Minggu, 03 Oktober 2021

Covid 19: Jangan Kuatir Atas Hidupmu

 

Yesus menghibur

"Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Mat.5:45)


Kuatir terhadap masalah

Terkadang seseorang merasa kuatir atas segala hal di dunia ini. Terlebih saat masa pandemi covid-19. Bila mendengar berita makin banyaknya penularan dan kematian atas orang-orang, terasa begitu mengerikan. Belum lagi jika di media sosial, ternyata orang yang dikenal juga telah tertular bahkan sampai meninggal dunia. Sungguh membuat hati ini menjadi bingung, sedih, dengan diiringi rasa kuatir. Langsung berpikir, apakah aku juga akan kehilangan orang yang kucintai. Atau mungkinkah justru diriku sendiri akan sampai di akhir kehidupan ini? Perasaan ini yang selalu muncul di hati.

Banyak orang Kristen dengan tulus di berbagai media sosial selalu berusaha menghibur dan menguatkan orang lain. Mereka berkata, "Jangan takut, jangan kuatir, sebab tangan Tuhan pasti akan selalu menyertai kalian. Berdoa sajalah kalian." Banyak lagi nasihat serupa disampaikan dalam berbagai media sosial.


Mengapa orang percaya tertular?

Tapi mengapa banyak orang percaya yang tertular dan meninggal dunia. Apakah Tuhan tidak menyertai mereka? Kurang berdoakah mereka? Tidak berimankah mereka? Mungkin justru mereka jauh lebih beriman, rajin berdoa dan sungguh-sungguh beribadah kepadaNya. Di antara mereka juga banyak para hamba Tuhan dan aktifis gereja yang tertular. Mereka adalah orang yang amat beriman. Namun penyakit covid ini seolah-olah tidak perduli. Orang baik maupun jahat semuanya bisa kena tular.

Banyak orang Kristen selalu berkata-kata manis. Memang ucapannya amat indah, namun itu semua hanyalah seperti ucapan yang tiada artinya sama sekali dan tidak berpengaruh kepada orang yang tertular. Memang ada yang sembuh, tetapi bukankah ada juga yang tidak tertolong lagi? Sudah berdoa agar pandemi ini segera berakhir, tapi hasilnya malahan sebaliknya. Bukannya mereda, malahan semakin banyak orang yang tertular dan meninggal. 

Melihat bagaimana orang percaya maupun tidak percaya, bisa terkena, malahan meninggal, sebagian orang mulai kendur imannya. Apakah Tuhan sudah tidak perduli lagi dengan mereka? Dimanakah Tuhan pada saat penderitaan seperti ini? Apakah Tuhan sedang menghukum semua orang tanpa lagi memandang apakah itu orang benar atau orang jahat? 


Ternyata semua orang sama

Seperti ucapan Yesus yang terdapat di dalam ayat pokok di atas, ternyata untuk segala hal yang bersifat jasmaniah itu akan sama pengaruhnya terhadap siapa saja. Bersifat jasmaniah maksudnya adalah seperti misalnya berkat jasmani atau kutuk, sehat atau penyakit, kaya atau miskin, ternyata sama saja bagi semua orang. Asal orangnya rajin bekerja dan pintar mengelolanya, pasti akan berhasil. Jika ternyata orang itu seenaknya saja pada saat pandemi, kemungkinan bisa tertular. Tidak perduli apa agamanya.

Baik orang benar atau tidak benar, orang baik atau jahat, bahkan orang Kristen atau bukan, semua akan mengalami hal yang sama. Sama seperti matahari dan hujan diberikan Allah kepada siapa saja. Tidak ada kecualinya. Itulah keadilan Tuhan. 

Jadi kalau tidak berhati-hati dengan penyakit ini, pasti kita akan tertular walau pun rajin berdoa. Kita harus menyadarinya. Lihatlah di seluruh dunia, bukankah semua orang bisa saja terkena penyakit itu jika hidupnya semaunya? Bila ternyata dia bisa sembuh, semua orang juga banyak yang sembuh, tanpa memandang apa agamanya. Tapi bisa juga dia menghadapi kematian tanpa melihat apakah orang itu baik atau jahat. 


Jagalah Protokol Kesehatan

Oleh karena itu, kita harus menjaga dengan ketat semua anjuran pemerintah. Jagalah protokol kesehatan, pakailah selalu masker pelindung diri, cucilah tangan dengan sabun, jagalah jarak satu dengan yang lain, janganlah berkerumun, hindarilah bepergian kalau tidak ada keperluan penting. 

Bila sudah bisa divaksin, lakukanlah vaksinasi. Jangan berkeras bahwa vaksin itu sudah dimasuki oleh chip antikris. Itu adalah suatu tindakan yang amat nekat dan ceroboh. Dan paling penting dan terutama adalah selalu berdoa kepada Tuhan agar Dia selalu melindungi kita, keluarga kita, teman-teman kita, dan semua orang yang patuh kepada pemerintah. 

Mengapa kita harus selalu berdoa? Sebab kita sebagai manusia yakin bahwa ada saja kesalahan yang mungkin sengaja atau tidak sudah kita lakukan. Tuhan akan memberi kita imunitas agar kita juga dapat kuat terhadap virus ini asalkan memang tubuh kita dijaga dengan baik.


Janganlah kuatir atau takut

Jangan kita kuatir atau takut terhadap ini semua sebab itu bisa menurunkan imun kita. Kita hanya bisa berserah kepada Tuhan atas kesembuhan bila kita tertular. Tetapi jika Tuhan berkehendak lain, dimana dia ingin bersama kita dalam Kerajaan Sorga, kita akan tetap menerimanya dengan baik. Yang penting kita sudah mentaati perintah dari pemerintah.

Jadi kita tidak pernah merasa kuatir dan takut lagi pada apa pun di dunia ini. Kita juga tidak pernah menyalahkan Tuhan karena masalah ini. Ini adalah bagian dari hidup jasmani kita. Jika kita tidak terkena virus ini, mungkin kita juga akan terkena penyakit yang lain sebelum sampai pada akhir hidup kita. Tidak mungkin kita akan terus bertahan dengan segala kefanaan dunia ini.


Penutup

Karena itu kita harus taat dengan protokol kesehatan, dan percaya pada Tuhan, tidak pernah menghujat apalagi meninggalkan Tuhan, dan janganlah lupa untuk tetap selalu berdoa. Ingatlah bahwa Tuhan telah menyampaikan ayatNya itu agar kita selalu bersiap atas semua masalah kita. 

Yang penting kita jangan hanya berpikir tentang problem di dunia ini, tapi kita harus juga berpikir pada perkara yang di atas, dengan selalu percaya pada Tuhan dan bekerja untuk memuliakan namaNya sehingga kelak kita kembali ke sorga. Nah, hal itulah yang tidak diperoleh orang yang tidak percaya pada Yesus. Tuhan hanya memberi berkat rohani yang tidak bisa dimiliki oleh mereka, yaitu keselamatan kekal di sorga. Demikianlah renungan kali ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Yohannes Lie, Kamis 15 Juli 2021,
GPdI Permata Asri, Minggu 3 Oktober 2021