Senin, 15 Januari 2024

Keselamatan Hanya Melalui Yesus

 


Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6)


Kearifan Orang Jawa

Filsafat orang Jawa yang sangat populer, yaitu “Urip nang dunyo kuwi mung numpang ngombe” (hidup di dunia itu cuma numpang minum.) Filsafat ini mengajarkan, bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah bersifat sementara, tidak kekal. Setelah manusia meninggal, ia melanjutkan perjalanannya menuju dunia lain yang kekal. 

Karena itu "eling lan waspodo" (ingat dan berhati-hati) dalam menjalani kehidupan ini. Jika manusia berlaku baik selama hidupnya, ia akan dihormati, sebaliknya jika berbuat jahat, ia akan dinista orang. Filsafat ini mengajarkan suatu pedoman hidup yang sangat baik. Namun, pertanyaannya adalah, kemana tujuan manusia setelah melewati hidup ini? 


Masuk Sorga dan masuk Neraka

Menurut pendapat umumnya orang Jawa, jika kita hidup baik tentu akan masuk sorga, sebaliknya jika bersikap buruk tentu akan masuk neraka. Terus, bagaimana bentuk sorga dan neraka itu? Sorga itu tempatnya nyaman, sedangkan neraka itu penuh penderitaan. Tapi bukankah di neraka bisa ketemu artis cantik, kata orang. Enggak mau, ah. Karena di neraka semua mayat yang ganteng dan cantik enggak ada lagi yang berparas rupawan. 

Nah, jadi menurut pendapat umum syarat ke sorga itu harus berbuat baik. Jadi penjahat tidak akan masuk sorga. Kalau petani bagaimana, masuk sorga, enggak? Bingung? Sebab ada petani yang baik, ada yang jahat. Nah, mungkin ada yang berpikir, saya toh bukan penjahat, tidak pernah menipu, banyak memberi amal, suka menolong orang, tidak pernah masuk penjara. Jadi saya pantas masuk sorga.


Tidak ada manusia yang baik

Kita akan selidiki apakah ada manusia yang betul-betul selalu baik? Firman Tuhan berkata, "Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak" (Roma 3:12) "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma  3:23). Ayat ini jelas mengatakan tidak ada satupun manusia yang tidak berbuat dosa, kecuali Tuhan Yesus. Semua manusia sudah berdosa. Anak kecil saja tanpa diajari sudah bisa melakukan dosa. Siapakah disini yang berani berkata, "Aku tidak pernah berbuat dosa"?

Berbohong itu dosa, iri hati itu dosa, curang itu dosa, melanggar hukum itu dosa, berkelahi itu dosa, menelantarkan keluarga itu dosa. Ada banyak sekali perbuatan yang menimbulkan dosa. Nah, berapa kali sehari kita berbuat dosa? Kalau setahun? Seumur hidup? Wah banyak sekali saya berbuat dosa. Jadi saya pasti akan dimasukkan ke neraka, bukan? Tapi saya tidak mau pergi ke sana. Bagaimana caranya? 

Oiya, pak, saya kan banyak berbuat amal? Saya berapa kali membantu pembangunan rumah ibadah, saya sering menyantuni panti asuhan, saya pasti ikut menjadi donatur setiap terjadi bencana. Saya memberi bantuan kepada para tetangga. Nah, tidak terhitung banyaknya amal saya. Jadi dosa saya kan bisa terhapus oleh amal saya. 


Amal tidak Menghapus Dosa

Sekarang, kalau kita perhatikan proses pengadilan terhadap suatu pelanggaran hukum. Misalnya seseorang terbukti terlibat pembunuhan, lalu jaksa menuntut dia dihukum 30 tahun penjara. Ketika orang itu membela diri, dia berkata, "Pak hakim, saya mengakui perbuatan saya tapi mohon pak hakim memperhitungkan amal kebaikan saya selama ini. Saya membayar pajak dengan baik, mengirim bantuan saat ada bencana, saya menyantuni anak yatim piatu, dan masih banyak lagi." 

Apakah mungkin, hakim berkata, "Benar juga, ya? Karena orang ini banyak berbuat amal maka dengan ini saya nyatakan dia dibebaskan dari segala hukuman."? Apakah seperti itu? Pasti tidak pernah pengadilan bertindak seperti itu. Melainkan hakim akan berkata, "Amal kebaikan kamu tidak ada kaitannya dengan kesalahanmu." Kalau pun amal kebaikan itu dihitung, itu hanya untuk memperingan hukuman, bukan membebaskannya. Jadi amal tidak membebaskan terdakwa dari hukuman. Demikian juga, amal kebaikan tidak bisa membebaskan manusia dari hukuman akibat dosa.


Yesus Datang Menebus Dosa Manusia

Kalau begitu, siapakah yang sanggup menolong saya? Adakah harapan saya terbebas dari dosa? Allah memberi jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16). Anak Allah yang dikaruniakan kepada manusia adalah Yesus. Orang yang percaya pada Yesus tidak akan binasa. Artinya orang itu tidak akan masuk neraka, tetapi beroleh hidup kekal, yaitu masuk sorga. Jadi jika manusia mau masuk sorga, dia harus percaya kepada Yesus. 


Bagaimana dengan dosa kita?

Tapi bagaimana dengan dosa kita yang banyak itu? Yohanes Pembabtis bersaksi, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yoh. 1:29) Anak domba Allah adalah Yesus, Dialah yang menghapus segala dosa manusia. Yesus datang ke dunia untuk mendamaikan kita dengan Allah dan Dia mati untuk menghapus segala dosa kita. 

"Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh. 2:2) "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh, (1 Pet. 3:18) "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1 Yoh. 1:9) 


Penutup

Apakah bapak, ibu, dan saudara menyadari betapa Allah mengasihi kita? Allah tidak ingin kita binasa dan masuk ke dalam neraka. Dia mau kita semua selamat dan dapat menikmati kesukaan besar bersama Allah di sorga. "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kis. 16:31)

Demi menyelamatkan umat manusia, Dia telah rela menanggung sengsara di kayu salib. Hari ini kita memperingati hari sengsaraNya. Dia disiksa, dihina, ditampar, dicambuk, diludahi, diberi mahkota duri, bahkan mati disalib. Semuanya demi menyelamatkan kita. Oh, Tuhan Yesus, sungguh besar kasihMu kepada kami yang berdosa ini.

Percayalah pada Yesus Kristus karena hanya melalui Dialah kita akan sampai kepada Bapa di sorga. Tuhan memberkati. Amin.

Yohannes Lie, Kamis 14 September 2023
Lapas, Senin 15 Jan 2024