Rabu, 04 Januari 2017

Benarkah Yesus Hanya Untuk Bangsa Israel?

 Yesus



Perempuan Kanaan

Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." (Matius 15:22-24)

Dari kisah tersebut diceritakan ada seorang ibu yang anaknya kerasukan setan. Anaknya itu amat menderita. Sehingga ibu itu pun berseru meminta belas kasihan dari Yesus. Namun Yesus tidak menjawabnya. sehingga murid-muridNya berkata kepadaNya agar menyuruh dia pergi. Namun jawab Yesus bahwa Dia hanya diutus kepada domba Israel yang hilang. Wanita itu bukan bangsa Israel melainkan perempuan Kanani. 

Apakah Yesus bicara serius?

Apakah perkataan Yesus bahwa Dia hanya diutus kepada bangsa Israel itu serius? Jika serius, berarti Dia tidak diutus kepada bangsa non-Israel? Termasuk kepada perempuan Kanani itu. Bahkan juga Dia tidak diutus kepada bangsa Indonesia? Namun mengapa kemudian Yesus pada masa terakhirNya memerintahkan "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19) Bukankah ini hal yang bertentangan?
   
Sebetulnya pada saat berbicara kepada perempuan Kanaan itu, Yesus berbicara serius. Dia tidak sedang bercanda, pura-pura, atau berbohong. Dia juga tidak sedang menguji iman si wanita. Artinya pada saat itu Dia memang benar-benar hanya diutus kepada bangsa Israel, bukan kepada bangsa lain.

Apa maksud perkataan Yesus?

Kita harus memahami bahwa ternyata pada awalnya Yesus hanya diutus khusus bagi bangsa Israel. Jadi anugerah penebusan dan keselamatan hanya diperuntukkan bagi bangsa Israel sebab bangsa inilah bangsa yang dikasihi dan menjadi milik kesayangan Tuhan. Pada saat itu Yesus masih belum ditolak secara tegas oleh bangsa Israel. 

Bangsa Israel menolak Yesus

Namun kemudian bangsa Israel menolak Yesus dan menyalibkanNya, "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya." (Yoh 1:11) Bangsa Israel yang semula diharapkan menjadi bangsa yang harus menerima Yesus, ternyata telah menolaknya. Bukan hanya menolak, tapi bahkan justru membunuh Yesus.
     
Karena keselamatan itu ditolak bangsa Israel, maka keselamatan itu kemudian dianugerahkan juga kepada bangsa-bangsa lain "Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain," (Roma 11:11b) Ya keselamatan itu telah dikaruniakan kepada bangsa-bangsa lain yang semula tidak mengenal Allah. 
   
Tetapi walau bangsa Israel menolak Yesus, tetapi mereka tetap dinantikan oleh Tuhan. Allah yang selalu mengasihi bangsa ini, dan terus menerus menantikan pertobatannya. "Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati?" (Roma 11:15)

Amanat Agung Tuhan Yesus

Jadi saat Yesus belum disalibkan, keselamatan hanya untuk bangsa Israel. Namun ketika Yesus disalibkan dan bangkit dari kematian, maka anugerah keselamatan itu dikaruniakan juga bagi bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa kita, bangsa Indonesia. Ini semua memang sudah dinubuatkan bagi bangsa ini dan juga bagi seluruh umat manusia yang menerimanya.  

Itulah sebabnya, ketika Yesus bangkit dari kematianNya, Dia memerintahkan para murid-muridNya agar melaksanakan Amanat Agung bagi seluruh bangsa. Dengan demikian bukan hanya bangsa Israel yang beroleh keselamatan, tapi kita juga bangsa non-Israel beroleh keselamatan selama menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Puji Tuhan. 

Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat. 28:18-20)


Yohannes Lie, Rabu 4 Januari 2017