Bimbinglah aku, ya Tuhan. |
“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus" (Efe. 4:13)
Kristen Baru Lahir
Saat baru percaya pada Yesus, kita masih disebut Kristen baru lahir. Kita ibarat seorang bayi, belum mendapat makanan keras dari Tuhan, melainkan, "Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya." (1 Kor. 3:2)
Namun seiring berjalannya waktu, kita makin dewasa dan mendapat makanan keras. "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat". (Ibr. 5:14)
Tetap menjadi bayi
Namun demikian, ada juga orang-orang yang ingin tetap menjadi bayi. Dia tidak ingin mendapat persoalan hidup. Ketika mendapat ujian keras, dia mulai goyah imannya bahkan menjadi mundur. Mendapat masalah, langsung dia berpikir, "Sungguh aku kecewa. Tuhan sudah tidak mendengar doaku."
"Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras." (Ibr. 5:12) Haruskah kita tetap seperti ini, tanpa pertumbuhan rohani?
Kesatuan Iman
Salah satu syarat dari ayat Efesus 4:13 adalah kita harus mencapai kesatuan iman. Kita mengimani bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dialah yang empunya sorga. Dia mengampuni dosa kita dan menawarkan jalan ke sorga. Kita percaya Yesus adalah pribadi hebat yang sanggup menyembuhkan orang sakit, sanggup memberkati, dan memulihkan.
Mencapai kesatuan iman adalah kita bersama-sama harus memberitakan Injil kepada orang lain, seperti yang diamanatkan oleh Yesus. Siap menderita apa pun yang kita alami, tidak menghakimi orang lain, kecuali memang itu adalah ajaran sesat yang tidak sesuai ajaran Tuhan. Kita tetap melayani Tuhan dalam situasi apa pun.
Namun jika situasi kesehatan seperti sekarang ini, beritakanlah Firman Tuhan atau pelayanan kasih lain secara on-line. Jangan sampai bukan berita keselamatan yang disampaikan, melainkan justru penyakit covid yang kita tularkan karena kita hadir dalam suatu ibadah secara langsung. Memberitakan Injil secara on-line bahkan lebih banyak menjangkau orang lain di seluruh dunia. Tidak terkendala oleh tembok ruangan. Ingat, iman tanpa perbuatan adalah mati. (Yak. 2:26) Karena itu kita tidak boleh tetap berdiam diri saja.
Pengetahuan tentang Anak Allah
Kita harus juga bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Dari mana mendapat pengetahuan itu? Dengan mendengarkan Firman Tuhan yang disampaikan gembala kita, membaca renungan rohani, mendengarkan youtube rohani, atau membaca kitab Firman Tuhan.
Apakah pengetahuan itu? Yaitu pengetahuan yang benar tentang keselamatan itu sendiri. Bahwa kita hanya mendapat pengampunan dari semua dosa kita dan diselamatkan hanya karena belas kasihan Tuhan, bukan karena kita sudah berbuat benar. Tuhan Yesus sudah mati untuk menebus kita. Kita berbuat kebaikan dan kebenaran, untuk membalas semua kebaikan Tuhan, bukan untuk menyelamatkan diri kita.
Inilah doa Paulus untuk kita semua, yaitu "Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus." (Flm 1:6) Jadi pengetahuan yang baik untuk Kristus, itu bukan pengetahuan atas kehebatan diri kita. Tanpa Kristus, kita tidak akan mampu berbuat apa-apa.
Kedewasaan Rohani
Dari situ kita belajar menjadi dewasa dalam Tuhan. Mulai dari iman. Bagaimana supaya iman bertumbuh, belajarlah Firman Tuhan. Firman Tuhan didapatkan dari pendengaran akan Firman, rajin membaca Alkitab dan merenungkannya, diskusi atau mendengar dari para pengkotbah di radio atau di youtube. Tapi harus hati-hati sebab di youtube atau di tempat lain, mungkin saja ajarannya sesat. Karena itu kita harus bertanya kepada gembala kita.
Kita juga harus berubah sikap dan sifat kita. Kalau dulu sering menyombongkan diri, sekarang kita makin rendah hati. Dulu suka mengeluh, sekarang sering bersyukur, dulu mau menang sendiri, sekarang mau berbagi dengan orang lain. Dulu kita egois berusaha hanya untuk diri kita, sekarang sudah mulai berbagi dengan orang lain. Ya, itulah perubahan dalam hidup kita. Suka mengampuni, bukan pendendam.
Kita harus berubah sedikit demi sedikit tapi terus menerus. Kita harus menyerupai pribadi Yesus. Kita mengasihi orang lain. Kita giat melayani. tidak mudah putus asa. itulah tanda-tanda kedewasaan rohani.
Tingkat Pertumbuhan
Tentang tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, artinya kita harus bertumbuh terus sehingga pribadi Kristus penuh dalam diri kita. Agar hati dan prilaku kita menjadi seperti Kristus. Orang akan melihat apakah ada Kristus di dalam kita atau tidak.
Jika Kristus ada di dalam kita maka kasihNya akan terlihat dalam diri kita, pengampunan akan selalu kita berikan walau pun kita tidak diperlakukan dengan baik. Segala kesalahan orang lain yang amat menyakitkan diri kita, kita tidak akan membalasnya. Kita hanya melihat dengan hati penuh belas kasih kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Kita selalu berusaha untuk memperkenalkan Yesus pada orang lain.
Hidup kita menjadi berkat untuk orang lain. Jangan menjadi batu sandungan bagi mereka. Kita selalu bertindak sesuai Firman Tuhan. Dalam kesulitan dan ujian yang kita rasakan, kita akan selalu mengucap syukur, bukan karena kesulitan atau ujian itu, namun karena kasih Tuhan yang selalu menolong kita.
Akhir Kata
Kita memang masih belum sanggup berbuat seperti itu semua, namun kita selalu berdoa agar Tuhan memberi bimbingan pada kita agar sedikit demi sedikit dapat melakukannya. Kita percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita. Amin.