"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." (Roma 13:1)
Vaksinasi
Pada bulan Januari 2021 ini telah dua kali presiden RI, Ir. Joko Widodo, disuntik vaksin Covid 19 Sinovac dari perusahaan Tiongkok. Yang pertama Rabu 13 Januari dan yang kedua Rabu 27 Januari 2021. Selisih waktunya 14 hari. Turut bersama beliau ada cukup banyak orang. Beberapa hari kemudian tenaga kesehatan pun mulai divaksin Covid 19 secara bertahap. Jadi sampai saat ini sudah mulai banyak orang yang divaksin. Indonesia tidak hanya mengimpor vaksin dari Tiongkok tapi juga dari negara lain.
Ada dokter yang gemetar karena menvaksin presiden, ada yang kena masalah karena sesudah divaksin yang pertama seolah-olah tidak lagi peduli dengan penyakit ini. Segera dia berkumpul dengan teman-temannya merayakan suatu acara. Tapi itu hanyalah tindakan tanpa disengaja. Dia sudah minta maaf. Ada pula ketika beberapa tenaga kesehatan disuntik vaksin, menjerit kengerian sehingga dipegang orang lain secara beramai-ramai. Itulah peristiwa lucu yang ditunjukkan oleh mereka. Ada bermacam-macam karakter orang menghadapi penyuntikan ini.
Mengapa perlu divaksin?
Mengapa perlu dilakukan vaksinasi ini? Karena dengan penyuntikan vaksin ini, tubuh manusia dimasuki virus Covid 19 yang sudah mati atau lemah. Dengan demikian tubuh manusia itu bereaksi mengeluarkan antibodi secara spontan. Berarti setelah itu manusia mempunyai anti covid 19 ini. Sehingga ketika virus ini menyerang orang tersebut diharapkan tubuhnya yang memiliki antinya dapat melawannya dan tubuhnya kebal terhadap penyakit ini.
Tetapi ada suatu pernyataan oleh petugas kesehatan bahwa vaksin ini tidak akan menjamin seseorang untuk bebas berbuat semaunya, sebab ada kemungkinan dia dapat saja tertular kembali. Waktunya pun terbatas hanya beberapa bulan saja, kemudian harus divaksin lagi. Jadi masih bisa tertular. Tapi tentu saja tidak semua yang divaksin akan tertular, sebab sebagian besar orang akan terbebas dari covid 19 ini. Jadi kita bisa berharap pada vaksin ini.
Berapa biayanya? Ongkos membuat vaksin ini amat mahal. Tapi karena kemurahan hati pemerintah maka vaksin ini diberikan secara cuma-cuma atau gratis bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian banyak yang mau divaksin sehingga akan terbebaslah kita dari virus berbahaya ini. Apalagi sekarang virus itu sudah bermutasi sehingga kemampuan menularnya menjadi beberapa kali lipat. Disinyalir bahwa mutasi virus ini mula-mula muncul di Inggris. Jadi berbahaya sekali jika kita tidak cepat-cepat divaksin.
Bagaimana sikap orang Kristen?
Sebagian besar orang Kristen sudah siap untuk melaksanakan vaksinasi ini. Mereka menganggap vaksinasi adalah suatu tindakan untuk mencegah semakin menyebarnya virus ini. Jadi harus dilawan dengan cara tubuh manusia divaksin. Banyak tenaga kesehatan Kristen yang sudah divaksin. Mereka tidak kuatir akan timbul akibatnya. Dan pada kenyataannya memang tidak timbul masalah sesudah itu.
Tapi ada juga sebagian orang Kristen yang cenderung menolak vaksin tersebut. Alasannya karena adanya isu bahwa di dalam vaksin itu telah disusupi microchip 666 yang kecil sekali. Akibatnya, demikian pendapat mereka, orang yang divaksin akan berubah karakternya menjadi pengikut antikris. Kemudian mereka akan cenderung melawan ajaran Kristen. Itulah tafsiran mereka. Bahkan ada beberapa pendeta dan aktifis jemaat yang juga menolaknya dan menuliskannya di facebook, WA, twitter, dan lain-lain agar para jemaat pun menolaknya. Mengapa mereka berpendapat seperti itu?
666 Antikris
Di dalam Wahyu 13:16-18 tertulis, "Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam."
Itulah nubuatan tentang munculnya antikris 666 kelak. Jika orang sudah diberi tanda 666 tersebut, tentu akan berubah karakternya menjadi pengikut antikris. Sebaliknya orang yang tetap bertahan, tidak mau dipasang tanda itu, dia akan diserang oleh kelompok pemuja antikris atau kelompok setan.
Tentu saja tindakan menolak ini amat berbahaya. Sebab memungkinkan beberapa orang Kristen tidak bersedia disuntik. Padahal itu hanya tafsiran dari beberapa orang saja. Belum tentu benar. Lagi pula bila kita ikut juga menyebarkan berita ini dapat dianggap melanggar hukum ITE. Bisa dipenjara.
Penutup
Karena itu, baik yang bersedia disuntik atau tidak bersedia, sebaiknya kesan itu hanya disimpan di dalam hati saja. Janganlah kita mempromosikan anti vaksin di media sosial. Itu tidak saja melanggar hukum tapi bisa menimbulkan perpecahan di kalangan orang beriman. Orang beriman bisa saja menerima vaksin, bisa juga menolaknya. Itu terserah pendapat masing-masing.
Demikianlah pendapat saya. Semoga bermanfaat. Amin.