Selasa, 18 Juni 2024

Introspeksi Diri

 munafik


“Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” (Roma 7:22-23)

Munafik

Apa pendapat anda jika ada pendeta yang sering berkotbah, namun hidupnya bertentangan dengan Firman Tuhan? Dia berselingkuh, korupsi uang gereja, haus pujian, rakus akan uang. Biasanya kita akan jawab orang itu munafik seperti Farisi dan ahli Taurat yang mengajarkan Firman Tuhan tetapi tidak melakukan. (Mat. 23:2-3) Ibarat kuburan yang dicat putih. Luarnya bersih tapi dalamnya penuh kotoran. (Mat.23:27) 
   
Saat menjawab pertanyaan itu, kita akan teringat beberapa orang aktifis Kristen yang kita kenal yang perbuatannya amat memprihatinkan. Mereka seperti orang Farisi dan ahli Taurat. Lain perkataan, lain perbuatan. Munafik. Lebih parah, mereka juga pura-pura tidak bersalah dan tetap berkotbah. Terbayang betapa pedih dan kecewa hati Tuhan Yesus melihat anakNya bersikap seperti itu

Apa bedanya dengan orang dunia?

Seorang teman bertanya,“Pak, kalau orang dunia kawin-cerai, apakah keluarga Kristen tidak ada yang demikian? Kalau dunia berselingkuh, apakah keluarga Kristen tidak ada yang selingkuh? Jika di dunia ada orang-orang yang tidak jujur, apakah itu tidak dijumpai di gereja? Tidak adakah perkelahian dan saling membenci di kalangan orang percaya?” Saya terdiam. Dia melanjutkan, “Kalau semua keburukan itu dijumpai juga di kalangan Kristen, apa bedanya orang Kristen dengan orang dunia?” Saya menarik napas panjang sekali. 
   
Tetangga saya dulu jemaat gereja, tapi karena kecewa dengan pendetanya, dia tidak mau lagi ke gereja lalu masuk agama lain sampai akhir hayatnya. Seorang kenalan diinjili dan percaya pada Yesus. Lalu dia berkenalan dengan seorang majelis gereja. Mereka menjadi akrab. Tak lama kemudian mereka bekerjasama dalam usaha. Namun kemudian dia dicurangi oleh rekan majelisnya itu. Dia marah sekali. Akhirnya dia tidak mau ke gereja lagi dan menjadi anti dengan gereja. 
   
Kalau kita ingin tahu karakter asli orang Kristen, janganlah bertanya kepada pendetanya karena pendeta pasti hanya melihat kebaikan orang tersebut. Tanyalah pembantunya di rumah, bagaimana karakternya saat berada di rumah. Mungkin kita akan terperangah mendengar komentar tentang majikannya itu. Sebab pembantu tadi bisa melihat kehidupan sehari-hari majikannya. 

Lebih takut hukuman sosial

Orang Kristen umumnya sering berpikir, kalau saya berbuat dosa lalu minta ampun pada Tuhan, pasti Tuhan akan mengampuni. Bukankah Dia Maha Pengampun? Jadi sebagian orang Kristen tidak takut hukuman Tuhan. Mereka berani berbuat dosa tanpa munculnya rasa bersalah lagi.
   
Mereka lebih takut pada hukum sosial dan hukum dunia. Kalau orang Kristen berzinah, apakah dia takut hukuman Tuhan? Dia hanya takut sesaat. Lalu doa minta ampun dan berbuat lagi. Dia lebih takut kalau ketahuan orang lain. Takut akibatnya. Sebab rumah tangga bisa berantakan dan dipermalukan di gereja apabila ketahuan. Apalagi jika dia sering melayani pekerjaan Tuhan. 

Jangan-jangan kita pun demikian

Tapi, tunggu dulu. Kita juga orang Kristen, kan? Kita sering memimpin pujian, bersaksi, memberi nasehat, dan berkotbah. Pasti sudah banyak mengajarkan orang lain tentang Firman Tuhan. Nah, tanya pada diri kita masing-masing, “Hai, diriku. Benarkah engkau melakukan Firman Tuhan seperti yang kau ajarkan?” Jujur saja, kita pun terkadang melanggarnya. Tidak percaya? 
   
Coba periksa. Kita mengajar orang lain agar jangan kuatir. Kita sendiri? Masih suka muncul rasa kuatir. Kita ajarkan agar suami atau istri saling mengasihi dan mengalah. Kita sendiri selalu berantem antara suami dan isteri. Kita ajarkan agar jemaat percaya sepenuh hati. Kita sendiri terkadang ragu-ragu. Kita ajarkan agar mengampuni orang lain. Kita sendiri? Masih mendendam dan membenci. Oh Tuhan. Berarti kita ini seperti Farisi juga ya? Itulah sebabnya Tuhan mengajarkan agar kita jangan pernah menghakimi orang lain. 

Roh penurut tapi daging lemah

Yesus mengingatkan, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Mat. 26:41). Terkadang kita merasa kuat dan percaya diri bahwa tidak akan jatuh dalam dosa. Tapi dalam kenyataan, kita sering jatuh.
   
Firman Tuhan mengingatkan, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1 Kor. 10:12) .Marilah selalu introspeksi diri agar kita terus tekun mengajarkan dan juga melakukan Firman Tuhan yang sudah kita ajarkan dan tidak menghakimi orang lain. Sebab Tuhan tidak mengijinkan kita menghakimi. Tuhan memberkati. Amin

Yohannes Lie, Samaria Ministri, Senin 2 Desember 2013
Radio Heartline, Jumat 21 Juni 2024