Pertanyaan yang sering muncul
Saat ini umat Kristen sering sekali disebut orang kafir oleh golongan tertentu. Jemaat pun sering bertanya, "Darimanakah munculnya istilah kafir itu? Siapa saja yang disebut kafir menurut Alkitab? Dan apakah orang Kristen itu kafir?"
Istilah kafir muncul pertama kali di dalam Bil 23:9 "Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir"
Pada saat itu, Balak, raja Moab, memerintahkan Bileam, seorang nabi, untuk mengutuk bangsa Israel. Namun Bil 23:9 itu adalah perkataan Bileam untuk bangsa Israel. Dia bukan mengutuk bangsa Israel, sebaliknya Bileam memberkati bangsa ini. Dan menyebut bangsa Israel sebagai bangsa tersendiri yang tidak termasuk bangsa kafir. Dengan kata lain, bangsa yang bukan Israel disebut sebagai bangsa kafir. Itu adalah ungkapan pujian, bukan ungkapan penyerapahan.
Jadi sekali lagi, dikatakan dalam kitab Perjanjian Lama, hanya bangsa Israel yang disebut bukan bangsa kafir. Bangsa-bangsa lainnya adalah bangsa kafir. Termasuk bangsa Indonesia adalah bangsa kafir.
Tunas zaitun liar yang dicangkokkan
Namun sebagian bangsa non Israel sebagai bangsa kafir, kemudian percaya kepada Yesus Kristus. Bangsa ini digambarkan sebagai tunas dari cabang pohon zaitun liar yang dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, yaitu bangsa Israel. "Beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah" (Roma 11:17)
Artinya, umat Kristen yang bukan bangsa Israel tidak lagi disebut kafir. Sehingga orang Kristen seringkali disebut sebagai Israel rohani. Jadi orang Indonesia yang sebelumnya disebut kafir, lalu karena telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka dia telah dicangkokkan ke dalam bangsa Israel. Namun orang Indonesia yang menolak menjadi pengikut Kristus, tetaplah disebut bangsa kafir.
Artinya, umat Kristen yang bukan bangsa Israel tidak lagi disebut kafir. Sehingga orang Kristen seringkali disebut sebagai Israel rohani. Jadi orang Indonesia yang sebelumnya disebut kafir, lalu karena telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, maka dia telah dicangkokkan ke dalam bangsa Israel. Namun orang Indonesia yang menolak menjadi pengikut Kristus, tetaplah disebut bangsa kafir.
Termasuk keturunan Abraham
Melalui iman pada Tuhan Yesus Kristus, umat Kristen yang bukan bangsa Israel, dikategorikan juga termasuk keturunan Abraham berdasarkan Galatia 3:29 "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."
Di dalam Perjanjian Baru, pengertian kafir tidak lagi terpaku pada bangsa non Israel, tapi ditujukan bagi mereka, baik Israel atau non Israel, yang berkelakuan tidak sesuai kebenaran Injil. Jadi jika hidup kita tidak mencerminkan ajaran Kristus, kita termasuk dalam kelompok kafir.
Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Gal 2:14)
Umat Kristen bukanlah kafir
Jadi jelaslah bahwa kita sebagai orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus telah dipindahkan dari bangsa kafir ke bangsa non-kafir. Sebab semua bangsa yang bukan Israel sesungguhnya adalah bangsa kafir. Namun jika bangsa kafir ini menjadi umat Kristen yang percaya kepada Kristus, mereka tidak lagi menjadi bangsa kafir, dan telah menjadi bangsa pilihan Allah karena telah dicangkokkan kepada bangsa Israel.
Apapun kebangsaan kita, kita sudah termasuk keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah dan berkat Abraham. Namun jika perbuatan kita tidak sesuai kebenaran Injil, maka kita akan kembali dikelompokkan sebagai orang kafir. Tuhan memberkati.
Apapun kebangsaan kita, kita sudah termasuk keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah dan berkat Abraham. Namun jika perbuatan kita tidak sesuai kebenaran Injil, maka kita akan kembali dikelompokkan sebagai orang kafir. Tuhan memberkati.
Yohannes Lie, Rabu 4 Januari 2017