Nabi Musa
Musa adalah nabi besar yang amat dihormati oleh bangsa Israel. Dia adalah nabi yang, dengan kuasa Tuhan, membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Mesir.
Beliau menulis lima kitab awal dari kitab Perjanjian Lama, yang disebut Pentateuch, terdiri dari kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Juga menulis Sepuluh Perintah Allah. Kesemua itu disebut Hukum Taurat.
Nubuatan Nabi Musa
Menjelang akhir hidupnya, Musa bernubuat tentang datangnya seorang nabi yang seperti dirinya, yang harus didengar oleh bangsa Israel dimana Allah menaruh FirmanNya dalam mulutnya, dan dia akan mengatakan semua yang diperintahkan Tuhan
“Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” (Ula. 18:15)
“seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ula. 18:18)
Siapakah Nabi yang dinubuatkan Musa?
Ada berbagai pendapat dan tafsiran yang muncul berkaitan nubuatan Musa itu. Bangsa Israel penganut Yudaisme menyebutnya Mesias. Mereka menafsirkan bahwa disamping menjadi nabi, Mesias itu akan menjadi raja Israel yang amat berkuasa. Sampai saat ini Mesias belum datang sehingga mereka masih terus menunggu kedatangannya.
Umat Kristen menafsirkan Mesias itu adalah Yesus dengan berbagai argumentasi. Namun ada juga sebagian penganut agama lain, mengaku bahwa nabi itu adalah nabi mereka dengan beberapa alasan.
Kriteria Mesias berdasarkan Nubuatan Musa
Berdasarkan nubuatan Musa itu, dapat disusun kriteria nabi yang dijanjikan itu.
- Nabi itu dari kalangan bangsa Israel. “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu.”
- Sama seperti Musa. “sama seperti aku”
- TUHAN memerintahkan bangsa Israel agar mendengar dia. “dialah yang harus kamu dengarkan”
- Allah menaruh FirmanNya dalam mulut nabi itu. “Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan
- Mesias akan mengatakan yang diperintahkan Allah, “ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Penolakan oleh Yudaisme
Kaum Yahudi penganut Yudaisme menafsirkan bahwa Mesias itu harus seperti Musa yang memimpin dan membebaskan bangsa Israel dari penindasan bangsa Mesir. Karena itu mereka berharap Mesias akan menjadi pemimpin dan raja yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan membawa mereka ke masa kejayaan kerajaan Israel.
Semula mereka menerima Yesus dan mengakui Yesus adalah Mesias seperti yang mereka harapkan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh. 6:14)
Karena itu mereka berusaha menjadikan Yesus raja Israel. “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.” (Yoh. 6:15) Mereka juga menyambut Yesus sebagai raja saat Dia datang ke Yerusalem menunggang keledai (Yoh.12:13)
Namun karena Yesus menolak menjadi raja Israel di dunia ini, mereka kecewa dan menolak Yesus bahkan akhirnya membunuh Dia.
Penolakan oleh penafsir agama lain
Para penafsir dari agama lain menolak Yesus sebagai Mesias dan menyatakan bahwa nubuatan Musa itu ditujukan kepada nabi mereka. Namun anehnya, mereka menyebut Yesus dengan sebutan Isa Almasih. Bukankah itu bentuk pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias? Mengapa mereka tidak menyebut nabi mereka dengan sebutan Almasih?
Alasan mereka menolak ke”mesias”an Yesus, antara lain.
- Mereka menyatakan bahwa Mesias harus dari kalangan non Israel tapi masih bersaudara. “Seorang nabi dari antara saudara-saudaramu.” Menurut mereka saudara Israel adalah Arab. Tafsir ini tidak tepat, sebab jelas-jelas ditulis bahwa nabi itu dari tengah-tengah dan antara saudara mereka, berarti Mesias harus dari antara ke-12 suku Israel.
- Mesias itu harus seperti Musa secara manusia, yaitu mempunyai ayah dan ibu kandung, menikah, mati, dan seorang nabi. Sedangkan Yesus, menurut mereka, tidak punya ayah kandung, tidak menikah, tidak mati, dan bukan nabi biasa sebab dipercaya umatNya sebagai Tuhan. Lalu mereka mengatakan bahwa nabi mereka secara manusia persis sama dengan Musa, punya ayah ibu, menikah, mati, dan menjadi nabi. Jika tafsirnya seperti itu, jelas kriteria itu bisa juga dipenuhi oleh hampir semua nabi Israel.
Penafsiran dari Kalangan Kristen
Kalangan Kristen menafsirkan kriteria itu berdasarkan hal spesifik yang dinubuatkan Musa yang mustahil dilakukan semua orang.
Mesias dari suku bangsa Israel. Musa dari suku Lewi dan Yesus dari suku Yehuda. Suku Lewi dan suku Yehuda merupakan suku Israel yang saling bersaudara.
Mesias harus seperti Musa,
Mesias dari suku bangsa Israel. Musa dari suku Lewi dan Yesus dari suku Yehuda. Suku Lewi dan suku Yehuda merupakan suku Israel yang saling bersaudara.
Mesias harus seperti Musa,
- Pada masa kecil Musa akan dibunuh oleh bangsa Mesir, Yesus pun akan dibunuh oleh Herodes.
- Musa dipanggil keluar dari Mesir, Yesus pun dipanggil keluar dari Mesir setelah Herodes mati (Mat. 2:15)
- Musa banyak melakukan mujizat, Yesus pun demikian
- Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian, Yesus pun memimpin umatNya dari dunia menuju Sorga yang kekal.
- Musa menyampaikan hukum Taurat dalam kitab Perjanjian Lama, Yesus menyampaikan hukum Kasih Karunia dalam kitab Perjanjian Baru.
- Musa adalah nabi, Yesus pun Nabi. "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea." (Mat. 21:11b) Yesus berperan sebagai Nabi, Imam Besar, dan Raja sebab Dia adalah Tuhan.
Mesias harus didengarkan, “dialah yang harus kamu dengarkan.” Siapakah nabi yang harus didengarkan? Allah menyatakan bahwa Yesuslah yang harus didengarkan dengan berfirman, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." (Mat. 17:5b) Jelas sekali Allah memerintahkan agar Yesus harus didengarkan
Allah menaruh FirmanNya dalam mulut Mesias. Siapakah yang menjadi Firman Allah? Yesus adalah Firman Allah yang turun ke dunia. (Yoh. 1:1 dan 14)
Mesias akan mengatakan yang diperintahkan Allah. Dan inilah perkataan Yesus, “Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.” (Yoh. 12:49)
Nubuatan itu untuk Yesus
Berdasarkan uraian di atas, siapakah nabi yang dinubuatkan oleh Musa? Jika pembaca bersikap jujur, tentu akan mengakui bahwa tafsiran dari kalangan Kristenlah yang paling tepat yaitu Yesus adalah sang Mesias yang dinubuatkan oleh nabi Musa. Puji Tuhan
Yohannes Lie, Selasa 15 Mei 2018
Yohannes Lie, Selasa 15 Mei 2018