Pohon Ara dalam Perjanjian Lama
Kita mengetahui pohon ara dari Kejadian 3:7, “Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.”
Juga dari Ulangan 8:8, sebagai salah satu makanan yang terdapat di negeri yang dijanjikan “suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya”
Pohon Ara dalam Perjanjian Baru
Zakheus memanjat pohon ara untuk melihat Yesus. “Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.” (Lukas 19:4)
Bahkan Yesus mengutuk pohon ara karena tidak menghasilkan buahnya. “Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya. (Markus 11:13-14)
Yesus juga menyatakan dalam perumpamaan tentang pohon ara. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. (Lukas 13:6).
Kita sering membacanya
Dari cerita-cerita di atas, kita sudah membaca beberapa ayat terkait pohon ara. Pohon ini cukup penting dalam Alkitab. Bahkan saking sering membacanya kita seolah-olah tahu persis seperti apa pohon itu.
Tapi ternyata sebenarnya banyak dari kita yang belum pernah melihat bagaimana bentuknya dan merasakan seperti apakah jenis pohon itu.
Ya, seperti apa bentuknya?
Pohon ara atau nama latinnya Ficus carica L. adalah sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat dimakan. Pohon ini berasal dari Asia Barat. Buahnya juga bernama sama, yaitu ara.
Nama ini dalam bahasa Arabnya adalah Tin, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fig, sebenarnya termasuk kerabat pohon beringin dari genus yang sama, yaitu Ficus.
Tumbuh di daerah Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang dibudidayakan pula di Australia, Cile, Argentina, serta Amerika Serikat.
Bentuknya berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga 10 meter dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Bunga dan buah Ara
Bunga ara tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup sehingga disangka buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya.
Yang disebut buah sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk semua anggota suku ara-araan (Moraceae). Buahnya berukuran panjang tiga hingga 5 cm, berwarna hijau. Beberapa kultivar berubah warna menjadi ungu jika masak. Getah yang dikeluarkan pohon ini dapat mengiritasi kulit.
Buah ara dapat dimakan segar, dikeringkan, atau dibuat selai. Buah yang dipetik harus segera dimanfaatkan karena tidak dapat disimpan lama atau mudah rusak. Di Bengali buah ara diolah sebagai sayuran.
Bagaimana makannya?
Bagaimana cara kita memakannya secara mentah? Caranya biasa saja. Tinggal dipetik buahnya, lalu dimakan bersama biji dan kulitnya. Kalau tidak suka kulitnya, jangan dimakan. Warnanya memang merah seperti rasa sawo manila. Rasanya manis. Getahnya memang agak pahit.
Apakah tumbuh di Indonesia?
Ya, di Indonesia sudah mulai banyak yang menanamnya. Tapi jenis yang di Indonesia kebanyakan diambil dari Arab Saudi. Juga banyak yang dijual di toko-toko pertanian, terutama di Trubus. Ada yang berwarna hijau dan ada yang merah.
Jadi sekarang ada banyak pohon ara yang ditanam disini. Cuma kebanyakan hanya berukuran kecil, cukup untuk tanaman pot. Padahal di negara asalnya, Israel, pohon ini bahkan dapat dinaiki manusia. Jadi cukup besar.
Bagaimana tumbuhnya?
Kita harus menanam pohon ini, seandainya membelinya di toko, cukup dengan meletakkannya di potnya. Tapi jangan terlalu banyak disiram karena tanaman ini memang kurang menyerap air. Jadi taruhlah di tempat terbuka yang banyak sinar matahari. Ingatlah bahwa tanaman ini berasal dari daerah bergurun pasir.
Nah, buat yang berminat
Kalau para pembaca tertarik untuk menanamnya, silakan beli di toko-toko yang berjualan pohon ini. Pilihlah apakah ingin tanaman yang buahnya berwarna hijau atau sedikit kemerah-merahan.
Harganya bervariasi tergantung besarnya tanaman dan jenis warna buahnya. Tuhan memberkati.
Yohannes Lie, Rabu 2 Januari 2019