Kamis, 31 Januari 2019

Adakah Iman di Hatimu?

 doa


“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:7-8)

Siapakah Orang Beriman?   

Pada saat Yesus datang untuk kedua kalinya, Dia mencari iman di hati para umatNya. Mengapa Yesus mencari iman? Apakah iman di hati umatNya saat itu sudah berkurang atau bahkan tidak ada lagi? Lantas apakah yang dimaksud iman itu? Ibrani 11:1 menulis, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
   
Pengertian iman ini mengacu pada hal rohani terkait ajaran Firman Allah dimana iman adalah dasar pengharapan kita kepada Tuhan Yesus, dan walau pun belum pernah melihat Allah, tapi berdasarkan iman, itu menjadi bukti bagi kita bahwa Dia ada.
   
Lantas siapakah orang beriman? Orang atheis adalah mereka yang tidak percaya adanya Tuhan. Jelas mereka bukan golongan orang beriman. Ada sebagian orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, tapi Tuhan tidak berbuat apa-apa di dunia ini. Apakah mereka termasuk orang beriman? Mereka juga tidak termasuk orang beriman.

Ada pula orang yang percaya pada Allah dan Dia melakukan perbuatan atas manusia. Manusia baik akan dimasukkan ke sorga, sebaliknya manusia jahat akan dimasukkan ke neraka. Tapi mereka tidak percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Jelas bukan iman seperti itulah yang dicari Yesus saat kedatanganNya.
   

Apakah kita beriman?

Nah, bagaimana dengan kita sebagai orang Kristen yang percaya pada Yesus? Apakah kita termasuk orang beriman? Pertanyaan ini harus kita renungkan secara mendalam. Mengapa? Perhatikan ayat ini, “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar” (Yak. 2:19)

Apakah setan termasuk kaum beriman? Tidak! Mengapa setan tidak termasuk kaum beriman padahal dia percaya ada Allah? Karena walaupun percaya pada Allah tapi setan melawan Allah dan menolak melakukan perintahNya. Ayat itu jelas merupakan teguran bagi orang Kristen yang mulutnya mengaku percaya pada Tuhan, tapi kehidupannya jauh dari jalan Tuhan.

Iman Tanpa Perbuatan

Saat seseorang mendengar Firman Tuhan dan percaya, dia telah memiliki benih Firman, dan iman timbul dalam hatinya sebab iman timbul dari mendengar firman Kristus. (Roma 10:17) Tapi seiring berjalan waktu, benih iman itu bisa bertumbuh subur, tapi bisa juga tidak berkembang bahkan menjadi mati.
   
Mat. 13:20-21, “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad".

Mat 13:22, "Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah."

Mat. 13:23, "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." 
   

Firman Tuhan bertumbuh

Menurut ayat itu yang menghancurkan iman seseorang adalah karena Firman Tuhan tidak berakar dalam dirinya. Adanya penindasan dan penganiayaan, adanya kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan yang mencengkeram hidupnya, membuat imannya menjadi lemah bahkan kemudian mati. “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak. 2:26)

Tetapi yang ditaburkan di tanah yang baik, akan menghasilkan seratus kali, enam puluh kali, dan tiga puluh kali lipat. Jadi selidikilah diri kita masing-masing, apakah benih iman di hati kita bertumbuh subur dan berbuah, ataukah tidak berkembang bahkan mati.

Iman harus dibuktikan dengan perbuatan yang mencerminkan karakter Kristus itu ada dalam diri kita. Sebab bagaimana mungkin orang yang mengaku beriman pada Yesus tapi tidak menaati hukum Tuhan, tidak memiliki kasih Tuhan, tidak suka beribadah, hidup bergelimang dosa, dan hanya memuaskan nafsu saja? Apakah dia termasuk dalam kelompok orang beriman? Orang seperti itu akan masuk dalam kelompok orang munafik atau orang fasik yang amat dimurkai Tuhan.

Iman dihargai Tuhan 

Iman amat berharga di mata Allah. Mengapa? Sebab iman adalah wujud tindakan manusia yang lebih memilih percaya dan taat pada Allah. Iman yang timbul secara murni dari kehendak dirinya sendiri walau pun Allah memberi kebebasan penuh padanya untuk berbuat apa saja. Iman itu dibuktikan ketika seseorang tetap percaya pada Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan, walau apapun yang terjadi dalam kehidupannya.
   
Saat dalam masa pencobaan dan kesulitan, orang beriman tidak akan menghujat, meninggalkan atau menjauhkan diri dari Tuhan. Demikian pula saat sedang dalam keberkatan, berkat itu tidak akan membuat orang beriman memuaskan nafsunya dalam dosa dan melupakan Tuhan. Jadi seperti perkataan Rasul Paulus, bahwa tidak ada suatu pun yang dapat memisahkan dia dari kasih Tuhan.  

Menyelamatkan dan Membenarkan

Sedemikian berharga iman seseorang sehingga karena iman, Allah mengaruniakan keselamatan baginya, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Efe. 2:8) Jadi keselamatan seseorang diperoleh bukan karena perbuatan baiknya atau kesalehannya, tapi karena imannya pada Yesus. 
   
Alkitab menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang hidup benar, seperti tertulis dalam Roma 3:10, "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak” Semua orang sudah berdosa dan harus mendapat hukuman Allah. Tidak ada satu pun perbuatan baik yang dapat menghapuskan dosa itu dan membebaskan manusia dari hukuman murka Allah. Namun karena iman, manusia berdosa telah diampuni dan dibenarkan Allah sehingga tidak lagi mengalami penghukuman kekal.

“Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah” (Rm 5:1,9)

Bagaimana hidupmu saat ini? 

Kedatangan Yesus sudah semakin dekat. Selidiki sejujurnya dirimu. Bagaimana kehidupanmu saat ini? Apakah engkau tetap beriman teguh pada Yesus? Ataukah imanmu makin merosot karena mengalami himpitan berbagai masalah yang sepertinya tidak tertahankan? Ataukah engkau bahkan sudah melupakan Tuhan karena bujuk rayu godaan kenikmatan dunia?
   
Pada malam ini, ketika engkau mendengar Firman Tuhan, berbaliklah segera pada Tuhan, mohon ampunanNya sehingga iman itu timbul lagi di hatimu. Dan ketika Yesus bertanya, “Adakah iman di hatimu?”, engkau akan menjawabnya dengan senyum, “Ya Tuhan, ini aku. Aku beriman padaMu.” Amin.

Yohannes Lie, Heartline, Jumat 27 Nopember 2015
Sumur Batu, Kamis 31 Januari 2019