Ditemukan Injil Yudas
Pada tahun 1978 di Mesir Tengah ditemukan injil Yudas, sebuah injil sesat, berisi tulisan kuno tentang Yudas Iskariot. Kitab ini ditulis oleh sekte Kristen Gnostik. Sekte ini mengaku sebagai Kristen, tetapi justru berlawanan dengan kekristenan itu sendiri.
Dalam Injil Yudas ini, Yudas Iskariot digambarkan berbeda dengan yang ditulis dalam Alkitab. Perbuatan Yudas menyerahkan Yesus, sehingga Yesus mati di kayu salib, tidak dipandang negatif, melainkan amat positif. Bahkan Yudas dipandang sebagai murid paling utama di antara murid-murid lainnya.
Isi dari injil Yudas
Kaum Gnostik berpendapat bahwa jalan keselamatan adalah melalui pengetahuan rahasia (Yunani: "Gnosis"/pengetahuan) yang diberikan Yesus kepada orang tertentu. Pengetahuan rahasia itu menjelaskan bagaimana orang dapat terbebas dari tubuh jasmani dan kembali ke alam spiritual tempat asal sesungguhnya. Terlihat adanya pandangan yang menyatakan tubuh ragawi sebagai sesuatu yang buruk, fana, dan tidak berharga. Sedangkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang baik, berasal dari Allah, dan bersifat kekal.
Di dalam Injil Yudas, Yudas Iskariot adalah murid yang dipercaya Yesus dan diberi pengetahuan rahasia. Ia diperintah Yesus untuk menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Sedangkan murid-murid lainnya dipandang salah dalam memahami siapa Yesus. Hal yang amat berbeda dengan Yudas yang mendapat pengetahuan rahasia dari Yesus tentang kefanaan raga dan keabadian jiwa. Melalui peristiwa penyalibanNya, Yesus dapat terbebas dari tubuh ragawi yang fana dan jiwanya dapat kembali ke alam spiritual yang kekal bersama Allah. Hal itu dimungkinkan melalui peran Yudas, sang murid istimewa. Itulah pandangan Gnostik.
Menentang Gnostik
Sesungguhnya injil Yudas telah beredar pada pertengahan abad kedua sebagai injil Gnostik. Untuk itu bapak gereja, Irenaeus, telah mengelompokkan injil ini sebagai salah satu tulisan bidah Gnostik melalui bukunya "Melawan Kaum Bidah" tahun 180 M. Gereja ortodoks pun menilai injil Yudas ini amat berbeda dengan keempat Injil yang sah. Jadi tidak mengakuinya sebagai bagian dari kitab injil.
Injil itu menghilang
Setelah beredar pada abad ke-2 M, Injil Yudas kemudian menghilang dan tidak pernah ditemukan bukti historisnya, sampai akhirnya ditemukan pada tahun 1978 di Mesir Tengah dan dipublikasikan pada tahun 2004. Injil Yudas yang ditemukan tersebut ditulis dalam bahasa Koptik (bahasa Mesir kuno), sehingga diperkirakan sebagai salah satu versi dari Injil Yudas yang dikenal oleh Irenaeus.
Kodeks Tchacos
Injil ini terdapat dalam sebuah gulungan papirus yang telah rusak berat, disebut Kodeks Tchacos. Selain Injil Yudas, di dalam Kodeks Tchacos masih terdapat tiga tulisan Gnostik lain, yaitu Surat Petrus kepada Filipus, Yakobus, dan Kitab Allogenes.
Kodeks ini ditemukan di padang gurun dekat Al-Minya Mesir dan jatuh ke tangan seorang pedagang barang antik. Setelah itu kodeks ini mengalami perjalanan selama 22 tahun dari Mesir, ke Eropa, kemudian ke Amerika Serikat, lalu kembali ke Mesir. Karena cara merawatnya yang kurang tepat, kodeks ini mengalami kerusakan sehingga ada fragmen-fragmen yang hilang.
Pada tahun 2000, Frieda Tchacos Nussberger (namanya dijadikan nama kodeks tersebut) mendapatkan naskah tersebut dan akhirnya kodeks itu diakuisisi oleh Maecenas Foundation for Ancient Art, yang kemudian merekonstruksi naskah tersebut dan menerjemahkannya dengan bantuan beberapa ahli.
Dalam Keadaan Rusak
Kodeks Tchacos ditemukan dalam keadaan terpecah-pecah, karena beberapa bagiannya hilang, kata-katanya tersebar-sebar, dan beberapa baris tulisannya hilang. Menurut Rodolphe Kasser, kodeks ini aslinya terdiri atas 62 halaman, tetapi ketika tiba di pasar pada tahun 1999, hanya 26 halaman yang tersisa. Sebagian karena beberapa halaman telah diangkat dan dijual. Dari waktu ke waktu, halaman-halaman yang hilang ini muncul dan berhasil diidentifikasikan.
Setelah dilakukan penelitian dengan teknik radio karbon terhadap naskah Injil Yudas oleh Timothy Jull, ditemukan bahwa tahun penulisannya adalah antara tahun 220 M dan 340 M. Berdasarkan penelitian atas gaya penulisan kuno dan pemakaian bahasa Koptik atas Injil Yudas, Rodolphe Kasser berpendapat bahwa penulisan tersebut dapat lebih tua lagi. Dengan demikian, para ahli sepakat menyatakan keaslian tulisan Injil Yudas sebagai salah satu versi dari Injil Yudas dalam bahasa Yunani yang dikenal oleh Irenaeus tahun 180 M, yang diterjemahkan beberapa puluh tahun kemudian di dalam bahasa Koptik.
Yudas tidak menulis injil
Karena Yudas sudah wafat sebelum Yesus mati di kayu salib, jadi dia tidak mungkin menulis injil Yudas. Karena itu janganlah kita percaya bahwa ini adalah injil dari Yudas. Ketika baru muncul pada 2004, orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus mencemooh kita. Mereka berusaha menggoyang iman kita. Namun, Tuhan selalu menjaga kita agar kita tidak goyah sedikit pun. Tidak ada orang Kristen yang akan tergoncang ketika membaca injil sesat ini.
Lalu kemanakah sekarang orang-orang Gnostik? Mereka telah lenyap bersama berbagai ajaran sesatnya. Kalau pun sekarang tulisan ini dapat diketemukan lagi, itu hanyalah salinannya dan justru sebagai bukti adanya penyesatan dari zaman dahulu.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Terima kasih atas perhatiannya. Amin.
Yohannes Lie, Kamis 24 Pebruari 2022