Jumat, 13 Januari 2017

Apakah Simson Bunuh Diri?

 filistin


Simson Hakim Bangsa Israel


Simson adalah hakim bangsa Israel yang terkenal amat kuat karena karunia Allah. Dia bertugas melindungi bangsa Israel dari penindasan bangsa Filistin. Ada banyak orang Filistin yang mati pada zamannya. Hanya saja kelemahannya, atau mungkin justru kekuatan yang diberikan Tuhan, adalah dia selalu mencintai wanita Filistin. Dia tidak tertarik dengan wanita sebangsanya. Sehingga akhirnya tertawan karena nafsunya itu.

Salah satunya adalah kekasih Simson yaitu Delilah. Dia amat tergiur oleh kecantikan Delilah, wanita Filistin, musuh bangsanya. Mula-mula ketika dirayu Delilah, sampai tiga kali Simson tidak membuka rahasia kekuatannya. Tapi pada rayuan berikutnya, dia membuka rahasia kekuatannya. Rahasianya adalah rambutnya tidak pernah dipotong dari sejak lahir.

Kemudian saat rahasia itu diberitakan, dan rambutnya segera dipotong, maka hilanglah kekuatannya sehingga dapat ditangkap dan menjadi tawanan bangsa Filistin. Bahkan kedua matanya pun dicungkil sehingga buta dan dirinya pun diikat tak berdaya. Dia ditawan di Gaza oleh bangsa Filistin dan dijadikan sebagai penggiling

Dijadikan ejekan Filistin

Suatu hari diadakan pemujaan dewa Dagon oleh para raja-raja kota orang Filistin dan juga untuk bersukaria. Ketika sedang bergembira, mereka memanggil Simson dari penjara. Untuk apa? Simson dipanggil untuk melawak di depan mereka. Itu adalah suatu hinaan luar biasa.

Para penguasa Filistin dan penonton yang berkumpul di gedung itu ada sekitar tiga ribu orang laki-laki dan perempuan. Mereka bersorak-sorai memuja dewa mereka dan mengejek Samson yang sedang menjadi pelawak. Pada waktu itu Simson berdiri di antara tiang gedung itu.

Berserulah Simson pada TUHAN

Hak. 16:28, Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin."

Hak. 16:29, Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya.

Hak. 16:30, Berkatalah Simson: "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini." Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.

Apakah Simson bunuh diri?

Matilah Simson bersama-sama dengan ratusan penduduk Filistin. Lalu saat ini muncullah pertanyaan. Apakah Simson bunuh diri dengan bertindak demikian? Bukankah Simson menyadari bahwa bila dia merobohkan gedung itu, dia pasti akan mati?

Hak. 16:30a tertulis, Berkatalah Simson, "Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini." Jelas sekali Simson tahu bahwa dia akan mati bila dia merobohkan gedung itu, tetapi dia tetap melakukannya. Jadi sekali lagi pertanyaannya adalah, "Apakah Simson bunuh diri dengan cara demikian?"

Untuk menjawabnya pertanyaan ini tentu saja cukup sulit. Sebab Simson berkata bahwa hanya dengan satu pembalasan saja dia dapat membalas atas kehilangan kedua matanya. Jadi Simson hanya ingin membalaskan kehilangan kedua matanya, bukan atas perbuatan bangsa Filistin pada bangsa Israel. Tidak terlihat sikap kepahlawanan Simson disini.

Tetapi kalau kita melihat segala sepak terjang Simson, terlihat bahwa memang Allah sengaja membuatnya itu sebetulnya untuk bangsa Israel. Dia seolah-olah melakukannya untuk pribadi, tapi sebenarnya Allah telah menetapkan bahwa itu semua adalah untuk bangsa Israel.

Hak. 13:5, "Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin." Jadi walaupun sepertinya untuk kepentingan diri sendiri, tapi oleh Allah diubahkan menjadi kepentingan bangsa Israel.

Analogi seorang tentara

Untuk itu mari kita melihat analoginya. Sepasukan tentara melarikan diri karena dikejar lawannya yang berjumlah lebih banyak, Apabila terkejar, pasukan itu pasti akan dibantai habis oleh musuhnya. Lalu ada seorang tentara yang rela bertahan dan siap mati untuk menghambat musuh karena dia ingin membalas dendam pribadinya.
   
Ketika tentara yang bertahan tadi akhirnya tewas terbunuh, teman-temannya pun berhasil lolos dari kejaran musuh. Apakah tentara itu bunuh diri atau mengorbankan diri? Tentu kita sepakat bahwa tentara itu tidak bunuh diri melainkan mengorbankan dirinya demi menolong teman-temannya. Sebab walaupun dia ingin membalas dendam pribadinya tetapi dia telah menyelamatkan teman-temannya

Simson mengorbankan diri

Demikian pula halnya Simson. Tindakan itu walau pun nampaknya seolah-olah bunuh diri, tetapi dalam kenyataan itu bukanlah bunuh diri. Karena Simson berjuang untuk menolong sesama bangsa Israel, demi melindunginya dari penindasan bangsa Filistin dengan membunuh sebanyak mungkin musuh Israel.

Jadi Simson bukan mati bunuh diri, tapi mengorbankan diri demi melindungi bangsanya. Karena itu marilah kita tidak menghakimi dirinya, tetapi justru menghargai pengorbanannya. Amin.

Yohannes Lie, Jumat 13 Januari 2017