Selasa, 20 April 2021

Sadhu Sundar Singh

 

Sadhu Sundar Singh


Kelahiran Sundar Singh

Pada 3 September 1889, di Distrik Rampur, wilayah Bernala Patiala, India Timur, lahirlah seorang anak laki-laki dari Sher Singh, yang diberi nama Sundar Singh. Dia adalah putra dari keluarga beragama Sikh. Keluarga ini cukup kaya dibandingkan para tetangganya. Ibunya dianggap orang suci dalam agama Sikh dan diberi gelar Sikh Bakhta. Ibunyalah yang mengajar Sundar menghafal isi kitab suci agamanya yang bernama Bagawat Gita. 

Lalu ibunya membawanya ke seorang sadhu, orang suci Sikh, yang tinggal jauh di hutan. Sedangkan untuk belajar bahasa Inggris, ibunya mengirimnya ke Ewing Christian High School yang dikelola misi dari Inggris. Di sana Sundar mempelajari buku Alkitab. Ia juga mempelajari agama lain, yaitu Hindu dan Islam. Ia belajar Yoga. Tapi dia cenderung menolak ajaran Alkitab.

Kematian ibunya

Ibunya meninggal ketika Sundar berusia 14 tahun. Kematian ibunya menimbulkan rasa benci terhadap agama Kristen. Dia menduga ajaran Kristen tidak benar. Lalu dia menganiaya orang Kristen dan berhenti dari sekolahnya. Ia membakar sebuah Alkitab di hadapan teman-temannya. Ayahnya mengingatkan ibunya pernah berkata Alkitab adalah buku yang baik. Tapi Sundar tetap tidak peduli dan membakarnya sampai habis. 

Ia begitu merasa kehilangan sehingga ia memutuskan akan bunuh diri esok harinya dengan menabrakkan diri ke kereta api yang melaju di dekat rumahnya. Ia ingin cepat-cepat mati. Namun sebelum melakukan hal itu, dia berdoa pada Allah sejati mohon tanda dariNya bahwa Dia benar-benar ada. 

Bertemu Yesus Kristus

Sundar berpikir jika Allah sejati itu ada, Dia akan datang menghampirinya, tapi jika tidak, dia akan mati. Malam itu sekitar pukul 3 malam, Yesus pun datang menjawabnya. Sundar melihat Yesus menampakkan diri kepadanya dalam sinar yang sangat terang, dan mengatakan Ia datang untuk menyelamatkannya. Sundar amat terkejut. Dikiranya rumahnya kebakaran. Ternyata tidak terjadi apa-apa. Hal itu membuat Sundar berubah. Ia mengetahui bahwa Yesus itu hidup dan datang kepadanya. Yesus mengajak Sundar untuk percaya dan mengikuti ajarannya.

Sebelum subuh Sundar memberitahukan kejadian itu pada ayahnya. Ia menceritakan penglihatannya semalam dan berkata ia akan menjadi misionari Kristen dan mengikuti Yesus Kristus. Ayahnya amat terkejut dan menentangnya. Setelah ia tidak mempan dikerasi, lalu ditawari uang agar meninggalkan Yesus. Tapi ia tetap menolaknya. Kemudian saudaranya, Rajender Singh meracuni dia. Para tetangganya juga melempari ular ke rumahnya. Namun dia ditolong oleh orang Kristen Inggris di dekatnya rumahnya. Akhirnya dia pun diusir keluarganya.

Usia 16 tahun dibaptis

Sundar dibaptis saat berusia 16 tahun di gereja Inggris di Simla di kaki gunung Himalaya. Sesudah itu, dia tinggal di Rumah Misionari Kristen di Sabathu, dekat Simla untuk melayani pasien penyakit kusta. 

Memberitakan Injil

Kemudian dia memutuskan untuk menjadi seorang Sadhu Kristen. Sebagai sadhu, ia akan mengajar orang dengan berjalan kaki, mengenakan jubah kuning, tidak memiliki tempat tinggal, uang, atau harta. Makanan dan penginapannya adalah dari hasil belas kasihan orang lain. Ia berpikir bahwa orang India sulit percaya pada Yesus tanpa melalui cara India. 

Sedang duduk


Pada Oktober 1906 Sadhu Sundar Singh memulai perjalanannya. Setelah kembali ke kota kelahirannya, ia berangkat ke utara melalui Punjab, melewati Bannihal Pass sampai ke Kashmir. Kemudian balik memasuki daerah batas Utara-Barat dan Baluchistan. Dia dikenal sebagai "Rasul dengan kaki berdarah" oleh orang Kristen di utara. Dia dianiaya dan dilempari batu karena kepercayaannya dan pengalaman mistiknya.

Tahun 1908, dia melalui batas Tibet. Tapi dia amat terkejut ketika dilempari batu ketika mandi, karena disana orang percaya kalau orang suci tidak pernah mandi. Kemudian dia pergi ke Bombay, berharap dapat berangkat ke Palestina, tapi dia ditolak ijinnya. lalu dia balik ke utara. 

Kekecewaan Sadhu Sundar Singh

Dia menyadari selama masih di misi peradaban Barat dia akan selalu berlawanan dengan nilai-nilai Kristen. Dia kecewa dengan materialisme dan kolonialisme masyarakat Barat yang mencoba menggantikan identitas gereja India. Dia kecewa karena Kristen India mengadopsi tradisi, literatur, dan pakaian Inggris yang tidak berhubungan dengan kekristenan.

Pada Desember 1909, Sundar mulai melakukan pelatihan untuk pengabaran Injil di Perguruan Anglican di Lahore. Selama pendidikan, dia tidak berhubungan dengan siswa lainnya. Dia bertemu mereka hanya pada saat makan dan sesi doa. Dia amat berbeda. Dia menolak budaya penginjilan Anglican. Dikatakan bahwa sebagai pendeta Anglican, dia harus melepaskan jubah sadhunya, diganti pakaian resmi Eropa. Dia juga harus menggunakan cara penyembahan Anglican resmi, menyanyikan himne Inggris dan tidak berkotbah di luar yang sudah diajarkan tanpa ijin. Karena itu sesudah delapan bulan pendidikan, ia keluar pada Juli 1910.

Pengalamannya

Pada awal 1912, dia muncul dengan seorang pertapa berusia tiga ratus tahun di gua pegunungan, Maharishi Kailas, dimana dia menghabiskan waktu berminggu-minggu dalam persahabatan yang akrab.

Di kota Rasar, Tibet, dia dilemparkan ke sumur kering karena menyampaikan penginjilan. Sumur itu penuh tulang dan daging busuk. Dia dikunci dan diharapkan mati, namun tiga hari kemudian dia selamat. Seseorang telah menolongnya, tapi saat dia ingin berterima kasih, tidak terdapat orang di sekitarnya. Orang kemudian menangkapnya lagi, dan bertanya darimana ia mendapat kuncinya. Tapi kemudian melepaskannya karena kuncinya masih ada pada mereka.   

Perjalanannya

Pada tahun 1918 dia membuat perjalanan panjang ke India Selatan dan Ceylon, dan tahun berikutnya dia diundang ke Birma, Malaysia, Tiongkok dan Jepang.

Sudah lama Sundar ingin mengunjungi Inggris. Kesempatan itu datang ketika ayahnya, yang sudah bertobat, memberinya uang untuk ke sana. Dia mengunjungi Barat dua kali, ke Inggris, Amerika Serikat dan Australia pada tahun 1920, dan balik ke Eropa lagi pada 1922.

Pada 1923, Sundar melakukan kunjungan musim panasnya ke Tibet. Dia balik karena kelelahan. Pada 1929, Sundar melakukan perjalanan terakhir ke Tibet walau dilarang oleh teman-temannya. Dia ternyata menghilang di Tibet dan tidak seorang pun menemukan jasadnya

Pada awal 1940-an, Bishop Augustine Peters telah menyelamatkan saudara Sundar, Rajender Singh dan membaptisnya di Punjab.

Penutup

Itulah seputar kisah Sadhu Sundar Singh. Tentu saja kisah ini tidak lengkap. Bagaimana seorang yang semula menolak Yesus Kristus, pada akhirnya berubah menjadi misionari hebat dari India. Dia amat rindu memberitakan Injil keselamatan bagi orang lain. Amin.

Yohannes, Selasa 20 April 2021