Jumat, 08 Oktober 2021

Sekalipun Pohon Ara Tidak Berbunga

 


Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi). (Habakuk 3:17-19)


Banyak usaha berantakan

Ketika keadaan pandemi covid-19 ini masih baru berlangsung, banyak para pengusaha, pedagang, pemilik hotel, tempat rekreasi, dan warung-warung, bahkan gereja pun masih tenang-tenang saja dan bisa menerimanya. Mereka mula-mula menganggap virus ini akan segera sirna, seperti virus-virus lainnya. 

Tapi setelah berjalannya waktu selama satu setengah tahun lebih, ternyata virus ini tidak menghilang bahkan makin meluas, mulailah terasa amat mengkhawatirkan. Betapa tidak? Gelombang pertama virus ini belum selesai, kini muncul gelombang kedua yang lebih ganas. Varian virus delta ini lebih banyak lagi makan korbannya. Sekarang sudah muncul lagi varian virus Kappa yang tidak kalah ganasnya.


Melakukan PPKM Darurat

Karena itu pemerintah pada 3-20 Juli 2021 secara serius melakukan PPKM Darurat di seluruh pulau Jawa dan Bali. Di daerah-daerah ini dijaga ketat oleh para petugas yang menutup akses jalan sehingga memaksa para pekerja dan pengusaha untuk berhenti bekerja di kantor. Hanya di beberapa usaha di bidang esensial dan kritikal yang masih dapat diberlakukan. Namun bidang selain itu harus WFH (bekerja dari rumah). 

Mengapa harus terjadi PPKM Darurat? Terakhir ini bahkan ditambah juga dengan beberapa tempat di luar pulau Jawa? Apakah tidak ada cara lain? Ya, hal ini terpaksa dilakukan karena banyak orang yang tidak mematuhinya sehingga terjadi penularan sampai di atas 50.000 orang perharinya. Untunglah sekarang menurun menjadi sekitar 40.000 orang perharinya.


Dampak negatifnya

Dampak negatif PPKM ini adalah berkurangnya penghasilan para pengusaha dan lainnya. Sehingga ada yang secara diam-diam masih melanggarnya. Dengan resiko jika ketahuan langsung ditutup kantornya atau terkena denda. Sudah banyak karyawan yang dirumahkan. Entah berapa banyak orang akan terkena PHK. Pemerintah merasa hal itu amat berat, namun terpaksa melakukannya karena sudah banyak korban yang meninggal.

Belum lagi para pedagang kecil yang harus gulung tikar karena omzetnya tidak mencukupi. Bisnis perhotelan dan pariwisata juga harus ikut menderita. Mengapa demikian? Karena banyak orang yang tidak bisa berpergian. Semuanya terkena dampaknya, apapun pilihan pemerintah. Bantuan dana dan obat-obatan dari pemerintah juga tidak mencukupi.


Pendeta terdampak

Hal ini berdampak juga bagi para pendeta. Kini mereka kembali tidak menyelenggarakan kebaktian secara tatap muka, sebab semuanya harus beribadah on-line. Pendeta yang sungguh berharap hanya dari hasil pendapatan yang diserahkan oleh jemaat, tentu akan berkurang penghasilannya. 

Tapi ternyata ada sebagian orang yang mengaku dirinya Kristen langsung mengkritik mereka. Dikatakan para pendeta ini hanya menjadi hamba uang. Tuduhan itu tentu amat menyakitkan bagi mereka. Karena itu marilah kita yang mengaku sebagai orang Kristen lebih bijak dalam menilai, tidak asal menuduh mereka. Daripada menghina mereka, ada baiknya jika kita yang mempunyai kelebihan dana, sumbangkanlah sebagian harta kita untuk mereka.


Allah Tuhanku itu kekuatanku

Memang semua yang dialami ini sungguh berat rasanya, terutama bagi mereka yang terdampak. Kemana lagi mereka harus minta tolong? Semuanya juga sedang terdampak. Seolah-olah sudah tidak ada harapan lagi. Padahal virus ini belum mereda. Tetapi bagaikan ucapan nabi Habakuk di atas, sekali pun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, aku akan bersorak- sorak di dalam Tuhan. Mengapa? Sebab Allah Tuhanku itu kekuatanku. Dialah yang telah menyelamatkanku.

Ya, sungguh benar. Kita memiliki Tuhan yang mempunyai segala kekayaan di dunia ini. Dia yang sanggup memelihara kita, asalkan kita selalu berharap padaNya. Lihatlah burung di udara yang tidak menanam, tetapi mereka dipelihara Tuhan. Bunga di padang tidak memintal benang, tetapi keindahannya melebihi pakaian raja Salomo. Haruskah kita takut pada keadaan ini?


Banyak yang berganti strategi

Lihatlah, bagaimana orang-orang lain yang juga menderita. Mereka tidak hanya berdiam diri, menangis dan hanya berharap pertolongan dari Tuhan, tanpa melakukan apa-apa. Mereka kini cepat-cepat mengubah cara berpikir dan strategi mereka. Mereka memanfaatkan teknologi baru. Mereka mengubah cara berjualan mereka secara on-line. Apa hasilnya? Mereka bahkan lebih sukses lagi.

Ada juga mulai bercocok tanam. Ada yang membuat kerajinan tangan. Mereka membuat beraneka ragam pekerjaan menggunakan multi media. Penghasilan mereka juga amat memadai. Apakah mereka orang Kristen? Mereka bisa Kristen, bisa juga bukan. Namun Tuhan selalu memberkati mereka, asalkan mereka bekerja dengan sungguh-sungguh. Kita pun asal jangan hanya meminta kepada Tuhan, tetapi juga mau berusaha, pasti Tuhan akan memberkatinya


Akhir kata

Marilah kita lebih mendekatkan diri pada Allah kita. Mohon pertolonganNya selalu. Tidak lupa juga mohon berkat dan penyertaanNya. Janganlah kita hanya bisa mengkritik orang-orang yang sedang menderita ini. Bagikanlah doa dan dana bagi mereka. Tuhan pasti akan senang menyaksikannya 

Demikianlah renungan kali ini. Tuhan selalu menolong kita. Amin.

Yohannes Lie, Rabu 21 Juli 2021
Mandala FM 90,1, Jumat 8 Oktober 2021