Selasa, 26 Maret 2024

Jesus Seminar

 


Penghujatan terhadap Yesus

Sejak tahun 1960-an bermunculan buku dan film yang mendiskreditkan pribadi Yesus.

Jesus Christ Superstar

Tahun 1960-an terbit buku yang kemudian difilmkan di tahun 1970-an dengan judul “Jesus Christ Superstar” karya Tim Rice dan Andrew Lord Weber. Dalam buku dan film ini Yudas Iskariot digambarkan sebagai pahlawan, sedangkan Yesus sebagai seorang yang frustrasi dan mati dalam kegagalan. 

Film The Last Temptation

Tahun 1980-an terbit karya Nikos Kazantzakis yang difilmkan berjudul “The Last Temptation of Christ” disutradarai Martin Scorsese yang mengisahkan skandal Yesus dengan Maria Magdalena, usaha Yesus melepaskan diri dari godaan seks saat dikayu salib, dan saat Yesus berkata "Aku seorang penipu, aku seorang munafik, aku takut akan segala sesuatu, Lucifer di dalam diriku."


Kelompok Jesus Seminar

Penghujatan ini memuncak pertengahan 1980-an dengan aktipnya kelompok yang disebut Jesus Seminar di Amerika Serikat. Kelompok ini mempopulerkan keraguan terhadap Yesus dan Alkitab melalui media massa secara intensip.

Ketika hasil seminar itu dibukukan tahun 1993. Majalah Midwest Today edisi Maret 1994 mengangkat masalah ini dengan judul “Debate Rages Over the Jesus Seminar” 

Pencetus Jesus Seminar

Jesus Seminar diketuai Robert W Funk, ahli Perjanjian Baru, profesor dari Montana University, dan John Dominic Crossan, profesor dari De Paul University, Chicago Amerika Serikat yang adalah rahib Katolik Irlandia tapi melepas kerahibannya karena pandangan kontroversialnya atas Alkitab. 
 
Jesus Seminar disponsori Westar Institute Amerika Serikat untuk meneliti Sejarah Yesus terkait ucapan Yesus yang otentik.

Jesus Seminar

Jesus Seminar

Laporan dibukukan

Laporan lengkap penyelidikan ini berjudul 'The Search for the Authentic Words of Jesus, The Five Gospels, What Did Jesus Really Say?' (1993). Pada tulisan awal buku itu terlihat arah tujuan diadakannya seminar tersebut, yaitu, "Laporan ini dipersembahkan kepada Galileo Galilei yang mengubah pandangan mengenai surga, Thomas Jefferson yang menggunakan gunting untuk memotong-motong Kitab Injil dan David Friedrich Strauss yang mempelopori penyelidikan Sejarah Yesus“

Terjemahan injil Thomas

Selain hasil seminar, buku itu juga memuat terjemahan injil Thomas sebagai injil kelima disebut The Five Gospels. Karena Injil Markus dianggap Injil tertua, Injil Markus diletakkan di depan disusul Injil Matius, Lukas, Yohanes dan Thomas. 
 
Terjemahan ini disebut The Scholar Version (SV) agar terkesan bersifat akademik, dan agar mudah dimengerti pembaca Amerika modern. Mereka mengatakan versi ini paling dekat dengan yang didengar jemaat abad pertama. 

Kegiatan Seminar

Mengumpulkan ucapan yang dianggap perkataan Yesus dari kurun waktu 300 tahun baik dari Alkitab maupun dari sumber kuno. Sekitar 1500 perkataan itu dibagi 4 kategori, yaitu perumpamaan, aforisme, percakapan, dan cerita yang berisi ucapan Yesus. Aforisme adalah ungkapan mengenai doktrin, prinsip, atau kebenaran yang sudah diterima umum. Aforisme berupa pernyataan ringkas, tajam, dan mudah diingat. Ucapan pendek dinilai lebih asli karena mudah diingat daripada kalimat panjang yang mungkin disusun, berkembang dan dibumbui. 

Melakukan pungutan suara untuk menentukan keaslian ucapan itu. Ada empat pilihan:
  1. Asli diberi warna merah, dianggap ucapan Yesus sendiri; 
  2. Mungkin asli diberi warna merah muda, ucapan Yesus yang diragukan atau dianggap telah diubah selama proses salinan; 
  3. Mungkin tidak asli diberi warna abu-abu, ucapan yang dianggap tidak diucapkan Yesus tapi mengandung gagasan Yesus; 
  4. Tidak asli diberi warna hitam, ucapan yang dianggap bukan dari Yesus tapi ditulis pengikutnya atau musuhnya. 

Menolak Otoritas Alkitab

Ucapan Yesus itu disusun untuk merekonstruksikan sejarah hidup Yesus. Kelompok Jesus Seminar mencoba memisahkan sejarah Yesus dan iman pada Yesus. Mereka berusaha menolak pengilhaman dan ketidaksalahan (Inerrancy) Alkitab dan mereka juga membedakan antara Yesus sebagai manusia dan Kristus sebagai Tuhan. 

Kesimpulan didasari voting

Metodologi penyimpulan seminar ini dilakukan secara voting (pungutan suara) untuk menilai kebenaran ucapan Yesus. Seminar ini hanya dihadiri sekitar 30 peserta. Bagaimana mungkin mereka dapat menentukan mana ucapan Yesus yang asli, mungkin asli, mungkin tidak asli, dan tidak asli dalam kitab Injil hanya berdasarkan pendapat sekitar 30-an orang? 
 
Lagipula kebenaran tidak bisa ditentukan oleh pungutan suara terbanyak. Metodologi mereka tidak memenuhi kriteria yang benar dan tentu saja tidak sah. 

Kesimpulan tidak masuk akal

Dari komposisi puluhan responden dan dengan angket seperti itu, mereka menyimpulkan bahwa sebanyak 82% ucapan dalam kitab Injil bukanlah ucapan Yesus. Berarti hanya 18% yang asli diucapkan Yesus.
  1. Injil Markus hanya satu yang dianggap ucapan asli Yesus (Mark 12:17),
  2. Injil Matius hanya 5 ayat atau kumpulan ayat dianggap ucapan asli Yesus (Mat 5:39-42,44; 6:9;13:33; dan 20:1-15) 
  3. Injil Lukas hanya 7 ayat atau kumpulan ayat dianggap ucapan asli Yesus (Luk 6:20-21,27,29-30; 10:30-35; 11:2;13: 20). 
  4. Kotbah di Bukit (Matius 5-7) hampir seluruhnya dianggap bukan ucapan Yesus (kecuali 5:39-42 dan sebagian dari 5:44) 
  5. Doa Bapa Kami hanya kata “Bapa kami” dalam 6:9 yang dianggap asli. 
  6. Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat 28:19-20) dianggap sama sekali tidak asli 
  7. Injil Yohanes tidak ada yang dianggap ucapan asli Yesus dan hanya satu yang disebut sebagai mungkin (Yoh 4:44).
  8. Yang lebih aneh kitab Thomas, dari 114 fasal hanya 6 ayat dalam tiga fasal (20:2-4; 54:1, 100:2-3) dianggap ucapan asli Yesus. Namun mereka menganggap kitab ini lebih berotoritas daripada kitab kanonik

Bukan para teolog handal

Disebutkan dalam prakata, buku itu disusun setelah 6 tahun kerja oleh para ahli yang dididik di universitas terkemuka di Eropa dan Amerika Serikat. Faktanya, kecuali Marcus Borg, Robert W. Funk dan John Dominic Crossan, anggota lainnya hanyalah teolog biasa yang tidak menonjol. 
 
Para ahli Perjanjian Baru dari universitas terkemuka, hanya Claremont University yang hadir, dari Emory University hanya sekali datang. Para ahli Perjanjian Baru dari Yale, Harvard, Princeton, Duke, Union, Emory dan Chicago, tidak ada yang hadir. Demikian juga para ahli Perjanjian Baru dari Eropa dan benua lain tidak ada yang hadir

Sutradara film porno hadir

Justru hadir peserta yang tidak berlatar belakang teologi yaitu Paul Verhoeven, sutradara film Robocop dan film porno Basic Instinct. Makalah Verhoeven berjudul Fully Human (Manusia Seutuhnya) disampaikan pada forum Jesus Seminar tahun 1994 yang isinya menggambarkan Yesus pacaran dengan Maria Magdalena. Apakah orang seperti itu layak mengkaji kebenaran Alkitab?
 
Pada saat yang sama, Jesus Seminar menyimpulkan bahwa Jesus tidak dilahirkan dari anak dara Maria, tapi lahir dalam proses sebagai layaknya manusia biasa.

Menyebarkan kesimpulan 

Kesimpulan yang dibuat tanpa mengikuti kaidah keilmuan itu lalu disebarluaskan di media massa tanpa kajian dari pihak media massa dan Sidang Gereja. 

Motivasi buruk 

Jelas terlihat motivasi dan misi Jesus Seminar adalah menghujat Yesus dan kitab Injil. Yesus dikatakan tidak mengaku sebagai Mesias dan Allah yang menjadi daging, tidak berbicara mengenai kedatanganNya kedua kali, tidak menjanjikan pengampunan dosa, tidak mengkotbahkan kotbah di bukit, dan tidak pernah mengutus para muridNya untuk memberitakan Injil.
 
Tujuan mereka hanya mencari sensasi, popularitas, dan pembenaran diri atas pandangan kontroversial mereka.

Sumber: http://www.sarapanpagi.org/jesus-seminar-vt64.html
Disunting oleh Yohannes Lie, Minggu 18 Maret 2018