"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yoh. 14:15)
Perintah Tuhan
Apakah perintah Tuhan itu? Ternyata ada banyak sekali. Yang mana harus dituruti? Kita ambil saja dua hukum yang terutama. Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat. 22:37-40)
Jadi dari seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi terbagi menjadi dua bagian yaitu mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia. Cuma dua hukum, tetapi mencakup semua aspek kehidupan kita. Bila kita mengasihi Tuhan Yesus, kita pasti akan menurutinya. Tapi bagaimana kita dapat melakukannya? Sebab walaupun hanya dua hukum saja tetapi hukum itu teramat sulit untuk menurutinya?
Saat masih remaja
Ketika saya masih remaja, saat membaca Yohanes 14:15 di atas, bahwa untuk mengasihi Tuhan Yesus, harus menuruti perintahNya, rasanya tidak terlalu sulit. Ya, apa susahnya untuk mengasih Dia? Itu pemikiran saya pada waktu itu. Saya pikir, asalkan kita rajin beribadah, berdoa, menyanyikan lagu pujian dan penyembahan, suka membaca Alkitab, berarti kita sudah mengasihi Allah, bukan?
Nah, semuanya itu saya lakukan dengan rajin. Bahkan saya juga membantu mengajar Sekolah Minggu hampir tiap minggu di gereja pusat mau pun di cabang. Saya sudah mengikuti kursus Alkitab Tertulis dari dua institusi yang berbeda. Baca Alkitab sudah habis sampai 3 kali. Kurang apa lagi? Sudah aman, saya pikir.
Setelah makin mengerti Firman Tuhan
Namun setelah semakin dewasa, dan kini sudah semakin tua, saya semakin mendalami isi Firman Tuhan secara lebih sungguh-sungguh, saya merasa itu semua baru permulaan saja. Memang saya sudah melakukan untuk Tuhan dan pekerjaanNya. Tapi hanya sebagian saja. Ibarat saya baru belajar di kelas pemula. Semakin saya pelajari FirmanNya, semakin saya merasa bahwa saya masih belum apa-apa bagi Tuhan dan pekerjaanNya.
Sebab kita tidak hanya berkata, “Tuhan, aku amat mengasihiMu!” tapi harus juga mengasihiNya dengan segenap perasaan hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi, dan segenap kekuatan kita. Artinya dengan seluruh kehidupan kita. Jika kita hanya berkata-kata saja, itu baru dengan ucapan kita. Kita harus mewujudkannya dalam semua segi kehidupan kita.
Kita juga harus mengasihi sesama manusia. Bagaimana kita bisa mengasihi mereka jika kita masih sering bersikap egois? Kita masih sering menghakimi orang lain, walau mungkin tanpa sadar. Kita bersikap masa bodoh dengan orang lain. Belum lagi kita juga sering marah kepada orang yang merendahkan kita. Padahal kalau seseorang berkata, “Aku mengasihi Tuhan!”, tapi membenci saudaranya, ia adalah pendusta. (1Yoh. 4:20) Ya, dia menjadi orang yang suka berbohong.
Tuhan, ampunilah aku
Karena itu Tuhan, ampunilah diriku. Dengan kekuatanku sendiri aku pasti tidak akan mampu. Aku ingin menuruti semua perintahMu, tetapi aku tidak bisa melakukannya! Sebab terkadang keinginan dagingku mengajakku berdosa. Tanpa sadar, aku menghakimi orang lain. Tanpa sadar aku membenci saudaraku. Apakah itu berarti aku tidak mengasihiMu? Tuhan, aku sungguh mengasihiMu. Berilah aku kemampuan untuk melakukannya.
Sungguh benarlah FirmanMu, bahwa keselamatan itu hanya karena kasih karunia dan iman (Efe. 2:8). Aku sama sekali tidak berbuat apa-apa. Sungguh Engkau luar biasa baiknya sehingga bersedia mati untuk menolongku. Kini biarlah aku lebih mengasihiMu dan sesamaku. Janganlah aku sampai menghakimi atau membenci orang lain. Biarlah aku hanya membalas kebaikanMu, Tuhan.
Akhir kata
Biarlah kebaikanMu itu menjadi kekuatan bagi kami untuk menuruti semua FirmanMu, karena FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Maz. 119:105) Demikianlah renungan kali ini. Tuhan selalu menolong kita. Amin.
Yohannes Lie, Selasa 14 September 2021