Yesus berdoa di Getsemani
Pada malam menjelang penangkapan, pergilah Yesus bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus ke taman Getsemani yang disebut juga Bukit Zaitun untuk berdoa. "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Luk 22:44)Berbagai pertanyaan sering timbul di pikiran kita. Mengapa Yesus sangat ketakutan sampai-sampai keringatNya bertetesan seperti titik-titik darah? Apakah karena Dia membayangkan penderitaan yang akan dialamiNya? Ataukah karena Yesus takut menghadapi kematian di kayu salib? Berbagai pendapat dan tafsiran pun bermunculan dengan berbagai argumentasi
Sekiranya mungkin
Pada saat berdoa itu pun Yesus mencoba tawar menawar dengan Bapa. Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:39) Mengapa Yesus tawar menawar dengan Bapa? Apakah yang dimaksud cawan itu?
Cawan itu menggambarkan cawan murka Allah atau penghukuman Allah terhadap kejahatan manusia. (Lihat Wah 14:10, 15:7, 16:1, 19) Murka atau penghukuman Allah atas kejahatan manusia yang akan ditimpakan pada Yesus untuk menanggung dosa dunia. "Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia." (1 Yoh 2:2)
Yesus tawar menawar dengan Bapa karena bagiNya menerima cawan murka Allah itu sesuatu yang amat berat. Namun Yesus menyadari bahwa tidak ada cara lain untuk menebus manusia dari dosa selain daripada pengorbanan diriNya. Karena itu Yesus berkata, "Melainkan seperti yang Engkau kehendaki" Yesus siap melakukan kehendak Bapa di Sorga.
Tidak takut dengan kematian
Yesus mengajarkan, "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." (Mat 10:28) Jika Yesus mengajarkan muridNya agar tidak takut pada kematian tubuh, mungkinkah Dia sendiri takut mati?
Lagi pula Yesus berkuasa menyerahkan nyawaNya dan mengambilNya kembali. "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yoh. 10:17-18) Jelaslah Yesus tidak takut dengan kematian diriNya
Lagi pula Yesus berkuasa menyerahkan nyawaNya dan mengambilNya kembali. "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." (Yoh. 10:17-18) Jelaslah Yesus tidak takut dengan kematian diriNya
Mengapa Yesus ketakutan?
Yesus gemetar ketakutan karena Dia harus menanggung cawan murka Allah, yaitu harus menanggung dosa umat manusia. Yesus yang Maha Kudus tanpa dosa harus dijadikan berdosa. Itu merupakan penderitaan luar biasa bagiNya. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2 Kor 5:21)
Karena dosa manusia yang ditimpakan pada Yesus maka Allah meninggalkan Dia, sehingga di kayu salib Yesus berseru, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat 27:46) Berpisah dengan Allah, itulah yang membuat Yesus juga amat menderita
Menanggung dosa manusia
Jadi Yesus gemetar ketakutan bukan karena takut kematian tubuh, melainkan karena harus menanggung dosa manusia yang amat menjijikkan, dan menyebabkan untuk sesaat Yesus harus terpisah dengan Bapa yang amat dikasihiNya.
Yohannes Lie, Senin 26 Desember 2016