Jumat, 15 November 2024

Melayani Pekerjaan Tuhan

 


"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efe. 2:10)


Bukti mengasihi Allah dan sesama

Melayani pekerjaan Tuhan itu karunia Tuhan yang amat berharga karena kesempatan untuk menerapkan ajaran kasih Yesus, mengasihi Allah dan sesama.

Misalnya saat seseorang rela memberitakan Injil, berarti dia mengasihi Tuhan. Mengapa? Karena memberitakan Injil itu tidak mudah. Banyak hambatan dan tantangan. Namun dia tetap setia melakukan kehendak Tuhan. Disamping itu, dia juga mengasih sesama karena merindukan keselamatan orang lain. 

Saat seseorang melayani doa syafaat, berarti dia menaati Firman Tuhan. “Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,” (1 Tim 2:1b). Dan juga mengasihi sesama karena memohonkan damai sejahtera bagi umat manusia.


Tugas semua orang percaya

Namun saat diminta melayani pekerjaan Tuhan, terkadang ada yang menjawab, "Maaf, jangan saya. Saya tidak sempat. Bukankah itu tugas pendeta?" Benarkah itu hanya tugas pendeta?

Ayat pokok di atas menjelaskan bahwa sebagai orang percaya, kita diciptakan Allah di dalam Yesus untuk melakukan perbuatan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Jadi Allah mempunyai tujuan saat menyelamatkan kita agar hidup dalam pelayanan itu.


Jangan hanya memikirkan diri sendiri

Jadi sebagai orang yang telah diselamatkan Tuhan, janganlah kita hanya memikirkan diri sendiri saja. Jangan hanya menikmati kasih karunia Tuhan tanpa mau berbagi dengan orang lain. 

Janganlah kita menerima keselamatan, tapi tidak mau berbagi keselamatan dengan orang lain. Kita diberkati secara materi oleh Tuhan, tapi tidak mau berbagi untuk pelayanan pekerjaan Tuhan.


Kawan sekerja Allah

Tuhan menghendaki kita turut berperan aktif dalam misi penyelamatan manusia yang terhilang. Kitalah kawan sekerja Allah, “Karena kami adalah kawan sekerja Allah” (1 Kor 3:9a)

Pelayanan yang Tuhan berikan pada kita bukan untuk membebani kita, tapi merupakan karunia berharga yang harus disyukuri. Mengapa? Karena Tuhan mempercayai kita melakukan pekerjaanNya. Hargailah tugas mulia yang Tuhan berikan pada kita dengan melakukannya secara sungguh-sungguh.


Banyak hambatan dan masalah

Namun, dalam melaksanakan pelayanan, tidak sedikit hambatan yang harus dialami. Melayani perlu waktu, tenaga, pikiran, dan dana yang tidak sedikit. 

Terkadang sudah berusaha sekuat tenaga, melayani, hasilnya tidak sesuai keinginan kita. Bukan dihargai, kita malah dicemooh. Hambatan bukan hanya dari luar tapi juga bisa dari dalam sendiri. 

Keadaan itu terkadang membuat seorang pelayan Tuhan putus asa dan merasa gagal. Akhirnya menyerah dan mundur dari pelayanan. Jika ini yang terjadi, tentu saja amat disayangkan. 

Ingat, kita bukanlah umat pecundang, tapi umat pemenang. Karena itu jangan pernah menyerah menghadapi hambatan. Anggaplah itu ujian yang membuat kita semakin kuat di dalam Tuhan.


Keberhasilan harus melalui proses

Keberhasilan tentu saja tidak datang dengan mudah dan instan. Ada proses dan tahapan yang harus dilalui oleh seorang pelayan Tuhan. Dan itu harus dilalui dengan hati penuh sukacita dan penuh kerelaan. Sebagai pelayan Tuhan, kita harus siap membayar harga.  


Bagaimana agar mampu bertahan?

Bagaimana agar bertahan dalam pelayanan pekerjaan Tuhan? Ada banyak hal yang harus dilakukan, antara lain adalah

a. Bergaul erat dengan Tuhan: Kita melayani pekerjaan Tuhan, jadi harus selalu berkomunikasi denganNya melalui doa dan membaca Firman Tuhan dalam pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian kita akan semakin memahami kehendak Allah, iman kita semakin kuat, dan damai sejahtera Allah selalu melingkupi kita

b. Bekerjasama dengan rekan sekerja: Dalam melayani pekerjaan Tuhan diperlukan rekan sekerja yang memiliki visi sama. Harus saling mendukung, saling menguatkan, dan saling berbagi. Rekan sekerja bisa menambah semangat dan sukacita dalam pelayanan

c. Memiliki motivasi kasih: Motivasi pelayanan yang paling kuat adalah kasih. Sebelum menyerahkan tugas penggembalaan pada Petrus, Yesus pun bertanya apakah Petrus mengasih Dia (Yoh. 21:15) 

d. Berketetapan hati: Pelayanan memerlukan ketetapan hati atau komitmen. Pelayanan bukanlah pekerjaan asal-asalan.Pelayanan adalah pekerjaan Allah yang harus dilakukan serius. 

e. Rendah hati. Pelayan Tuhan harus rendah hati, siap dididik, dan dikoreksi, dan mau terus menerus mengembangkan diri. Tidak merasa diri paling penting, paling benar, dan paling hebat. Tidak merendahkan pelayanan orang lain. 

f. Bersukacita: Melayani jangan dengan berat hati, bersungut-sungut, atau mudah tersinggung, tapi harus dengan bersukacita penuh keceriahan.


Hidup adalah kesempatan

Hidup manusia itu terbatas, kesempatan untuk melayani pun terbatas. Jangan menunggu waktu yang baik untuk melayani. Karena kesempatan tidak selalu ada. Jika terlewatkan tidak akan kembali lagi. 

Ada yang ingin melayani tunggu saat tua, ternyata belum sempat melayani sudah terbaring tanpa daya. Manusia tidak tahu kapan saat kembali menghadap Tuhan. 

Kalau kita sudah melayani, maka saat Tuhan memanggil kita, kita pun tidak menyesal karena sudah melayani Dia dengan sungguh-sungguh.


Jerih payah kita tidak sia-sia

Alangkah berbahagianya kita, bila saat menghadap Tuhan, Dia berkata pada kita, “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:23)

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor 15:58)

Yohannes Lie, Jumat 15 Nop 2024