Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34a)
Paskah
Sebetulnya yang disebut hari Paskah itu yang mana? Apakah saat Yesus disalib atau saat Yesus bangkit kembali? Sekarang banyak orang yang menyamakannya. Kalau dilihat penanggalan, kita akan dapati Paskah itu jatuh pada hari Jumat Agung. Dan itu benar, sebab pada saat Yesus disalib itu bertepatan dengan Paskah Yahudi. Jadi ada dua Paskah, yaitu Paskah Yahudi dan Paskah Kristen.
Sebelum pembebasan bangsa Israel, terjadilah tulah ke sepuluh pada bangsa Mesir. Bangsa Israel sudah diberitahu bahwa mereka harus memotong domba dan darahnya dioleskan ke ambang pintu rumah mereka. Korban domba itu disebut sebagai korban Paskah. (Kel. 12:27) Jadi Yesus sebagai Domba Paskah bagi Allah untuk dipersembahkan bagi keselamatan umat manusia.
Hari Kebangkitan Tuhan
Jadi hari ketiga saat Tuhan bangkit dari kematian disebut hari apa? Itulah hari Kebangkitan Tuhan Yesus. Ketika saya masih kanak-kanak dulu disebut hari Paskah Kedua. Kalau dalam bahasa Inggris disebut Happy Easter. Dari kata East berarti timur atau tempat terbitnya matahari. Yesus yang mati kemudian bangkit lagi, muncul bagaikan terbitnya matahari pagi. Itu hasil terjemahan dari bpk William Tyndale seorang tokoh penerjemah pertama kali Alkitab ke bahasa Inggris.
Beliau sendiri kemudian digantung, dibakar, dan dicekik sampai mati oleh penguasa saat itu yang melarang terjemahan Alkitab ke bahasa Inggris. Tapi sebelum meninggal, dia berseru kepada Tuhan, agar muncul seorang raja Inggris yang akan menerjemahkan Alkitab ke bahasa Inggris. Muncullah kemudian raja King James, yang menerbitkan Alkitab berbahasa Inggris dengan berpedoman pada karya William Tyndale ini. Akhirnya kitab terjemahan King James diterjemahkan ke seluruh dunia, bahkan sampai ke Indonesia. Puji Tuhan.
Bahasa Asli Alkitab
Sebetulnya apakah bahasa asli Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Ternyata kitab Perjanjian Lama menggunakan bahasa Ibrani. Kemudian kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani oleh bangsa Yahudi sendiri yaitu kelompok ahli bahasa Ibrani dan Yunani. Itulah kitab yang disebut Septuaginta.
Sedangkan Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani dan beberapa kata Aram, bahasa sehari-hari Tuhan Yesus, dan bahasa Latin. Contoh bahasa Aram adalah "Eloi, Eloi, Lamakh Sabatani" ucapan saat Yesus disalib dan kata "Talita Kum" yang berarti "bangunlah!" (Mrk 5:41) Bahasa Latin adalah saat Yesus disalib terdapat papan yang berkata "Yesus Nazaret Raja Yahudi" salah satunya tertulis dalam bahasa Latin.
Ampunilah Mereka
Nah kini sampailah kita pada salah satu perkataan Yesus saat berada di kayu salib. Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34a) Siapakah mereka yang diampuni itu? Yaitu semua orang yang telah menyalibkan Dia, termasuk juga orang yang setuju dengan hukuman Itu. Mengapa harus diampuni padahal bukankah mereka justru menyalibkan Yesus yang tidak bersalah? Karena Yesus itu Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan menurut Yesus, mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Sungguh luar biasa kasih dan pengampunan Tuhan.
Konsisten dengan Doa Bapa Kami
Hal ini konsisten dengan doa yang diajarkan Tuhan kepada kita, yaitu Doa Bapa Kami. "Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Mat. 6:12)
Yesus yang disiksa, dicaci maki, dihina, dicambuk sehingga darah membasahi seluruh tubuhNya, dan kemudian Dia akhirnya mati di salib. Tetapi tidak ada ucapanNya menghujat orang yang melakukannya. Tidak ada marah dan dendam di hatiNya sama sekali. Hanya belas kasihan yang diperlihatkan Tuhan. Yesus itulah teladan bagi kita semua.
Harusnya menjadi malu
Kalau kita membayangkan ajaran dan sikap Yesus yang sedemikian mengasihi manusia, tentu kita akan merasa malu sendiri kalau sampai tidak melakukannya. Mungkin kita saat ini sering merasa dendam kepada orang yang menyakiti kita. Kita berdoa agar Tuhan menghukum orang itu seadil-adilnya. Padahal kita lupa jika kita yang bersalah kepada orang lain, kita segera minta ampun pada Tuhan.
Ya, kalau orang menyakiti kita, kita berharap agar Tuhan segera menghukumnya seadil-adilnya. Tetapi sebaliknya, jika kita yang bersalah, kita akan mohon pengampunan Tuhan. Manusia itu memang sungguh tidak adil. Selalu mau menang sendiri.
Kasih atau Keadilan
Karena itu Tuhan berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat. 6:14-15)
Kalau kita menerapkan hukum kasih, maka kasih juga akan kita terima. Sebaliknya jika kita menerapkan hukum keadilan, maka keadilan juga yang akan kita terima. Sementara itu orang yang bersalah pada kita sama sekali tidak merasakan apa yang kita rasakan. Mungkin dia tenang-tenang saja, kita yang dendam malah mungkin bisa sakit. Kalau hukum keadilan berlaku bagi kita, kita pasti tidak akan selamat.
Kasihilah Musuhmu
Yesus mengajarkan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Mat. 5:44). Bahkan musuh sekali pun harus kita kasihi dan mendoakan mereka yang menganiaya kita. Terlebih lagi orang yang hidup di sekeliling kita, termasuk juga saudara seiman yang mungkin menyakiti kita, kita harus mengasihi dan mendoakannya. Tidak mendendamnya.
Memang mudah sekali mengucapkan hukum itu, tetapi sulit sekali kita melaksanakannya. Oleh karena itu kita harus menyadari pengajaran Yesus tentang kasih ini, dan mohonlah kuasa Roh Kudus agar memampukan kita melaksanakannya.
Penutup
Kini saya tersadar tentang pengertian mengasihi. Betapa sulitnya untuk bertindak seperti itu. Mampukan kami untuk berubah dari bersifat membenci dan mendendam menjadi mengasihi dan mendoakan orang lain. Tuhan memberkati. Amin.