Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)
Tujuan hidup manusia
Di dunia ini ada sedemikian banyak manusia yang mati-matian berusaha agar bisa mencapai keberhasilan finansial sebanyak-banyaknya. Untuk itu mereka bekerja membanting tulang, bahkan sampai siang malam, demi keberhasilan itu. Mereka terlihat amat haus untuk mendapatkan hal itu. Mereka tidak segan-segan berbuat apa pun. Yang penting mereka berhasil. Mereka begitu sibuk dalam segala pekerjaan mereka. Terus bekerja tanpa kenal lelah.
Juga mereka selalu berharap agar anak-anaknya pun berhasil dalam meraih cita-citanya di dunia ini. Anak-anak disekolahkan di tempat yang bagus. Bahkan Bung Karno pernah berkata, "Gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit." Beliau mengharapkan agar kita selalu memiliki cita-cita di dunia ini dan berusaha untuk meraihnya.
Bahkan orang susah
Bahkan orang yang hidupnya susah sekali pun, selalu ingin agar anak-anaknya kelak mendapat kemudahan dalam mendapatkan rezekinya. "Biarlah saya berusaha dengan hidup menderita seperti ini, asalkan anak-anak saya kelak hidupnya lebih baik daripada saya." Itulah selalu harapan hampir semua orang. Ia menghendaki agar anaknya kelak bisa berpendidikan lebih tinggi dari ayahnya.
Mereka berusaha semaksimal mungkin agar anak-anaknya bisa berbahagia. Sehingga mereka berjuang dengan susah payah. Bahkan sampai pergi ke kota lain untuk mendapatkan biaya untuk isteri dan anak-anak mereka.
Banyak yang menyimpang
Tetapi kini banyak orang menyimpang dari aturan yang benar dalam berusaha. Mereka ingin cepat kaya. Sebab orang yang amat kaya itu, atau sering disebut Crazy Rich, hidupnya nampak sangat menjanjikan. Mereka melihat bagaimana para Crazy Rich itu dapat membeli rumah, mobil dan barang mewah lainnya yang berharga milyaran rupiah. Banyak orang ikut-ikutan dengan tawaran yang diberikan. Siapa tahu mereka juga akan mendapatkan banyak keuntungan.
Ada dua orang yang terkenal menjadi Crazy Rich. Tapi kemana kini dua orang itu? Mereka sudah berhadapan dengan petugas kepolisian. Hartanya pun disita untuk negara. Mereka terancam hukuman tidak ringan. Dan orang-orang yang mengikuti mereka pun tertipu jutaan, bahkan sampai milyaran rupiah.
Kini setelah mereka sadar bahwa itu cuma tipuan, barulah mereka berusaha menggugatnya. Tapi apa boleh buat, mereka sudah kehilangan amat banyak hartanya. Ingin mendapatkan uang dengan cara mudah dan cepat, justru mereka tertipu. Itulah orang-orang yang hidupnya hanya ingin bekerja secara mudah tapi berusaha mendapat keuntungan besar.
Semuanya akan berakhir
Walau seandainya mereka berhasil dalam meraih cita-citanya, tetapi itu pun ada batasnya. Setelah mereka menjadi tua pun segalanya akan berhenti. Banyak orang yang sudah pensiun karena sudah tua merasa kecewa sebab anak-anaknya berebut warisan sehingga mereka pun ditelantarkan.
Tuhan Yesus berkata, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Mat 16:26) Ya, pada akhirnya semuanya itu harus ditinggalkan, dan dia akan menghadap kepada yang Maha Kuasa.
Mempunyai tugas penting
Tugas penting kita di dunia ini bukanlah hanya memperoleh semua yang dicita-citakan saja. Atau membekali anak-anak kita dengan hal-hal duniawi saja tapi perlu juga sampai ke masalah rohani. Kita harus menyadari tentang kehidupan kelak sesudah kita wafat. Kalau tidak, kita akan kehilangan waktu dan akan menyesalinya kelak di akhirat.
Barangkali memang ada juga yang mendapat pendidikan rohani untuk mendapat kemudahan di dunia dan akhirat. Namun sayangnya, hanya dibekali dengan ilmu agama sekedar saja. Mereka hanya berdoa meminta agar mudah-mudahan mendapat kemudahan. Mereka tidak mendalami apakah agama itu akan menyelamatkannya atau tidak. Karena hal itu pun akhirnya hanya akan membuatnya kecewa, jika akhirnya dia menderita juga di neraka karena salah memilih juru selamatnya.
Apakah sudah pasti?
Semua agama memang mengajarkan kebaikan. Tetapi tidak semua ajaran itu membawa mereka kepada keselamatan kekal. Jika mereka hanya menjalankan syariat agamanya saja, mereka tidak mengetahui pasti apakah mereka pasti selamat. Mereka masih berkata mudah-mudahan. Semuanya hanya berkata, semoga diselamatkan. Tidak ada yang berkata "pasti" kami masuk sorga.
Hanya Tuhan Yesus
Karena itu, siapakah jalan keselamatan itu? Hanya Yesuslah satu-satunya yang berani berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6) Jadi seberapa hebat kita melakukan kegiatan agama, tanpa melalui Yesus, kita hanya akan sia-sia saja. Tidak ada seorang pun yang sampai ke pada Bapa di sorga tanpa melalui Yesus. Itulah sikap tegas penuh kepastian dari Tuhan Yesus. Tanpa Dia pasti kita tidak akan sampai ke sorga.
Kisah Para Rasul 4:12 menulis, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Siapakah "Dia" dalam ayat itu? Dialah Tuhan Yesus. Dikatakannya, keselamatan tidak ada di dalam siapapun.
Siapakah yang berani berkata seperti itu? Tidak ada seorang pun, kecuali hanya Tuhan Yesus yang berani mengatakannya dan menjaminnya. Percayalah padaNya. Dialah kebenaran itu sendiri.
Akhir Kata
Pada akhir renungan ini saya berharap agar para pembaca renungan ini segera merespon perkataan Tuhan Yesus ini. Bukan agama yang menyelamatkan kita, tetapi hanyalah Tuhan Yesus. Bila kita sudah bekerja dengan amat baik dan sukses, ditambah lagi dengan percaya sepenuhnya kepada Tuhan Yesus, kita pasti akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Itulah kebahagiaan sejati.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.