Rabu, 18 Agustus 2021

Doktrin Trinitas dan Oneness

 


"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat. 28:19b) 


Zaman Gereja Awal

Setelah Tuhan Yesus Kristus naik ke sorga dan mengirimkan Roh Kudus pada hari Pencurahan Roh Kudus, maka penuhlah para murid dengan Roh Kudus. Banyak sekali orang yang menyaksikannya terheran-heran. Lalu berdirilah Petrus untuk berkotbah. Sesudah ia berkotbah, banyak dari mereka bertobat sehingga dibaptislah sekitar tiga ribu orang jiwa baru. Mereka itu kemudian membentuk suatu persekutuan yang hidup dalam pengajaran para Rasul. 

Setelah peristiwa itu, pemberitaan Firman dan penginjilan terus berlangsung. Nama Yesus terus diberitakan. Namun para rasul dan murid-murid lainnya mula-mula masih berada di sekitar Yerusalem. Mereka belum menginjil ke kalangan bangsa lain. Pemberitaan penginjilannya juga berkisar tentang kebangkitan Yesus dan pertobatan kepadaNya. 


Mulai penganiayaan

Kemudian para pengikut Tuhan mulai mendapat penganiayaan dari kalangan Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus. Banyak dari mereka mulai keluar dari Yerusalem dan Injil pun ikut terbawa oleh mereka. Disamping itu para rasul juga tidak sedikit yang keluar bahkan sampai ke bangsa-bangsa lain. Rasul Petrus dan murid-murid lainnya banyak juga yang menginjil ke bangsa-bangsa asing selain bangsa Yahudi sendiri.

Saulus, yang kemudian berganti nama menjadi Paulus, bertobat dan menjadi rasul di kalangan Yahudi tetapi terutama menjadi rasul untuk bangsa lain. Bahkan dia juga sampai kota Roma dan wafat terbunuh disana. Sebelumnya dia banyak menulis surat-surat kepada orang percaya. Banyak sudah dia menulisnya dan isinya berkisar kepada pengajaran Yesus dan membuka rahasia berbagai pengajaran Yesus.


KeTuhanan Yesus

Kemudian pengikut Yesus sudah mulai banyak, timbullah beberapa masalah. Salah satunya adalah tentang keTuhanan Yesus. Mereka percaya kepada Allah Bapa sebagai pencipta alam semesta ini. Tetapi pertanyaan mereka tentang Yesus adalah bagaimana posisi ketuhanan Yesus. Apakah Yesus itu bagian dari Allah atau Dia hanya ciptaan saja? Apakah Dia sejajar atau berada sedikit di bawah Allah Bapa?

Muncullah berbagai ajaran yang mengarah kepada sekte. Misalnya ajaran yang mengatakan bahwa struktur tertinggi adalah Allah Bapa, sedangkan Yesus dan Roh Kudus berada setingkat di bawahNya, tapi masih berada di atas malaikat. Sekte lain mengatakan Yesus adalah pemimpin bala tentara Tuhan tetapi Dia bukan Allah Bapa. Ada yang mengatakan Yesus adalah malaikat Mikhael. Sebagian lagi mengatakan Yesus adalah manusia biasa, yang diangkat sebagai Anak Allah. Timbul berbagai pendapat yang saling berbeda satu sama lain.

Pada abad ketiga, bersidanglah seluruh pemimpin gereja di Konsili Nicea antara lain untuk membahas hal ini. Muncullah dari sini, gagasan dari Uskup Tertulianus yang mengatakan hubungan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus itu dalam bentuk Trinitas. Yaitu Allah yang terbagi menjadi tiga pribadi tetapi satu hakekat. Tiga menjadi satu. Bentuk Allah Trinitas inilah yang diakui oleh sebagian besar umat Kristen pada saat itu sampai hari ini. (bacalah Cawan Hikmat: Siapakah YHWH dan Yesus,) Tapi pengajaran bentuk lain ternyata masih diakui oleh berbagai sekte saat ini. 


Doktrin Trinitas 

Bagaimana bentuk trinitas itu? Jadi Tertulianus mulai menjelaskan bahwa dalam Alkitab tercantum adanya Trinitas, misalnya “Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat. 28:19b). Ketika Yesus keluar dari pembaptisan disitulah ketiga pribadi ini muncul, yaitu suara Bapa yang mengatakan “Inilah AnakKu yang Kukasihi.” (Mat. 3:17), wujud dari Roh Kudus yang digambarkan dengan burung merpati, dan Yesus sendiri. Ada masih banyak lagi tentang hal itu dalam Alkitab. Sehingga digambarlah bentuk itu dalam segitiga yang setara antara Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiganya adalah Allah, tetapi ketiganya tidak sama satu dengan yang lain.

Ajaran ini berkembang lama sekali bahkan sampai saat ini. Ada banyak aliran berbagai gereja menggunakan bentuk ini. Mereka mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi Allah, tetapi bukan Allah Bapa. Jadi itulah pengajaran tentang Allah Trinitas.


Doktrin Oneness 

Kelemahan dari bentuk Trinitas ini adalah Allah ada dalam bentuk tiga pribadi yang berbeda walaupun satu hakekat. Sehingga muncul pendapat, termasuk dari agama lain, yang mengatakan bahwa agama Kristen penganut Trinitas menyembah tiga Allah berbeda. Sekalipun dikatakan satu hakekat atau menjadi satu pribadi, tetap ada 3 pribadi yang disembah. Hal itu bertentangan dengan ajaran Yesus yang mengatakan bahwa Allah itu Esa. (Baca: Cawan Hikmat: Kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan Allah)

Karena itu muncul suatu ajaran yang disebut Oneness, yaitu nama Allah adalah Yesus. YHWH Elohim atau TUHAN Allah dan Roh Kudus bukanlah nama pribadi melainkan sebutan. Nama yang muncul adalah Yesus. (Luk. 1:31) Sehingga dipercaya bahwa nama Tuhan Allah itu adalah Yesus. Kemudian di dalam aliran pantekosta, baptisan itu harus disertai dengan perkataan “Dengan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. 

Ajaran ini berkembang dimulai dari ajaran United Pentecostal Church yang menolak doktrin Trinitas.


Manakah yang benar?

Munculnya dua aliran ini satu sama lain saling menyalahkan dan mengatakan bahwa ajaran lawan mereka sesat. Dan ini berlangsung cukup hebat dan mengerikan, karena sering dalam perdebatan tidak menggunakan kata-kata yang sopan tapi justru menggunakan istilah yang menyeramkan. Tentu saja Tuhan Yesus amat tidak berkenan dengan hal itu. 

Jadi manakah yang benar? Kedua ajaran ini sama-sama benar dan saling melengkapi. Jadi ajaran Trinitas itu benar kalau membaca sebagian Alkitab, dan ajaran Oneness juga benar kalau membaca sebagian Alkitab lainnya. Jadi kalau kita melihat hubungan antara Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam konteks dalam dunia ini, maka ajaran Trinitas itu benar. Sedangkan kalau membaca lebih lanjut lagi mengenai siapakah Yesus sesuai Alkitab, tentu kita akan menyetujui istilah Oneness.


Penutup

Di akhir tulisan ini, marilah kita bersatu lagi. Tidak perlu saling menyalahkan dan menyesatkan. Sebab kalau sungguh-sungguh diperhatikan ternyata kedua ajaran ini sama-sama benar dan saling melengkapi. Terima kasih bila kita telah menyadarinya. Puji Tuhan. Amin.

Yohannes Lie, Rabu 18 Agustus 2021