, selanjutnya memperluas wilayah Agripa dengan memberikan kepadanya Yudea dan Samaria. 

Kematiannya yang tiba-tiba pada umur 54 tahun, dicatat oleh Lukas (Kisah 12:20-23). Ia meninggalkan seorang anak laki-laki, Agripa, dan dua anak perempuan, Bernike. disebut dalam Kisah 25:13) dan Drusila yang menjadi istri ketiga dari wali negeri Feliks (Kisah 24:24).

5. Herodes Agripa II 

Herodes Agripa II adalah anak Herodes Agripa I. Ia menerima gelar raja dari Klaudius, dan memerintah atas wilayah utara dan timur-laut Palestina yang diperluas oleh kaisar Nero. Ia mengubah nama ibukotanya dari Kaisarea-Filipi menjadi Neronias, sebagai pujiannya terhadap kaisar Nero. 

Kemudian dia mendapat hak istimewa untuk mengangkat imam-imam besar bangsa Yahudi. la berusaha sekuat-kuatnya untuk mencegah pecahnya perang Yahudi melawan Roma. Ketika usaha ini gagal, ia tetap setia kepada Roma dan dihadiahi perluasan kerajaannya. Ia meninggal tanpa keturunan. 

Ia berbicara kepada Paulus (Kisah 25:13-26:32). Lalu dengan gurauannya. ia mengatakan hampir-hampir saja dia diyakinkan menjadi orang Kristen (Kisah 26:28).

Dinasti Herodes

Penutup

Demikianlah kumpulan dari beberapa orang yang barangkali bisa membingungkan para pembaca kitab Injil karena semuanya bernama Herodes. Jadi ternyata ada beberapa orang yang juga bernama Herodes. Dengan sedikit penjelasan ini, semoga menjadi lebih mengerti dan memahami Firman Tuhan. Amin.

Yohannes, Rabu 30 Januari 2019

Kamis, 05 Januari 2017

William Tyndale (1494-1536)

 William Tyndale


Kalau kita bisa membaca Alkitab bahasa Indonesia, itu berkat jasa William Tyndale yang menerjemahkan Alkitab Inggris dari teks Ibrani dan Yunani. Pada masa itu dilarang menerjemahkan Alkitab. Kepada uskup penentangnya, beliau berkata, "Aku akan menyebabkan anak petani lebih banyak tahu Alkitab daripada engkau"

Tahun 1536, Tyndale dieksekusi mati dicekik dan dibakar dengan tuduhan penyesat. Sebelum mati, beliau berdoa, "Tuhan, bukalah mata raja Inggris" Beberapa tahun kemudian raja Inggris James memerintahkan penerjemahan Alkitab yang sebagian besar adalah karya Tyndale.

Itulah Alkitab King James Version (KJV). Sampai tahun 2012 Alkitab lengkap telah diterjemahkan dalam 518 bahasa, termasuk Alkitab Bahasa Indonesia.

Itulah jasa beliau sebagai Pahlawan Kristus.

Yohannes, Kamis 5 Januari 2017