“Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk." (Ams 10:7)
Masa yang Berlalu
Menjelang malam pergantian tahun ini, seluruh masyarakat dunia tentu akan merayakan dengan meriah. Pada detik-detik pergantian tahun itu, orang akan menyanyikan lagu “Auld Lang Syne”. Sebuah lagu sendu mengharukan yang mengingatkan bahwa kita akan meninggalkan tahun yang sudah dilalui dan akan memasuki tahun baru.
Tahun yang akan ditinggalkan itu penuh dengan kenangan, kenangan manis dan indah, maupun kenangan pahit menyedihkan. Kenangan yang sulit dilupakan karena mengisi kehidupan sampai hati kita terdalam. Tahun-tahun yang amat sulit dilupakan. Namun karena waktu terus berjalan tanpa henti, kelak tahun-tahun berikutnya pun hanya akan menjadi tahun kenangan.
Tahun yang akan ditinggalkan itu penuh dengan kenangan, kenangan manis dan indah, maupun kenangan pahit menyedihkan. Kenangan yang sulit dilupakan karena mengisi kehidupan sampai hati kita terdalam. Tahun-tahun yang amat sulit dilupakan. Namun karena waktu terus berjalan tanpa henti, kelak tahun-tahun berikutnya pun hanya akan menjadi tahun kenangan.
Syair lagu itu dalam bahasa Inggris sebagai berikut
Should auld acquaintance be forgot, and never brought to mind ?Should old acquaintance be forgot, and auld lang syne ?
Refrain
For auld lang syne, my dear, for auld lang syne,
we'll take a cup o’ kindness yet, for auld lang syne
Yang artinya kira-kira adalah
Haruskah sahabat lama terlupakan, dan tak pernah terpikirkan?
Haruskah sahabat lama terlupakan, dan menjadi masa lalu?
Refrain
Demi masa lalu, sayangku, demi masa lalu,
Kita akan meneguk secangkir kebaikan, demi masa lalu
Demi masa lalu
Melodi dan lirik lagu ini amat menyentuh perasaan hati kita, sehingga tidak jarang ada orang yang menitikkan air mata saat menyanyikannya dengan penuh luapan hati. Teringat orangtua, keluarga, atau sahabat yang telah meninggalkan kita namun selalu tersimpan di hati kita.
Orang-orang itu yang menyayangi kita, membimbing kita, dan menemani saat kesepian. Bahkan yang selalu memberi semangat saat kita terpuruk, yang menghibur saat kita bersedih, yang selalu memberi perhatian dan dukungan dalam perjalanan hidup kita. Orang-orang itu yang tentunya amat spesial dalam hidup kita.
Orang-orang itu yang menyayangi kita, membimbing kita, dan menemani saat kesepian. Bahkan yang selalu memberi semangat saat kita terpuruk, yang menghibur saat kita bersedih, yang selalu memberi perhatian dan dukungan dalam perjalanan hidup kita. Orang-orang itu yang tentunya amat spesial dalam hidup kita.
Waktu akan memulihkan
Mungkin memang sulit melupakan kenangan manis maupun kenangan pahit. Namun seiring berjalannya waktu, kenangan itu akan mulai memudar, memudar, dan semakin memudar. Terutama saat kita menjalani kehidupan penuh kesibukan yang amat menuntut perhatian. Sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga, atau sibuk mengurus rumah tangga dan anak-anak yang pasti amat menyita waktu.
Dulu ketika masih kuliah, saya banyak bergaul dengan teman kuliah maupun teman kos. Saling pinjam uang, saat kiriman belum tiba. Saling traktir kalau lagi dapat uang. Belajar bersama, sering bercanda, dan terkadang marahan lalu baikan lagi. Kami akrab sekali. Saat lulus dan harus meninggalkan semua itu, terasa sedih dan merasa kehilangan.
Namun setelah berpisah lama, rasa kehilangan itu mulai pudar. Hingga suatu saat ketika kami bertemu lagi, kami bersalaman dengan penuh rasa gembira. Saling bertanya kabar lalu makan bareng, sambil mengenang masa lalu yang lucu dan saling ejek-ejekan lagi. Namun semuanya hanya terbatas sampai disitu saja. Ketika kami berpisah lagi, rasa ingin bertemu itupun seakan-akan hilang sama sekali.
Itulah kehidupan kita. Mudah sedih, tapi mudah kembali gembira dan mudah melupakan. Ya, sebab kehidupan akan terus berjalan tiada henti, sampai tibalah waktu kehidupan kita harus terhenti, dan kita pun hanyalah tinggal sebuah kenangan.
Kenanglah yang baik
Namun demikian, baiklah kita tetap mengenang hal-hal yang baik, dan melupakan hal-hal yang buruk. Kenangan baik akan mendatangkan berkat, perasaan bahagia, dan rasa syukur, serta akan memberi motivasi agar kita pun bisa melakukan perbuatan baik sehingga kelak bisa meninggalkan kenangan indah bagi sahabat kita.
Jika mengalami kenangan pahit, biarlah itu menjadi pembelajaran untuk membuat kita menjadi makin lebih dewasa dan lebih berhati-hati dalam hidup ini, agar tidak mengulangi peristiwa itu. Janganlah menyimpan kenangan buruk itu dengan perasaan dendam dan sakit hati, sebab itu adalah dinamika kehidupan yang tidak mungkin dibatalkan. Dan belajarlah untuk tidak meninggalkan kenangan buruk bagi orang lain.
Yesus adalah sahabat kita
Semua orang pasti meninggalkan kita, mungkin karena terpaksa harus menjalani kehidupannya sendiri atau karena dipanggil menghadap Tuhan. Tidak terkecuali pasangan hidup, anak, ataupun sahabat kita. Pepatah mengatakan “Tidak ada pesta yang tidak usai” Semua pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Sebab tidak ada yang abadi di dunia ini.
Namun ada satu sahabat kita yang tidak pernah meninggalkan kita. Dialah “Sobat yang Setia” yaitu Tuhan Yesus Kristus yang sebelum naik ke sorga berfirman, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:20b)
Saat semua orang yang kita kasihi meninggalkan kita, Dia tak pernah meninggalkan kita sedetik pun, baik ketika kita sedang berbahagia, maupun ketika kita sedang dalam kesendirian, Bahkan Dia pulalah yang akan datang menjemput kita saat kita harus menghadapNya kelak. Kita diajak untuk hidup bersamaNya dan bersama orang-orang yang kita kasihi di Sorga. Disanalah kehidupan sesungguhnya, dimana tidak ada lagi perpisahan dan kesedihan.
Kenangan Indah Bersama Yesus
Setahun sudah kita lalui hidup dengan berjalan bersama Yesus. Banyak suka duka kita alami, saat kuat dan lemah, saat pencobaan datang menimpa, tapi kita tetap merasakan kasihNya. Yesus melindungi dan memberkati kita. Dia mengangkat saat kita terjatuh.
Karena itu janganlah gentar menghadapi tahun depan, tapi tataplah tahun baru ini dengan sikap optimis, bukan karena kita kuat, tapi karena kita berjalan dalam genggaman tangan Tuhan. Oh, patutlah kita bersyukur memiliki Allah yang amat mengasihi kita. Amin.
Karena itu janganlah gentar menghadapi tahun depan, tapi tataplah tahun baru ini dengan sikap optimis, bukan karena kita kuat, tapi karena kita berjalan dalam genggaman tangan Tuhan. Oh, patutlah kita bersyukur memiliki Allah yang amat mengasihi kita. Amin.
Yohannes Lie, Heartline Jumat 30 Desember 2016