Rabu, 06 Maret 2024

Tidak Menjumpai Iman Sebesar Itu

 


Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutinya, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel" (Mat. 8:10) 


Pelatihan Guru Sekolah Minggu

Ketika dulu saya ikut pelatihan Guru Sekolah Minggu di daerah Gedong Tataan, di Jehian Garden, suatu kali kami dibagi dalam kelompok tiap sepuluh orang. Dalam kelompok itu kami diharuskan bersaksi tentang pengalaman pribadi satu per satu. Nah, ada seorang guru wanita menceritakan tentang masa kecilnya. 

Dia dulu bukanlah dari keluarga Kristen. Tapi dia tertarik sekali untuk ikut acara Sekolah Minggu di tempatnya berada. Dia senang menyanyikan lagu pujian dan juga mendengarkan kisah dari cerita Alkitab. Setiap minggu pagi dia berangkat ke Sekolah Minggu itu. Dia juga amat mencintai guru-gurunya.

Suatu kali ibunya curiga melihatnya setiap minggu pergi. Lalu mengikutinya. Waduh, ternyata dia pergi ke gereja. Ibunya marah sekali melihatnya. Ketika dia pulang, ibunya memegang kemoceng. "Darimana kamu, hah!" ibunya berteriak. Lalu dipukulnya dia sampai babak belur. Tapi dia tidak menangis sama sekali. "Mulai minggu depan kamu tidak boleh ke gereja itu lagi." Ibunya memberi peringatan keras

Minggu depan, dia dikunci di kamarnya oleh ibunya. Tapi diam-diam dia meloloskan diri lewat jendela. Berangkat dia ke gereja itu lagi. Pulangnya, ibunya berdiri membawa kemoceng. Begitu melihatnya, lalu dipukulnya lagi anaknya. Minggu depannya ibunya menyembunyikan sandalnya. Dia pergi lagi tanpa memakai sandal. Dipukul lagi oleh ibunya. 


Adiknya dimenangkan

Ketika dia sedang di kamar, muncul adik lakinya. "Cici, minggu depan enggak usah ke gereja ya?" katanya. "Nanti cici dipukul mama, bisa mati lho." Dia menjawab adiknya, "Enggak apa-apa dik. Kalau cici mati kan masuk sorga. Tempatnya menyenangkan sekali." Adiknya terdiam sesaat. Lalu berkata lagi, "Ci, kalau gitu ajak saya ke gereja juga?" Dijawabnya, "Jangan dik. Nanti adik dipukul mama." Adiknya menjawab, "Biarin ci. Bukankah kalau kita berdua mati, kita sama-sama masuk sorga." 

Minggu depan dia dan adiknya sama-sama pergi sekolah minggu. Pusing ibunya menghadapi dua anak yang dinilainya bandel itu. Akhirnya diijinkanlah keduanya ke gereja. Bahkan setelah itu mamanya menyiapkan sarapannya sebelum ke gereja. Sungguh karena iman yang besar dari anak sekolah minggu, hingga dapat memenangkan jiwa adiknya. Puji Tuhan.


Guru sekolah minggu lain

Seorang wanita guru sekolah minggu yang lain juga bersaksi. Dia bukanlah dari keluarga Kristen, bahkan ayahnya amat fanatik dengan agamanya. Ayahnya kepala sekolah SLTA keagamaan di Semarang. Jadi keras orangnya. Suatu ketika dia dikirim bekerja di Bandar Lampung. Ternyata di Bandar Lampung dia dimenangkan oleh seorang Kristen, tanpa setahu orang tuanya. Rajin sekali dia ibadah. Akhirnya dia pun mendaftar menjadi guru sekolah minggu. Dia setiap hari berdoa untuk orang tuanya. 

Sampai suatu hari, dia dikirimi kabar kalau ayahnya sedang sakit keras. Dia harus pulang. Segera dia berangkat ke Semarang. Di sepanjang perjalanan dia berdoa terus agar ayah dan ibunya bertobat dan mengakui Yesus sebagai Tuhannya. Ketika sudah memasuki daerah Jawa Tengah, dia berdoa aneh yaitu agar penyakit ayahnya dipindahkan ke dirinya. Tiba-tiba dia merasa sakit sekali badannya. Keringat dingin memenuhi tubuhnya. Ketika sampai di rumah sakit, dia turun dari kendaraan dengan tertatih-tatih. Sakit sekali.


Ayahnya sembuh

Saat sampai ruangan, dia melihat ayahnya senyum dan sudah sembuh sama sekali. Ayahnya berkata dia sembuh secara mendadak pada jam tertentu. Lalu dia teringat jam itu, tepat ketika tiba-tiba dia merasa sakit. Sang ayah melihat wajah anaknya pucat. "Kenapa dirimu, nak? Apakah kamu sakit?" Dia menjawab, "Bapak sembuh karena saya minta kepada Tuhan agar penyakit itu pindah ke diri saya." Ayahnya heran, "Kok bisa?" Dia menjawab, "Ya, karena sekarang saya sudah ikut Tuhan Yesus dan minta padaNya untuk menyembuhkan bapak dan pindahkan penyakit itu pada saya. Saya juga berdoa agar bapak dan ibu percaya pada Tuhan Yesus." Ayahnya terkejut sekali. 

Tapi tidak lama kemudian ayah dan ibunya bertobat dan mengikut Yesus. Guru tadi pun sembuh secara ajaib. Ayahnya berhenti dari pekerjaan Kepala Sekolah itu dan mulai aktif ke gereja. Luar biasa karena doa dan iman yang kuat dari guru sekolah minggu ini, keluarganya pun ikut diselamatkan. Puji Tuhan.

 

Ombak besar pun reda

Di ibadah rayon kami, ada seorang pendeta tamu dari daerah Maluku. Ketika dia berkotbah, dia pun bersaksi. Suatu hari dia pergi penginjilan ke pulau naik perahu. Di tengah perjalanan ombak mulai meninggi. Semua di perahu itu mulai panik. Pendeta ini berdiri di dek perahu itu. Mengangkat tangannya dan berdoa. "Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tenanglah hai ombak." Ombak itu masih menggelora. Dia berteriak lagi, "Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tenanglah hai ombak." Eh, ternyata tak lama kemudian ombak pun mereda. Luar biasa iman percaya pendeta ini. Dia pun bisa bertindak seperti Tuhan Yesus, dapat meredakan ombak. Luar biasa. Puji Tuhan.


Iman orang bukan bangsa Israel

Tuhan Yesus pun berkata, "Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel." Ya, ketika Dia mendengar seorang perwira asing di Kapernaum berkata, "Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." Iman perwira itu yang demikian kuatnya kepada Yesus, membuatNya mengatakan itu. 

Tuhan Yesus pernah juga berkata seperti itu kepada seorang perempuan Kanaan. Dia bukan orang Israel. Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki." Seketika itu juga anaknya sembuh. (Mat. 15:28)


Abraham bapa kaum beriman

Kita mengetahui Abraham adalah bapa kaum beriman. Itu terjadi ketika Abraham diperintahkan Tuhan untuk mempersembahkan Ishak anak kesayangannya sebagai korban bakaran. Dia tidak ragu sedikit pun. Karena dia yakin Allah sanggup menghidupkan kembali anaknya. Setelah Allah melihat imannya yang besar itu, Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." (Kej. 22:12) Lalu Allah pun memberkati Abraham, "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kej. 22:18)


Banyak orang beriman pada Tuhan

Setelah kita merenungkan beberapa kesaksian tentang iman seseorang kepada Tuhan, kita pun menyadari ada begitu banyak orang yang beriman kepada Tuhan. Mereka amat yakin dengan semua yang yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus. Dan mereka pun tidak pernah berhenti untuk mengimani perkataan Yesus. Kita menyaksikan ada begitu banyak masalah terjadi di dunia ini, tetapi terbukti ada juga orang yang masih menyaksikan kemurahan Tuhan kepadanya.

Karena itu marilah kita tetap berharap sepenuhnya kepada Yesus untuk mendapatkan pertolonganNya yang amat ajaib. Memang terkadang kita mulai agak ragu-ragu dan menyalahkan Tuhan yang tidak segera menolong kita. Tapi lihatlah bagaimana Tuhan telah menolong mereka yang beriman sepenuhnya kepadaNya.

Demikiaanlah renungan ini, semoga menjadi kekuatan bagi kita untuk tetap percaya dan berharap pada Tuhan Yesus Kristus. Terpujilah Tuhan. Amin.

Yohannes Lie, Sabtu 3 Desember 2022
Mandala, Jumat 13 Januari 2023
GPdI Paino, 10 Maret 2024