Minggu, 25 Maret 2018

Segala Lidah Mengaku Yesus Tuhan

 


“Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!" (Flp. 2:9-11)

Yesus disambut penduduk Yerusalem

Minggu ini umat Kristen memasuki masa pra Paskah yaitu minggu menjelang Paskah. Pada hari Paskah Yesus akan mengalami kesengsaraan dan disalibkan. Sebab Yesus adalah Anak Domba Allah yang dikorbankan dan mati untuk menebus dosa manusia dan mendamaikan Allah dengan manusia sehingga mereka yang percaya diselamatkan dari hukuman kekal menuju kebahagiaan kekal di Sorga.
 
Minggu inilah saat-saat Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai muda diiringi muridNya. Dia disambut meriah oleh penduduk Yerusalem yang bersuka cita mengambil daun-daun palem, pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!" (Yoh 12:13) dan juga, "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" (Mat 21:9b) Ada gereja menyebutnya Minggu Palem
 
Penggenapan nubuat nabi Zakaria tentang Yesus yang datang sebagai raja, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zak 9:9)

Merindukan Kerajaan Israel Raya

Mengapa penduduk Yerusalem menyambut Yesus sebagai Raja Israel dari keturunan raja Daud? Perlu diketahui bahwa bangsa Israel amat merindukan datangnya Sang Mesias yang akan menjadi raja Israel, perkasa seperti raja Daud. Pada masa pemerintahan Daud, bangsa Israel meraih puncak kejayaan menjadi bangsa besar yang dihormati dan ditakuti bangsa-bangsa lain. 
 
Namun setelah pemerintahan Salomo, terpecahlah bangsa ini menjadi dua kerajaan, Kerajaan Israel di utara dan Kerajaan Yehuda di selatan. Tapi kedua kerajaan ini tidak pernah menjadi kerajaan besar, sebaliknya seringkali ditindas, dijajah, bahkan ditawan kerajaan lain. Karena itulah bangsa ini ingin memiliki raja perkasa seperti Daud yang akan membuat Kerajaan Israel Raya yang hebat.

Persepsi keliru Israel terhadap Yesus

Dengan persepsi seperti itulah mereka menyambut Yesus. Menyambut Yesus dengan tujuan agar Dia menjadi Raja secara jasmani bukan sebagai Raja secara rohani.
 
Berulang kali bangsa ini berusaha menjadikan Yesus raja untuk membebaskan mereka dari jajahan Romawi. “Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.” (Yoh 6:15) 

Hosana berubah menjadi Salibkan Dia

Namun sungguh tragis mulut yang semula berseru, “Hosana” yang artinya “Mendoakan selamat” beberapa hari kemudian berubah menjadi, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" (Yoh 19:15) 
 
Mereka kecewa karena Yesus yang diharapkan menjadi raja ternyata tidak sesuai keinginan mereka. Yesus tidak melawan saat ditangkap. PengikutNya pun kocar-kacir meninggalkan Dia. Tidak ada kuasa ajaib dari langit yang menolongNya. Mereka meragu-kan pribadi Yesus sebagai Mesias.

Yesus dihina dan diolok-olok

Kemudian Yesus dihina, diolok-olok, ditampar, diludahi, disiksa dengan kejam, dan pada akhirnya disalibkan. “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.” (Yes. 53:3)
 
Namun serangan terhadap Yesus tidak berhenti disitu. Sampai saat ini serangan terhadap Yesus dan pengikutNya terus berlanjut. Semua itu dilakukan oleh mereka yang merasa kecewa sebab Yesus tampil tidak seperti harapan mereka. Mereka ingin Yesus yang hebat yang tidak mati disalib. 
 
Alkitab mulai diutak-atik. Dikatakan Alkitab dan ajaran Yesus dipalsukan. Ada yang menolak keallahan Yesus, menganggap Yesus manusia biasa. Menolak kuasa dan mujizat Yesus. Bahkan ada yang mengatakan Yesus menikah dengan Maria Magdalena. Itu bukan hanya serangan dari non Kristen tapi juga dari mereka yang mengaku diri Kristen.

Serangan dari Teologi Liberal

Teologi liberal adalah teologi yang menolak doktrin Kristen utama. Mereka menyebut diri “Freethinker” pemikir bebas. Mereka tidak mau terikat pengajaran Alkitab dan gereja. Mereka lebih mengandalkan logika dan kemampuan berpikir manusia. Mereka ingin menyelaraskan kekristenan dengan ilmu pengetahuan dan menyebutnya pemikiran modern. 
   
Mereka mengajarkan bahwa 
  • Alkitab tidak diilhamkan Allah, sudah diubah-ubah dan ditambahkan oleh para muridNya, sehingga memiliki kesalahan. 
  • Kelahiran Yesus dari perawan hanyalah mitos
  • Yesus tidak bangkit secara jasmani
  • Yesus hanyalah guru moral bukan Tuhan yang tidak mempunyai kuasa mujizat. 
  • Neraka itu tidak nyata, manusia tidak akan dihukum, tidak perlu korban penebusan oleh Yesus. 
  • Yesus bukan satu-satunya Juru Selamat tapi setara dengan pemimpin agama lain
  • Yesus tidak pernah menyampaikan Amanat Agung
Salah satu penganut ajaran ini adalah dosen teologi di Jakarta yang disertasinya bertema “Menolak Keallahan Yesus” Orang ini giat menyerang pengajaran Kekristenan dan Alkitab. 

Serangan dari berbagai ajaran lain

Ada yang mengajarkan bahwa Yesus tidak disalib melainkan diangkat hidup-hidup naik ke sorga. Ada lagi yang mengajarkan bahwa Yesus disalib, tapi hanya pingsan. Saat berada di dalam makam, Yesus diobati oleh dua orang berpakaian putih. Setelah sembuh Yesus mengungsi ke Pakistan. Salah satu sekte Kristen pun mengajarkan bahwa Yesus adalah malaikat Mikael.
   
Mereka menolak kematian Yesus karena beranggapan bahwa seorang nabi pasti dilindungi Tuhan. Mereka tidak memahami konsep pengorbanan Anak Domba Allah sebagai korban penebus manusia dari dosa mereka.

Para penghujat berguguran

Grup band terkenal tahun 60-an the Beatles sesumbar bahwa The Beatles lebih populer daripada Yesus. Grup band itu lenyap, John Lennon mati terbunuh. Kini banyak pemuda yang tidak kenal the Beatles, namun  nama Yesus tetap dipuja orang.
   
Nikita Kruschev perdana menteri Uni Soviet sesumbar dalam pidatonya di suatu auditorium bahwa saat Komunisme berjaya, Kekristenan akan lenyap. Kini komunisme Rusia hancur, Kekristenan tetap berjaya. Bahkan dari auditorium itu disiarkan pemberitaan Injil ke seluruh Rusia dalam 4 bahasa.
   
Filsuf Perancis Voltaire pada abad 18 di hadapan raja Prusia sesumbar akan mengalahkan Yesus dan 12 muridNya. Dia mengatakan dalam 100 tahun, Alkitab akan musnah diganti 92 buku karyanya. Namun 20 tahun setelah kematiannya, Lembaga Alkitab Jenewa justru membeli rumahnya untuk dijadikan tempat pencetakan Alkitab. Kini Alkitab menjadi buku terlaris di dunia. Buku Voltaire sudah tidak pernah dibaca orang.

Nama Yesus semakin ditinggikan

Nama Yesus amat berkuasa, sebab di dalam Nama Yesus banyak mujizat terjadi, kuasa iblis dihancurkan, jiwa yang sesat bertobat dan diselamatkan, Banyak seniman menggubah lagu pujian bagiNya, Natal merupakan perayaan terbesar di dunia memperingati hari kelahiranNya. Penanggalan Internasional pun mengacu pada tahun kelahiranNya.
 
Mengapa Nama Yesus semakin ditinggikan? Sebab Dia adalah Allah yang turun ke dunia untuk menyatakan kasihNya. Tidak ada nama lain, selain Nama Yesus yang mampu menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan kekal dan membawa mereka masuk dalam Kerajaan Sorga

Yohannes Lie, Rumah Doa Kasih Sejahtera, Minggu 25 Maret 2018