Tetapi ia menjawab: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." (Mat. 25:12-13)
Perumpamaan Sepuluh Gadis
Pada suatu hari, Tuhan Yesus berfirman tentang Kerajaan Sorga yang diumpamakan dengan sepuluh gadis yang menyongsong seorang mempelai laki-laki. Kesepuluhnya sama-sama membawa pelita. Tapi yang lima orang gadis itu disebut bodoh sebab tidak membawa minyak, sedangkan yang lima lagi disebut bijak sebab membawa minyak dalam buli-buli mereka.
Mereka menunggu-nunggu kedatangan mempelai laki-laki itu, tapi ternyata belum juga tiba, lalu kesepuluh gadis itu pun tertidur semuanya. Ya, mungkin karena terlalu lama menunggu. Tiba-tiba pada tengah malam terdengarlah suara orang berseru, “Mempelai datang! Songsonglah dia!” Lalu para gadis itu pun bangun, berdiri dan segera menyiapkan pelita mereka.
Pintu pun ditutup
Tapi gadis yang bodoh itu lalu berkata kepada yang bijaksana, “Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.” Tapi jawab gadis yang bijaksana itu, “Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan belilah di situ.” Tapi waktu mereka membelinya, datanglah mempelai itu. Kelima gadis bijak yang telah siap sedia, masuk bersama-sama sang mempelai ke ruang perjamuan kawin, sesudah itu pintu pun ditutup.
Kemudian datanglah lima gadis bodoh tadi dan berkata, “Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!” Tapi ia menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Menikah di Tengah Malam
Mengapa pernikahan dilakukan tengah malam? Bukankah biasanya orang menikah di siang hari atau sore hari. Tentu tidak sampai tengah malam, lagi pula pintunya pun ditutup. Setelah dijelaskan, ternyata di daerah Israel dan sekitarnya, pernikahan umumnya dilakukan tengah malam. Dan karena di daerah tersebut sering tidak aman, maka setelah mempelai datang, segeralah pintunya dikunci.
Apa maksud dari kisah ini?
Lalu apa maksud dari kisah ini? Siapakah sepuluh gadis itu? Apakah kita? Kalau kita, lantas siapakah mempelai wanitanya? Jadi bingung ya? Kemudian karena kedatangan mempelai amat lama, gadis-gadis itu tertidur semuanya. Tiba-tiba mempelai itu datang. Mereka pun terbangun. Tapi yang gadis yang bodoh itu ternyata hampir kehabisan minyak.
Ketika mereka minta kepada yang bijaksana. Mereka menjawab, “Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan belilah di situ.” Kalau ditafsirkan minyak itu adalah Roh Kudus, mengapa disarankan untuk membelinya ke penjual minyak? Apakah Roh Kudus bisa dibeli di warung? Sampai disini aku pun bertambah bingung. Tapi karena tidak ada jawaban, aku pun lama kelamaan mulai melupakannya.
Lima Jabatan
Kemudian adik bungsuku bertemu denganku di suatu tempat. Dia lalu bertanya, “Sudah membaca tentang sepuluh gadis yang menyongsong sang mempelai.” Aku mengangguk. Lalu dia melanjutkan, “Baru-baru ini saya mendapat pemahaman tentang sepuluh gadis itu. Kita tahu ada lima jabatan di gereja, yaitu rasul, nabi, pemberita Injil, gembala, dan pengajar. Ternyata ada lima yang benar, dan ada lima lagi palsu. Jadi semuanya ada sepuluh orang pemimpin gereja. Itulah sepuluh gadis itu.”
Lalu teringatlah saya dengan ayat berikut, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar.” (Efe. 4:11) Dan juga, “Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.” (Mat. 24:11) ”Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.” (2Kor. 11:3)
Merekalah para gadis itu
Mengapa dikatakan lima jabatan itu adalah ke sepuluh gadis itu, sebab Paulus berkata, “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.” (2Kor.11:2) Jadi para hamba Tuhan itulah yang menyongsong mempelai pria untuk disandingkan dengan mempelai wanita, yaitu kita.
Asli dan Palsu
Nah, dari lima jabatan itu, ada yang asli dan ada yang palsu. Yang asli adalah mereka yang tetap mempersiapkan minyak atau Roh Kudus yang murni. Sedangkan yang palsu membeli api palsu di tempat lain. Jadi mereka hanya bertindak seolah-olah penuh kuasa Roh Kudus. Ketika berkotbah seolah penuh urapan, tapi sehari-harinya tidak mencerminkan Firman yang disampaikan.
Kita menyaksikan bagaimana sekarang banyak pendeta yang mengajarkan Firman Tuhan dengan tafsirnya sendiri. Mengaku menggunakan kuasa Roh Kudus. Tapi dapat kita lihat secara jelas, bagaimana mereka rakus akan uang, suka berzinah, senang duduk di pimpinan tanpa sadar kalau itu sudah berakhir. Mereka mengaku menggunakan Roh Kudus, padahal sebetulnya api lainlah yang mereka gunakan, sebab Tuhan sudah meninggalkan dia.
Ketika saatnya tiba, maka pintu sorga akan tertutup bagi mereka, kalau mereka tidak sadar dan bertobat juga. Mereka mengajar para jemaat, yaitu sang mempelai wanita, agar menyongsong sang Mempelai Laki-laki, yaitu Yesus. Tapi sayang, pintu bagi mereka sudah tertutup. Mereka tidak bisa masuk Kerajaan Sorga, dimana jemaat bertemu dengan Yesus Kristus, Tuhan dan Allah kita.
Penutup
Memang pendapat yang kami diskusikan itu belum tentu benar. Sebab hanya Tuhanlah yang bisa memasukkan setiap orang ke dalam KerajaanNya. Tapi walau pun demikian, marilah kita menganggap bahwa ini adalah suatu kebenaran sehingga kita semua, terutama para hamba Tuhan, segera bertobat jika melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Agar kita jangan ditolak oleh Tuhan. Sekianlah renungan ini. Terima kasih.