Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” (Luk. 1:38)
Kisah di Nazaret
Pada suatu ketika, Allah memberi perintah kepada malaikat Gabriel untuk berangkat ke Nazaret. “Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.” (Luk. 1:26-27)
Dimanakah Nazaret itu? Nazaret adalah sebuah kota kecil di Israel yang tidak terlalu terkenal pada zaman dahulu. Tetapi kalau saat ini, sudah menjadi besar dan terkenal. Kota ini terletak di sebelah utara Israel. Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani “netzer” yang artinya "Tunas" atau "taruk yang tumbuh". Mungkin pembaca teringat dengan nubuatan nabi Yesaya, “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.” (Yes. 11:1) Itulah nubuatan tentang Yesus sebagai keturunan Isai yang akan dibesarkan di sana.
Siapakah Maria?
Siapakah Maria itu? Maria adalah gadis sederhana yang tidak terkenal. Dia juga bukanlah anak orang terkenal dan tidak suka menonjolkan diri. Maria bersikap seperti umumnya para gadis di Israel. Tidak banyak yang kita ketahui tentang siapa Maria ini. Kita hanya mengetahui bahwa dia mempunyai seorang sanak saudara yang bernama Elisabet, istri dari imam Zakharia. Yang pasti dia adalah seorang amat taat kepada Tuhan.
Maria bertunangan dengan seorang pria bernama Yusuf, keturunan raja Daud. Tetapi Yusuf bukanlah orang kaya atau orang terpandang, dan hidupnya pun sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia bekerja sebagai tukang kayu. Yusuf seorang yang lurus hatinya dan amat bertanggung jawab. Itulah Maria dan Yusuf, tokoh yang besar tapi dari keluarga sederhana.
Gabriel pergi ke Maria
Perintah Tuhan agar malaikat Gabriel pergi ke tempat Maria untuk membawa kabar kesukaan. Ternyata Marialah yang telah dipilih Allah untuk menjadi ibu dari Yesus. Pada saat Maria sedang berada di rumah, datanglah malaikat Gabriel lalu menyapanya. "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Luk. 1:28b)
Tentu saja Maria amat terkejut melihat Gabriel tiba-tiba berdiri di hadapannya dan menyapanya. Maria belum mengenal Gabriel. Ia juga heran mengapa sebuah salam disampaikan kepadanya? Karunia apa yang telah diterimanya? Apakah dia telah berbuat sesuatu untuk Tuhan? Ah, rasanya dia tidak melakukan sesuatu yang luar biasa. Ia bertanya-tanya dalam hatinya. Tetapi Maria pun tetap diam.
Lalu malaikat itu berkata kembali padanya, "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” (Luk. 1:30) Dilanjutkan dengan penjelasan, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Luk. 1:31) Wah, dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki? Bukankah dia belum menikah, walaupun sudah bertunangan? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?
Malaikat Gabriel pun menambahkan, “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Luk. 1:32-33) Inilah suatu nubuatan akan lahirnya sang Mesias yang juga sebagai anak Allah Yang Mahatinggi, dan juga akan menjadi seorang raja kekal.
Maria bertanya
Lalu Maria pun berkata kepada malaikat itu, "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Luk. 1:34) Ini suatu pertanyaan logis. Dia baru bertunangan dengan Yusuf. Hubungan mereka pun baik-baik saja. Entah apa yang akan dipikirkan oleh Yusuf bila tiba-tiba menyaksikannya hamil? Akankah Yusuf meninggalkan dia?
Juga pada waktu itu seorang perawan, tiba-tiba hamil, bukankah akan menimbulkan aib luar biasa? Dia tentu akan dihukum mati dengan dirajam oleh bangsa Yahudi yang terkenal amat fanatik itu. Suatu hukuman yang amat mengerikan.
Gabriel menjawab
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Luk. 1:35)
Mendengar ucapan malaikat itu maka hatinya pun tenang. Tidak timbul pikiran macam-macam. Dia percaya dan patuh semuanya kepada Tuhan Allahnya. Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk. 1:38)
Yusuf menerima Maria
Ternyata kekuatiran Maria sebelumnya pun tidak terjadi. Yusuf memang mula-mula ingin menceraikannya secara diam-diam. Tapi melalui mimpi seorang malaikat berkata padanya agar dia jangan takut mengambil Maria menjadi istrinya. Sebab Anak yang dikandungnya itu berasal dari Roh Kudus. Ketika Yusuf bangun dari tidurnya, diambilnya Maria menjadi istrinya. Dia tidak berhubungan dengannya sampai dia melahirkan anak laki-laki yang dinamakan Yesus.
Yesus lahir di Betlehem
Ketika Yusuf dan Maria sampai di Betlehem, tibalah saat Maria hendak melahirkan Yesus. Karena tidak mendapat tempat di penginapan, Yesus pun lahir di kandang binatang. Dia dibungkus dengan kain lampin dan diletakkan di palungan. Lahirlah Yesus Sang Penebus dan Tuhan di sebuah kandang binatang.
Tetapi justru hal itulah yang seharusnya menjadi teladan bagi kita saat merayakan hari kelahiranNya. Kesederhanaannya amat menyentuh hati kita. Dan Maria yang menjadi Bunda dari Yesus, yang akan menjadi Raja bangsa Israel, harus melihat hal itu tanpa pujian dan kehormatan manusia. Bahkan dia akan menyaksikan bagaimana perbuatan Yesus yang tidak bersedia menjadi Raja duniawi ini, tetapi Dia telah menjadi Raja Sorgawi. Yusuf pun sebagai pasangan hidup Maria dengan rela menjaga Yesus sepanjang masa kecilnya. Demikianlah kisah yang sungguh-sungguh terjadi ini, semoga bisa menjadi teladan bagi kita. Selamat hari Natal 25 Desember. Amin.
Yohannes Lie, Sabtu 21 Desember 2019
GPdI Pangkalan Makmur, Pdt Welly Mokoago, Jumat 3 Desember 2021