"TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang." (Maz. 116:5)
Saya pernah berpikir
Ketika masih remaja dulu, saya pernah berpikir, Tuhan itu sepertinya tidak adil. Kenapa? Sebab kalau menyaksikan berbagai hal di dunia ini, timbul pertanyaan, mengapa ada orang yang hidupnya mewah, sehat, dan sekaligus ganteng atau cantik. Pokoknya hidupnya senang. Sementara itu ada orang yang hidupnya susah, sakit-sakitan dan wajahnya tidak ganteng atau cantik. Hidupnya sulit sekali. Juga mengapa ada yang umurnya panjang, tetapi banyak juga yang umurnya singkat. Katanya Tuhan adil. Tapi mengapa Dia memberi keadaan itu kepada manusia?
Saya juga merasa heran saat menyaksikan orang hidupnya cacat, misalnya orang buta. Begitu terasa dia banyak mengalami kesulitan. Rasanya menyedihkan. Yang seorang mengalami masalah dalam keluarga, yang lain mengalami tidak ada masalah. Yang seorang mudah mendapat pekerjaan, yang lain sulit sehingga menganggur. Terlalu banyak ketidak-adilan yang terjadi.
Walau pun demikian, saya diajarkan bahwa Tuhan itu Maha Adil. Dalam kitab Wahyu 16:7 tertulis, "Dan aku mendengar mezbah itu berkata, Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu." Ternyata Alkitab mengatakan kalau Allah itu benar dan adil. Dan ada banyak lagi ayat yang menyatakan keadilanNya itu. Pusing saya memikirkannya. Sepertinya benar Tuhan itu adil, tetapi mengapa hidup ini berisi ketidak-adilan?
Ayub pun demikian
Ayub ketika menghadapi ujian yang sedemikian beratnya, pernah berkata, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21) Ayub tidak menghujat Allah walau dia mendapat percobaan. Sehingga dikatakan Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat kurang patut. (Ayub 1:22)
Tetapi setelah mendapat teguran dari sahabatnya, yang menduga Ayub sudah berdosa pada Allah, terucaplah perkataan Ayub. Menurutnya Allah telah berlaku tidak adil padanya. "Insafilah, bahwa Allah telah berlaku tidak adil terhadap aku." (Ayub 19:6a) Pendapat itu persis sama dengan pendapat kebanyakan orang. Ya, pikir Ayub, Allahlah yang bertindak mengadakan pencobaan pada dirinya.
Kisah seorang suster
Ada suatu kisah tentang seorang suster yang tinggal di daerah Amerika Latin. Suster ini amat pandai bernyanyi lagu rohani. Dia sering menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan. Para pendengarnya merasa diberkati oleh puji-pujiannya. Suster ini sering pergi ke desa-desa untuk mengobati, menghibur, dan memberi nasihat bagi orang-orang di desa itu.
Tetapi suatu hari, ketika dia berkunjung ke salah satu desa, mendadak desa itu diserang oleh gerombolan komunis. Penduduk desa pun kabur menyembunyikan diri. Termasuk juga suster ini. Sambil dengan tubuh terasa gemetar, dia berdoa dalam hatinya, mohon perlindungan Tuhan yang amat dikasihinya. Tetapi tiba-tiba, seorang penjahat komunis ini melihatnya. Segera dia memanggil teman-temannya. Lalu mereka berramai-ramai memperkosa wanita itu. Setelah itu ditinggallah wanita itu.
Ketika masih berada dalam penderitaan yang luar biasa, terbaring sambil menangis, wanita itu berkata lirih, "Ternyata Tuhan itu tidak ada. Ketika aku membutuhkan pertolonganNya, dia tidak ada." Wanita itu amat kecewa dan sakit hati. Lalu dia bangun dan berkata sekali lagi, "Tuhan tidak ada, tetapi yang ada adalah iblis." Lalu dia pergi dan menghujat Tuhan. Oh, sungguh kasihan dia. Karena amat kecewa, dia justru meninggalkan Tuhan.
Akibat dosa
Setelah dewasa, akhirnya saya mendapat jawaban melalui Firman Tuhan yang saya baca. Disitulah saya mendapati Allah itu Maha Adil. Lho, bagaimana itu bisa? Dalam kitab Kejadian tertulis pada waktu berada di taman Eden, bukankah Adam dan Hawa hidup berbahagia? Mereka dapat bertemu Allah kapan saja. Keduanya juga tidak pernah mendapat berbagai masalah dalam hidupnya. Tidak mengalami kematian, penyakit, atau berjerih lelah mencari nafkah. Hidup senang selamanya.
Namun ketika tergoda oleh iblis sehingga mereka berbuat dosa terhadap Allah, timbullah semua persoalan itu. Mereka menjadi takut bertemu dengan Allah. Mereka mendapat kutukan sehingga harus merasakan penderitaan dan kesukaran. Tumbuh-tumbuhan untuk menafkahi hidup mereka harus ditanam terlebih dulu. Jika tidak, maka yang tumbuh hanyalah semak duri. Dan yang terutama adalah mereka sedang diproses menuju kematian dengan segala akibat yang ditimbulkannya, yaitu pembunuhan, penyakit, bencana alam, peperangan, dan lain-lain. Jadi sebenarnya manusialah yang berbuat salah sendiri di bawah rayuan setan. Bukan Allah yang melakukannya.
Allah memberi damai sejahtera
Sebenarnya Allah tidak pernah merancangkan penderitaan manusia. Sebaliknya Dia merancangkan hal-hal yang baik bagi mereka. "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yer. 29:11)
Dalam kitab Ayub juga tertulis bahwa Allah tidak menyebabkan penderitaan pada Ayub. Tapi iblislah yang berusaha menghancurkan Ayub. Allah hanya mengijinkannya untuk menguji iman Ayub. Berarti Ayub telah salah mengira mengenai Allah. Karena itu pada akhirnya, setelah Ayub bertobat minta ampun, maka Allah memulihkan kembali keadaan Ayub.
Suster itu harus mengalami penderitaan itu, karena ikut Yesus terkadang memang harus menderita. Dia belum sampai meninggal dunia seperti para rasul, bahkan Yesus sendiri. Tetapi dia segera meninggalkan Tuhan. Sayang sekali. Memang terkadang perasaan kecewa bisa membuat seseorang meninggalkan Tuhan. Marilah kita tetap kuat di dalam Tuhan. Tidak ada penderitaan apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan. Amin.
Allah mencurahkan berkat jasmani
Allah bersifat adil terhadap ciptaanNya. Dia menerbitkan matahari bagi orang jahat dan baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan tidak benar. (Mat. 5:45) Jadi secara jasmani, Allah memberkati semua orang yang berusaha di dunia ini. Dia tidak membedakan orang baik mau pun orang jahat. Karena itu jika ada orang yang amat kaya atau amat miskin, itu terserah mereka yang berusaha. Dia juga memberi wajah ganteng atau buruk tergantung dari garis keturunan orang itu.
Tapi tentu Allah tidak melupakan orang pilihannya. Dia akan selalu memberkati orang yang hidupnya benar. Dia akan memberkati semua kebutuhan jasmaninya, terutama kebuhan rohaninya. "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." (Maz. 37:25) Tetapi Allah tentu saja tidak menghendaki kita hidup berfoya-foya.
Pertanyaan masih terjadi
Namun ternyata apa yang dulu pernah saya pikirkan, masih terus menjadi pertanyaan sampai saat ini. Di radio ada banyak pertanyaan tentang keadilan Allah, tentang Allah yang tidak menjawab doa, Allah tidak memberikan apa yang diminta, dan lain lain. Pertanyaan ini sudah sering kami jawab, tapi masih saja ada yang bertanya seperti itu. Oh, Tuhan ampunilah kekurang-tahuan kami.
Ada banyak orang yang masih saja kecewa lalu kemudian menjadi orang yang tidak percaya Tuhan atau bahkan menjadi atheis. Mereka mengatakan Allah itu tidak ada sebab dia tidak berbuat apa-apa untuk mengatasi hal itu. Mereka akhirnya memilih langkah yang amat salah sehingga Allahlah yang mereka salahkan.
Penutup
Puji Tuhan bahwa Dia mengasihi kita sehingga kita dapat memahami masalah yang rumit itu. Tuhan telah memberikan kepada kita sesuatu yang amat berharga. Sebab bukan Allahlah yang melakukan hal buruk itu, tetapi justru Dialah yang telah mengampuni semua kesalahan dan dosa manusia sehingga mereka dapat selamat. Semoga menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.