Kamis, 12 April 2018

Jemaat Efesus Kehilangan Kasih

 Jemaat Efesus


"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula" (Wah 2:4) 

Karakter Positip Jemaat Efesus

"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah." (Wah 2:2-3)
   
Dari ayat itu kita tahu bahwa Jemaat Efesus memiliki banyak hal yang positip, yaitu
  • Rajin dan tekun bekerja dalam pekerjaan Tuhan
  • Tidak sabar kepada orang jahat
  • Membongkar kebohongan para rasul palsu
  • Sabar dan rela menderita demi nama Yesus
  • Tidak mengenal lelah

Mereka meninggalkan kasih semula

Namun disayangkan mereka telah kehilangan kasih semula. Sebelumnya mereka melakukan segala hal itu dilandasi dengan kasih, kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia. Namun kemudian pelayanan itu dikerjakan tanpa dilandasi kasih yang kuat. 
   
Mengapa hal itu terjadi pada jemaat yang sedemikian aktif dalam pekerjaan Tuhan dan yang rela menderita demi Yesus? Apa penyebab masalah itu? Sebagian orang menafsirkan penyebabnya karena mereka merasa lelah saat mengalami kesulitan dalam pelayanan. Namun benarkah demikian? Bukankah ayat di atas mengatakan bahwa mereka tidak mengenal lelah, tetap sabar dan rela menderita.
   
Ada pula yang menafsirkan mereka tergoda oleh keinginan kedagingan dan kesenangan duniawi yang ditawarkan oleh penduduk kota Efesus. Namun ayat di atas juga mengatakan bahwa mereka tidak sabar dengan orang jahat. Berarti mereka tidak akan tertarik dengan kejahatan duniawi.
 
Diduga kuat penyebabnya adalah karena mereka merasa jengkel melihat perbuatan jahat sebagian orang di lingkungan jemaat dan munculnya para penipu yang berpura-pura menjadi rasul. Kepalsuan yang akhirnya mereka bongkar. Lama-kelamaan perasaan jengkel itu memuncak, lalu timbul kemarahan dan kebencian di hati mereka, sehingga mereka kehilangan kasih semula

Keadaan itu pun muncul di zaman sekarang

Saat ini pun hal itu bisa terjadi di kalangan orang percaya. Banyak jemaat dan hamba Tuhan yang perbuatannya jahat dan sering melanggar perintah Tuhan tanpa merasa bersalah. Masih berpura-pura menjadi orang suci. Bahkan beberapa tokoh gereja bersikap sebagai rasul palsu dan mengajarkan ajaran palsu
 
Tidak sabar dengan perbuatan jemaat dan rasul palsu itu, timbullah kemarahan dan kebencian dari umat Tuhan yang sungguh-sungguh giat melayani, rela menderita dan menjaga ajaran murni Tuhan.

Tuhan mengambil kaki dian

Namun berhati-hatilah menghadapi situasi seperti itu. Jika kita kehilangan kasih semula, Tuhan akan mengambil kaki dian kita.  "Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat." (Wah 2:5)
   
Kaki dian adalah tempat untuk meletakkan penerang. Jika itu diambil, ruangan akan menjadi gelap. Demikianlah jika kasih kita menghilang, maka hati kita pun akan menjadi gelap. Terang Tuhan tidak bersinar lagi dalam kehidupan kita. Akibatnya kita akan salah melangkah dan bisa tersesat

Ujilah diri kita 

Marilah kita menguji diri kita. Janganlah kejahatan orang lain membuat hati kita kesal, jengkel, dan marah sehingga kita kehilangan kasih. Akibatnya, bukannya kita menasihati dan mendoakan mereka agar sadar dan bertobat, sebaliknya kita membenci dan mengutuk mereka.
   
Jika itu terjadi dalam hidup kita, Tuhan mengingatkan agar segera bertobat dan kembali memiliki kasih itu agar kita tidak kehilangan kasih dan terang Tuhan.

Yohannes Lie, Sumur Batu, Kamis 12 April 2018
GPdI   , Hanura