Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh. 8:11b)
Dilematika perempuan berzinah
Dalam Yohanes 8:2-11 dikisahkan ada seorang perempuan yang kedapatan berzinah. Lalu dibawa oleh para ahli Taurat dan Farisi ke hadapan Yesus. Mereka ingin mencobai Yesus dengan minta pendapatNya, apakah perempuan itu harus dirajam sesuai hukum Taurat atau tidak.
Itu suatu dilema, kalau Yesus mengatakan harus dihukum rajam, maka Yesus yang selalu mengajarkan kasih akan dianggap kejam, tapi jika Yesus mengatakan harus dibebaskan, berarti Dia tidak mematuhi hukum Taurat. Apa tindakan Yesus? Yesus mula-mula hanya membungkuk dan menulis di tanah.
Itu suatu dilema, kalau Yesus mengatakan harus dihukum rajam, maka Yesus yang selalu mengajarkan kasih akan dianggap kejam, tapi jika Yesus mengatakan harus dibebaskan, berarti Dia tidak mematuhi hukum Taurat. Apa tindakan Yesus? Yesus mula-mula hanya membungkuk dan menulis di tanah.
Berzinah dan hukuman rajam
Dalam hukum Taurat, pria dan wanita yang berzinah, keduanya harus dihukum mati (Ima. 20:10) Hukuman rajam adalah hukuman yang amat kejam dimana si terhukum akan dilempari batu oleh penduduk sampai mati. Kematiannya amat menyakitkan dan berlangsung lama.
Di Indonesia, tidak ada hukuman rajam, apalagi bagi pezinah. Tapi walaupun di negara kita, hukuman ini tidak ada, namun pelakunya tetap akan dihakimi Allah "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibr. 13:4) dan tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Kor 6:9-10)
Di Indonesia, tidak ada hukuman rajam, apalagi bagi pezinah. Tapi walaupun di negara kita, hukuman ini tidak ada, namun pelakunya tetap akan dihakimi Allah "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibr. 13:4) dan tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah "Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1 Kor 6:9-10)
Tokoh agama mencobai Yesus
Para tokoh agama Yahudi memanfaatkan kasus ini untuk menjatuhkan Yesus dengan menggunakan hukum Taurat. Bukankah seharusnya kasus itu dibawa ke Mahkamah Agama Yahudi bukan ke hadapan Yesus? Terlihat jelas tujuan mereka. Sekilas mereka nampak menaati hukum Allah tapi dibalik itu ternyata mereka memiliki niat jahat. Itulah yang disebut orang munafik.
Bukan untuk menghakimi
Ingatlah Firman Tuhan bukanlah untuk menyerang atau menghakimi seseorang tapi untuk menasihati agar dia hidup benar di hadapan Tuhan. Firman Tuhan bukan untuk mencobai, tapi untuk mengatasi pencobaan.
Firman bukan untuk menjatuhkan tapi untuk menguatkan iman. Firman Tuhan bukan untuk menista, tapi untuk menghibur. Karena itu janganlah memperdebatkan Firman Tuhan, apalagi kalau sampai saling bermarahan.
Firman bukan untuk menjatuhkan tapi untuk menguatkan iman. Firman Tuhan bukan untuk menista, tapi untuk menghibur. Karena itu janganlah memperdebatkan Firman Tuhan, apalagi kalau sampai saling bermarahan.
Yesus tidak menentang Taurat
Mendengar pertanyaan itu, Yesus tidak spontan menjawab, tapi Dia berdiam diri. Pelajaran penting bagi kita agar jangan terlalu cepat menjawab suatu persoalan sebelum memahaminya (Yak. 1:19) Terlebih lagi jika menjawabnya tanpa dipikirkan dulu. Ia disebut bodoh (Ams 18:13)
Karena didesak terus, Yesus menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." Kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus mengijinkan mereka melempar batu kepada perempuan itu, sebab Yesus tidak menentang hukum Taurat. Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat tapi menggenapinya (Mat. 5:17)
Pertama melemparkan batu
Namun Yesus memberi syarat, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh. 8:7b) Apakah ada yang berani? Ternyata tidak ada satu orang pun yang berani menyatakan dirinya tidak berdosa. Sebab jika ada yang berani, giliran dia yang akan dihukum rajam. Mendengar perkataan itu, pergilah seorang demi seorang. Tinggallah Yesus dan perempuan itu.Itulah sifat manusia, melihat orang lain jatuh dalam dosa langsung menghakimi dan ingin segera menghukumnya. Merasa diri orang suci, bukan orang berdosa. Padahal tidak ada orang yang tidak berdosa. Itulah sebabnya Yesus mengajarkan, “Jangan kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.” (Mat. 7:1)
Yesus mengampuni
Yesus bertanya kepada perempuan itu, tidak adakah yang menghukumnya. Perempuan itu menjawab, tidak ada. Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh. 8:11b)
Berdasarkan syarat Yesus, siapakah yang boleh melempar batu? Hanya orang yang tidak berdosa. Siapakah orang yang tidak berdosa? Yesus adalah orang yang tidak berdosa, baik dosa keturunan maupun dosa perbuatan. Tidak ada dosa sedikitpun dalam diriNya. "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? (Yoh 8:46a)
Jadi Yesus berhak menghukum perempuan itu. Apakah Yesus menghukumnya? Tidak, Dia tidak menghukum tapi malahan mengampuninya. Itulah kasih karunia dan pengampunan Allah bagi manusia yang percaya padaNya.
Kita pun orang berdosa
Sama seperti perempuan itu, kita semua juga adalah orang berdosa. Yesus berhak menghukum kita, tapi karena kasihNya, Dia mengubah hukuman itu menjadi pengampunan dan penebusan atas dosa kita semua asalkan kita percaya padaNya. Sungguh besar kasih dan kemurahan Tuhan bagi kita.
Karena kita pun orang berdosa yang diampuni Yesus, kita sama seperti perempuan itu. Karena itu janganlah menghakimi orang lain dan menuduh mereka orang berdosa. Tapi justru kasihanilah mereka yang akan mengalami penghukuman kekal karena tidak mau menerima Yesus.
Karena kita pun orang berdosa yang diampuni Yesus, kita sama seperti perempuan itu. Karena itu janganlah menghakimi orang lain dan menuduh mereka orang berdosa. Tapi justru kasihanilah mereka yang akan mengalami penghukuman kekal karena tidak mau menerima Yesus.
Jangan berbuat dosa lagi
Ada satu hal lagi yang perlu direnungkan, yaitu pesan yang disampaikan Yesus kepada perempuan itu. Pesan ini sering dilupakan atau diabaikan oleh orang percaya yaitu, “Jangan berbuat dosa lagi”
Setelah diampuni, kita sering merasa sudah beres semuanya. Dosa kita sudah diampuni secara tuntas. Jadi jika kita berbuat dosa lagi, Tuhan pasti ampuni. Namun ingat, Yesus jelas berkata, “Jangan berbuat dosa lagi”
Jangan remehkan pengampunan
Jangan memandang remeh pengampunan Tuhan dengan terus berkubang dalam dosa. Karena jika kita terus menerus hidup di dalam dosa, kita hanya menimbun murka Allah atas diri kita. (Roma 2:5)
Bertobatlah sebelum waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan berakhir. Kiranya renungan ini menjadi berkat. Amin
Bertobatlah sebelum waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan berakhir. Kiranya renungan ini menjadi berkat. Amin
Yohannes Lie, Sumur Batu, Kamis 3 Agustus 2017
Heartline, Jumat 4 Agustus 2017
Siaran Heartline GPdI Agape, Selasa 27 September 2022
Lapas Narkoba, Senin 30 Oktober 2023
GPdI Trimomukti, Siburian, Minggu 21 Jan 2024