Selasa, 07 Desember 2021

Orang Majus Menyembah Yesus

 



“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur” (Mat 2:11) 


Orang Majus dari Timur

Kisah orang Majus ini dimulai dari kedatangan mereka di Yerusalem. Mereka lalu bertanya-tanya, "Dimanakah raja orang Yahudi yang baru lahir itu?" Kalau dipikir-pikir ini suatu peristiwa yang aneh. Mengapa mereka tidak langsung saja ke istana Herodes. Bukankah dia raja orang Yahudi? Tapi malah bertanya pada orang banyak. Bukankah itu akan sia-sia saja? Atau barangkali orang Majus itu berpikir adanya seorang raja lain yang akan memimpin bangsa Israel?

"Kami telah melihat bintangNya di timur dan datang untuk menyembah Dia.", kata mereka. Tentu saja berita itu amat mengejutkan hati raja Herodes. Segera dia mengumpulkan imam kepala dan ahli Taurat. Bertanya pada mereka, dimana Mesias akan lahir. Mungkin dia juga sudah curiga akan lahirnya sang Mesias. Mereka menjawab, "Di Betlehem di tanah Yudea seperti nubuatan para nabi." 

Lalu diam-diam Herodes memanggil orang Majus itu dan bertanya kapan bintang itu nampak. Lalu menyuruh mereka ke Betlehem. Tak lupa dia berpesan, agar nanti saat bertemu dengan Anak Raja yang baru lahir itu, agar mereka memberi tahu kepadanya. Lalu berangkatlah mereka. 

Bintang itu pun terlihat kembali. Bersukacitalah mereka. Kemudian bintang itu berhenti di atas tempat Anak itu. Masuklah mereka dan melihat Anak itu bersama Maria, ibunya. Segera mereka sujud menyembah Anak itu dan mempersembahkan, emas, kemenyan, dan mur. Akhirnya pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain karena mendapat mimpi. 


Pada setiap Natal

Dalam setiap acara Natal, umumnya diperlihatkan bayi Yesus bersama Maria dan Yusuf, dan sekumpulan para gembala yang berada di kandang hewan. Juga ada beberapa hewan di sana. Lalu datang tiga orang Majus kesana. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Hal itu dilakukan dalam satu cerita dan menjadi cerita baku bagi umat Kristen.

Namun perhatikanlah, benarkah kedatangan orang Majus ini saat Yesus lahir di kandang hewan? Sebab ayat itu menjelaskan mereka masuk ke dalam rumah, bukan kandang. Mereka pun melihat Yesus sebagai seorang Anak, bukan lagi bayi. Juga waktu tempuh mereka dari negerinya sampai ke Yerusalem lama sekali, mungkin setahunan lebih. Jadi ada ketidak-tepatan dalam memposisikan kedatangan mereka. Juga pada saat itu, Yesus pun segera dibawa mengungsi oleh kedua orangtuanya ke Mesir. Waktunya cukup lama. Padahal pada hari kedelapan dan waktu pentahirannya, Yesus dibawa ke Yerusalem untuk diserahkan.


Orang Majus menyembah Yesus

Walau demikian, kita saksikan bagaimana orang Majus itu datang dan sujud menyembah Yesus. Itu bentuk pengakuan betapa Yesus adalah seorang raja yang patut disembah. Padahal mereka tidak melihat Yesus lahir di istana raja, tidak ada dayang-dayang cantik, tidak ada yang mengawalnya, dan tidak banyak harta benda bersamaNya. Hanya Maria, ibu Yesus yang hadir pada saat itu. Tapi mereka yakin dimana bintang itu berhenti, disitulah tempat Yesus berada sebagai seorang raja bangsa Yahudi. 

Tidak hanya itu mereka pun mengambil hadiah yang sudah dipersiapkan mereka jauh hari sebelumnya. Apa persembahan mereka? Tentu saja bukan hadiah sepatu, perhiasan yang indah-indah, atau pakaian yang sedang viral waktu itu. Tetapi mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. 


Kenangan saat masih kecil

Waktu kecil saya merasa heran saat mendengar orang Majus mempersembahkan kemenyan dan mur. Bukan emas. Kalau emas saya tidak heran. Sebab emas memang luar biasa mahalnya. Jadi keren kalau dipakai sebagai hadiah. Tapi kemenyan dan mur itu yang membuat saya heran. Kenapa heran? Bagaimana tidak. Setahu saya kemenyan adalah ramuan bagi rokok lintingan. Istilahnya kelembak menyan. Menyan juga dibakar saat orang mengundang setan. Kenapa dipersembahkan untuk Tuhan Yesus? Lebih-lebih lagi mempersembahkan mur. Untuk apa mur itu? Mana bautnya? Itu pikiran saya pada waktu itu.

Ternyata kemenyan itu sebenarnya berharga mahal di Israel. Biasa dipakai untuk membakar dupa bagi Tuhan. Jadi bukan seperti di Indonesia. Juga  mur yang dimaksud adalah persembahan untuk memuji Tuhan. Itu bukan besi ulir kecil, baut dan pasangannya mur. Tetapi getah dari tumbuh-tumbuhan yang harum baunya. Harganya pun mahal.


Penyembahan terhadap Yesus

Kita melihat bagaimana orang Majus dari daerah timur ini telah menundukkan diri kepada Tuhan Yesus, yang dikatakan sebagai Raja Orang Yahudi. Sebetulnya mereka tidak wajib menyembahNya. Buktinya mereka tidak menyembah raja Herodes. Padahal dia adalah raja Israel. 

Namun mereka merasa ada kuasa dari Allah yang membuat mereka menyembah Yesus meskipun masih anak-anak. Ada makna di balik tanda bintang itu. Padahal Yesus belum bicara tentang keAllahanNya. Belum menyatakan mujizatnya secara langsung. Tetapi mereka percaya. Puji Tuhan.


Tuhan Yesus layak disembah

Sesungguhnya Yesus memang layak disembah, tidak hanya setelah dewasa, tapi bahkan ketika masih kanak-kanak. Ketika Dia masih di pangkuan ibuNya. Masih belum dapat berbicara semasa kanak-kanak. Sebab kuasa Allah melingkupi seluruh keberadaanNya. 

Hal itu dikatakan oleh malaikat Gabriel, "Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk. 1:32-33)

Dialah raja bangsa Israel, bahkan raja segala bangsa. Memang dia tidak mau menerima ketika orang Yahudi akan mengangkatnya menjadi raja. (Yoh. 6:15) Tapi Dia adalah Raja bagi seluruh bangsa dan Raja Sorga yang akan menghakimi umat manusia. Dialah yang memiliki Kerajaan Allah, yang menjanjikan tempat yang amat indah bersama kita di sana.


Renungan

Dia pergi untuk kembali lagi dan akan membawa kita ke Sorga yang amat menyenangkan, tanpa air mata dan penderitaan. Dialah Yesus Tuhan yang layak kita sembah. Dialah yang selalu memberkati kita dan menyertai sampai pada kesudahan alam ini.

Selamat hari Natal. Tuhan memberkati. Amin. 

Yohannes Lie, Jumat 19 Nopember 2021
GPdI Eirene, Pdt Jansen Salangka, Selasa 7 Desember 2021